Nilai Tukar Petani Hortikultura di Sumsel Turun 4,12 Persen
Intinya Sih...
- NTP Juli 2024 naik 1,45 persen secara keseluruhan, namun subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 4,12 persen.
- Defisit NTP hortikultura dipengaruhi oleh kenaikan harga produksi yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsi.
- Kenaikan NTP didorong oleh kenaikan NTP tanaman pangan sebesar 2,52 persen serta peningkatan nilai tukar untuk petani sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan budaya.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) merilis pergerakan Nilai Tukar Petani atau NTP sepanjang Juli 2024 dan berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), nilai tukar petani subsektor hortikultura menurun di angka 4,12 persen.
"Penurunan NTP ini artinya petani petani mengalami defisit," ujar Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Rabu (7/8/2024).
1. Penurunan NTP hortikultura akibat tren cuaca
Defisit NTP subsektor tanaman hortikultura di Sumsel juga berpengaruh dari kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya atau hasil panen komoditas berlimpah dan tak seimbang dengan kenaikan permintaan produk di pasaran.
"Secara umum NTP naik 1,45 persen di Juli 2024, namun memang subsektor hortikultura mengalami penurunan dipengaruhi tren cuaca," kata dia.
2. Persentase NTP jadi penentu kesejahteraan petani di daerah
Catatan BPS untuk nilai tukar petani menyeluruh naik senilai 124,18 pada Juli 2024 dengan perbandingan nilai bulan Juni di angka 112,40. Kenaikan NTP secara umum didorong kenaikan NTP tanaman pangan 2,52 persen.
Serta adanya peningkatan nilai tukar untuk petani sektor perkebunan 1,47 persen, perikanan 0,23 persen dan perikanan budaya di angka 0,91 persen. Kenaikan NTP ini sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan petani.
Wahyu menjelaskan, "Apabila nilai tukar petani rendah maka petani tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dab sebaliknya jika NTP meningkat menunjukkan kesejahteraan terhadap petani".
3. Penurunan NTP holtikultura juga dipengaruhi hasil panen komoditas melimpah
Kondisi penurunan NTP hortikultura lebih rendah dari subsektor perkebunan dipengaruhi hasil panen melimpah dari sejumlah komoditas buah-buahan dan sayuran. Salah satu komoditas yang defisit NTP adalah tomat, karena harga jual di pasar juga turun.
"Nilai tukar menurun ini jadi takaran kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga," timpal dia.