Lebih Kalem! Ini Cara Bikin Kain Jumputan Palembang dari Pewarna Alami

Berasal dari tumbuhan secang, gambir, mahoni dan kayu-kayuan

Palembang, IDN Times - Biasanya proses pewarnaan pada motif dasar kain yang dilakukan para pembuat kain jumputan Palembang, selalu memakai pewarnaan tekstil. Nah, bagaimana bila kain yang kerap disebut kain pelangi itu di proses menggunakan bahan pewarna alami go green?

Kali ini IDN Times akan mengajak kamu untuk melihat proses pembuatan kain jumputan ala Owner Galeri Wong Kito Anggi Fitrilia, yang berada di Jalan Srijaya Negara, Lorong Setiawan nomor 404, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, yang memakai pewarna alami yang berasal dari tumbuhan secang, gambir, mahoni dan kayu-kayuan.

1. Lima teknik pembuatan kain jumputan berbahan pewarna alami dari tumbuhan

Lebih Kalem! Ini Cara Bikin Kain Jumputan Palembang dari Pewarna AlamiIlustrasi pembuatan kain jumputan Palembang berbahan pewarna alami dari tumbuhan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Anggi mengatakan, untuk membuat kain jumputan dengan pewarna alami, biasa menggunakan zat warna dari tumbuhan serat-serat pohon, dan larutan dari serbuk kayu-kayuan. Untuk proses pembuatan kain jumputan, harus melalui lima tahapan.

"Mulai dari pembuatan motif, proses mordan kain, proses pembuatan jumputan, proses pembuatan zat warna alam pada tumbuhan dan proses pewarnaan jumputan," kata dia.

Kemudian hal terpenting, dalam membuat kain jumputan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan.

"Siapin dulu alat seperti pensil, cutter, jarum kasur, paku payung, pendedel dan lainnya, serta menyediakan bahan meliputi karton padi/ karpet (untuk pembuatan motif), hingga bahan pewarna (gambir, secang, tingi, tegaran, indigo) yang nantinya difiksasi dengan tawas, kapur dan tunjung," sambung Anggi.

2. Pewarna alami kain jumputan bisa menghasilkan warna yang berbeda

Lebih Kalem! Ini Cara Bikin Kain Jumputan Palembang dari Pewarna AlamiIlustrasi pewarnaan bahan alami di kain jumputan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dalam pembuatan motif kain jumputan dengan mencetak gambar, ternyata harus melalui tahapan melukis pola-pola dan proses ikat-jahit. "Pembuatan motif harus benar-benar di perhatikan, biasanya yang dilukis motif lupis, titik tujuh, sumping, gelombang dan banyak lagi sesuai permintaan," kata dia.

Kemudian untuk proses pewarnaan kain jumputan, Anggi melakukan pencelupan pada motif secara manual. Karena semakin sering dicelupkan, warna bahan alami makin bagus. Paling tidak butuh 10 hingga 20 kali pencelupan agar hasilnya bagus. Makanya, untuk menyelesaikan satu kain jumputan bisa satu minggu. 

Bahan alami yang digunakan bisa menghasilkan warna-warna berbeda, misal gambir jadi warna hitam, orange, hijau, lumut dan kuning. Jika menggunakan tegaran, bisa menghasilkan warna kuning dan cokelat.

"Kalau dari serbuk mahoni menghasilkan warna cokelat muda dan cream. Sedangkan serat secang menghasilkan warna pink, ungu dan peach. Ada lagi warna dari fermentasi daun indigo vera yang menjadi warna biru dan hijau," terang dia.

3. Pemakaian warna alami pada kain jumputan terlihat lebih natural dan menimbulkan efek kalem

Lebih Kalem! Ini Cara Bikin Kain Jumputan Palembang dari Pewarna AlamiIlustrasi warna bahan alami dari kain jumputan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Anggi mengungkapkan, pembuatan kain jumputan yang diproduksinya sama seperti teknik pembuatan kain jumputan pada umumnya. Hanya saja, kain jumputan Galeri Wong Kito berbeda dari bahan dasar pewarnaan kain.

"Cuma kita pakai pewarna alami. Sempat dulu pake warna tekstil tapi beralih ke pewarna alami. Karena, ternyata larutan dengan pewarna tumbuhan ini menciptakan warna natural dan lebih berwarna kalem tidak terlalu mencolok," ungkap dia.

Baca Juga: Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga Arab

4. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan dengan pewarna alami

Lebih Kalem! Ini Cara Bikin Kain Jumputan Palembang dari Pewarna AlamiProses pembuatan kain jumputan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Alat: 
1. Pensil 2. Mistar 3. Cutter 4. Jarum Kasur 5. Paku Payung 6. Pendedel 7. Sarung Tangan 8. Baskom Besar 9. Baskom kecil (ember) 10. Jemiuran 11 .Triplek 

Bahan: 1. Karton Padi/ Karpet (untuk pembuatan motif) 2. Bahan Kain (Viskos) 3. Tali Rapia 4. Bahan Pewarna  (gambir, secang, tingi, tegaran, indigo) 5. Fiksasi (tawas, kapur dan tunjung) 

1. Proses Pembuatan Motif: 

- Pilih Gambar yang akan dilukis untuk menjadi motif pada kain

- Ukur dan Potong karton Padi (karpet) sesuai dengan ukuran gambar motif yang diinginkan 

- Jeplak Gambar dan pmdahkan pada kain padi (karpet) 

- Kemudian dilubangi gambar tersebut dengan menggunakan cutter agar dapat menjeplakan motif pada kain yang akan diproses menjadi jumputan 

- Motif gambar yang dinginkan selesai siap untuk dijadikan contoh motif 

2. Proses Mordan Kain : 

- Kain dicuci dengan TRO (detergen bubuk) dicuci, dibilas dan tiriskan 

- Kemudian panaskan 3 liter air setelah uap mengepul masukkan 3 sdm bubuk tawas dan soda ash 1/4 sdm hingga mendidih 

- Kemudian masukkan hingga terendam dan rebus hingga 1 Jam, kemudian diamkan 12-24 Jam.

- Setelah itu bilas dengan TRO (detergen bubuk) dan air bersih dan keringkan dengan dijemur.


3. Proses Pembuatan Jumputan:

- Bahan di letakkan pada triplek dan sisi ujungnya direkatkan dengan paku payung agar tidak bergeser ketika motif dilukis (dijiplak) 

- Lukis motif berdasarkan gambar yang diinginkan

- Setelah itu dijelujur dengan menggunakan tali rapiah yang dibelah menjadi gulungan kecil agar muat pada jarum (tali dipastikan tidak putus ketika dijelujur dan panjang disesuaikan agar tidak ada sambungan ditengah ketika menjumput) 

- Setelah semua motif gambar dijelujur kemudian dilanjutkan dengan menjumputnya satu-satu sampai selesai 5. Kaon selesai dijumput dan siap untuk diwarnai pewarna alam 

4. Proses Pembuatan zat warna alam pada tumbuhan: 

- Tanaman zat penghasil warna dicuci (jika dalam keadaan kurang bersih) 

- Untuk tanaman zat warna (secang, tingi, ketapang, jengkol, jelawe, tegaran dll) dengan perbandingan 1 kg direbus dengan 6 liter air dan disusutkan menjadi 3 liter agar warna lebih kental dan pekat 

- Setelah itu dinginkan dan masukkan kedalam wadah (drigen) 

- Zat warna siap digunakan

5. Proses Pewarnaan Jumputan: 

- Kain yang telah selesai di jumput kita rendamkan sambil dipijat-pijat agar Serat kain menyerap dengan zat pewarna

- Setelah itu ditiriskan sampai air tidak menetes, kemudoan dicelupkan lagi beberapa kali sesuai warna yang kita iginkan (semakin sering dicelup maka warna semakin pekat) 

- Kemudian difikasi dengan tawas, kapurdan tunjung (Pilih salah satu) untuk mengunci warna yang dihasilkan oleh zat warna alam tersebut 

- Memberikan fiksasi dengan tunjung akan memberikan efek warna gelap, sedangkan tawas dan kapur memberikan efek warna natural.

Misal Pewarnaan dengan tanaman zat warna 

Secang : Tunjung ---------Ungu 

Tawas ----------Pink Muda 

Kapur ----------Pink fanta

Gambir: Tunjung ----------Kehijauan, abu-abu, Hitam 

Tawas --------Kuning muda 

Kapur ---------Kuning Gading, Orange, Coklat 

- Setelah di fiksasi dan warna sesuai dijemur sampai dengan cara diangin-anginkan 

- Untuk memberikan efek beberapa warna salah satu sisi kain kita bungkusdan dilanjutkan dengan pewarnaan kembali 

- Setelah kering Jumputan dibuka dengan menggunakan Pendedel secara perlahan agar kain tidak robek 

- Setelah semua dibuka jumputannya dan motifpun terlihat kita lanjutkan dengan pencucian kain jumputan tersebut sampai wama air cucian menjadi jernih. 

- Kain Jumputan dianginkan sampai kering, kemudian difinishing dan kain siap untuk dijual

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya