Pengguna Transaksi Digital di Indonesia Tembus 65 Persen 

Termasuk e-commerce payment dari UMKM

Palembang, IDN Times - Transaksi digital yang membawa kemudahan dan efisiensi pembayaran di tengah pandemik COVID-19 ternyata berjalan cukup maksimal. Terbukti dari data tercatat, penggunan digital payment atau transaksi digital di Indonesia mencapai 65 persen dari jumlah masyarakat di Tanah Air.

"Transaksi digital sebagai adopsi teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, karena rata-rata pengguna digital customer naik 5,7 persen per bulan," ujar Ekonom Senior Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (DKSP BI), Ronggo Gundala dalam Webinar Cashless Society, Senin (30/11/2020).

1. Ada 5,3 juta merchat gunakan sistem cashless

Pengguna Transaksi Digital di Indonesia Tembus 65 Persen Webdinar Cashless Society, Senin (30/11/2020) IDN Times/Dok. Feny Maulia Agustin

Ia mengatakan, peningkatan pengguna cashless juga merujuk terhadap transaksi e-commerce dari pelaku dan pedagang usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui beragam platform, termasuk pemakaian sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Bank Indonesia.

"Pengguna cashlees dominan justru dari merchant pelaku bisinis, ada 5,3 juta merchant di Indonesia menerapkan non tunai dan 4,5 juta di antaranya merupakan industri UMKM," kata dia.

Baca Juga: BI Sumsel: Cashless Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Hingga 10 Persen

2. LinkAja punya 50 juta pengguna transaksi digital

Pengguna Transaksi Digital di Indonesia Tembus 65 Persen Ilustrasi Cashless (IDN Times/Arief Rahmat)

Area Bussines Expansin Manager PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja), Abdullah Sanni menambahkan, sistem cashless menjadi jawaban bertransaksi aman dan produktif sebagai bentuk dorongan inkluitas perkembangan ekonomi di Indonesia.

"Khusus linkaja, kami memiliki 50 juta pengguna di Indonesia dan 1,2 juta merchant di antaranya bekerja sama menggunanakan QRIS. Kami telah menyediakan fasilitas essensial needs atau kebutuhan dasar untuk membentuk ekosistem pembayaran non tunai," tambahnya.

3. Mitra QRIS di pasar tradisional capai 80 persen

Pengguna Transaksi Digital di Indonesia Tembus 65 Persen Webdinar Cashless Society, Senin (30/11/2020) IDN Times/Dok. Feny Maulia Agustin

Menurut Sanni, ekosistem pembayaran secara cashless dari LinkAja turut mendorong transaksi dalam sistem tagihan dan membentuk enam lembaga penyediaan barcode untuk kemudahan pengguna.

Yakni melibatkan intitusi pendidikan, fasilitas umum seperti di LRT, Damri, dan penyediaan pembayaran di tempat publik. Contohnya bayar parkir di mal.

"Bahkan pengguna transaksi digital memakai QRIS LinkAja adalah dari mitra di pasar tradisional mencapai 80 persen, sisanya tersedia di apotek maupun rumah sakit," jelas dia.

4. Transaksi digital per Agustus 2020 di Indonesia tembus Rp144,64 triliun

Pengguna Transaksi Digital di Indonesia Tembus 65 Persen Webdinar Cashless Society, Senin (30/11/2020) IDN Times/Dok. Feny Maulia Agustin

Kepala Grup Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran (DPSP) Bank Indonesia, Rahmad Hernowo melanjutkan, kondisi pandemik COVID-19 membuat volume transaksi digital meningkat drastis meski transaksi dari sektor retail mengalami penurunan.

"Hal ini dipengaruhi penggunaan sistem cashless atau non tunai merupakan usia produktif dan paham teknologi. Secara keseluruhan, 66 persen pengguna digitalisasi adalah millennial dan dewasa," terangnya.

Peningkatan transaksi digital dinilai naik drastis sesuai data yang tercatat. Yakni jumlah uang dari transaksi cashless pada 2017 hanya Rp16,54 triliun, tahun 2018 naik menjadi Rp33,67 triliun, kemudian 2019 melonjak hingga Rp145,17 trilun.

"Terakhir per Agustus 2020 transaksi digital mencapai Rp144,64 triliun," tandas dia.

Baca Juga: 6 Tips Bijak untuk Cashless Generation, Biar Gak Boros!

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya