Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBM

Bambang Haryo bantah harga BBM di Indonesia yang termurah

Palembang, IDN Times - Menteri BUMN Erick Thohir dan Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, sempat menyatakan agar masyarakat tak membandingkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertamina milik Indonesia dengan Petronas milik Malaysia.

Sebelumnya, polemik perbandingan harga tersebut timbul karena Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyampaikan pernyataan di media kalau subsidi Pertronas jauh lebih besar dibanding Pertamina.

Menanggapi persoalan itu, Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono pun meminta agar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) fokus dan mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut.

Baca Juga: Anggaran Subsidi Bisa Lebih Besar, Harga BBM Tahun Depan Gak Naik?

1. Menteri BUMN tidak memonitor pernyataan dari Pertamina

Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBMIlustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Bambang berupaya membuktikan pernyataan Dirut Pertamina terkait harga subisidi BBM dengan berkunjung ke Malaysia langsung. Terungkap fakta bahwa harga BBM di Malaysia jauh lebih murah dan subsidinya lebih kecil dari Pertamina.

"Rupanya Menteri BUMN terlalu sibuk di luar BUMN sehingga tidak memonitor apa yang dikomentari Dirut Pertamina di media," ujarnya, Rabu (10/8/2022).

Baca Juga: Subsidi BBM Rp502 Triliun, Jokowi: Negara Manapun Tidak akan Kuat 

2. Harga Gasoline Oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak jauh lebih rendah

Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBMSPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Menurut Bambang, Petronas masih sama dengan Pertamina yang menggantungkan BBM impor dari Saudi Arabia, Brazil, Australia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab (UAE). Sehingga pernyataan Menteri BUMN soal petronas memproduksi minyak mandiri kata Bambang tidak berdasarkan kajian tepat.

"Perlu diketahui sebagian besar harga Gasoline Oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak dunia jauh lebih kecil dari harga Gasoline Oktan 95 di Indonesia. Misalnya urutan pertama Venezuela harga 0,022 Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp299, dengan jumlah penduduk 28 juta," jelasnya.

Kemudian urutan kedua Libia seharga 0.031 Dollar Amerika Serikat setara dengan Rp463, selanjutnya urutan ketiga di Iran 0,053 Dollar Amerika Serikat setara dengan Rp792, dan urutan kesembilan baru Malaysia dengan 0,46 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp6.881. Terakhir Irak sebagai urutan 10 dengan harga 0,51 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp7.690.

3. Indonesia penghasil minyak terbesar di Asia Tenggara dengan harga subsidi BBM mahal

Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBMKantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Bambang menuturkan, banyak negara bukan penghasil minyak menjual BBM subsidi lebih murah ketimbang Indonesia. Misalnya urutan ke 36 ada Taiwan dengan 1,028 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp15.378, urutan 37 Burma senilai 1,039 Dollar Amerika Serikat setara dengan Rp15.540, urutan 40 Maldive 1,071 Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp16.022, kemudian urutan 45 Vietnam senilai 1,121 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp16.770.

"Baru di urutan 50 adalah Indonesia senilai 1,167 Dollar Amerika Serikat setara dengan Rp17.540. Berarti ada 49 negara yang menjual bahan bakar Oktan 95 lebih murah dari Indonesia. Data ini berasal dari globalpetrolprices.com," tutur dia.

4. Pemerintah diminta menerapkan tarif harga BBM yang realistis sesuai harga beli impor

Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBMPegawai SPBU Pertamina. (Dok. Pertamina)

Staf Khusus Menteri BUMN kata Bambang, sempat mengatakan jika harga BBM di Malaysia lebih murah dari Indonesia karena jumlah penduduknya lebih sedikit. Hal itu bagi Bambang tidak berdasarkan kajian dan data yang sebenarnya.

"Misal Singapura yang mempunyai penduduk 5,6 juta jauh lebih kecil dari penduduk Indonesia maupun penduduk Malaysia yang jumlahnya 33,37 juta. Harga BBM Singapura Oktan 95 adalah 2,022 Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp30.200, yang tentu jauh lebih mahal dari harga di Indonesia maupun di Malaysia," jelas dia.

Bambang menegaskan, tingginya harga BBM di suatu negara tak ada korelasi  dengan jumlah penduduk, kecuali berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat di negara tersebut. Walau harga BBM di Singapura nilainya dua kali lipat lebih tinggi dari Indonesia, tetapi pendapatan warganya mencapai 5.000 Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp53 juta.

"Sedangkan di Indonesia UMR berkisar Rp2-Rp4,7 dan bahkan masih ada wilayah yang mempunyai UMR di bawah Rp2 juta. Maka pemerintah Indonesia seharusnya menerapkan tarif harga BBM yang realistis sesuai dengan harga beli impor atau kemampuan daya beli masyarakat Indonesia," tandas dia.

Baca Juga: Kuota BBM Subsidi Menipis, Terancam Jebol Jika Tak Diatur

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya