Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Ayam di Palembang Anjlok, Faktor Stok dari Peternak Melimpah

Pasar tradisional di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Intinya sih...
  • Harga ayam potong di Palembang turun drastis menjadi Rp25 ribu per kilogram, sementara ayam hidup hanya Rp18 ribu.
  • Penurunan harga disebabkan oleh stok peternak yang melimpah dan keterlambatan penjualan stok ayam ras pada momen libur Lebaran.
  • Kondisi serupa juga terjadi di berbagai daerah, dipengaruhi oleh faktor daya beli masyarakat dan biaya operasional pedagang.

Palembang, IDN Times - Harga daging ayam di Palembang anjlok hingga Rp25 ribu untuk ayam potong dan hanya Rp18 ribu untuk ayam hidup. Padahal awal April 2025, harga di sejumlah pasar tradisional capai Rp32 ribu-Rp36 ribu per kilogram untuk ayam potong ras.

"Turunnya harga ayam ini dipengaruhi stok peternak melimpah. Momen libur lebaran yang kurang lebih mencapai 10 hari mengakibatkan penyerapan ayam dari para peternak tidak terealisasi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Ruzuan Effendy, Kamis (24/4/2025).

1. Harga ayam ras hidup hanya Rp14 ribu

IDN Times/Muhamad Iqbal

Pantauan IDN Times di sejumlah pasar, harga ayam potong menurun beberapa hari terakhir. Pasar Soak Batok, menjual ayam Rp25 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp28-30 ribu pada pekan kedua April 2025. Kemudian di pasar Induk Jakabaring, harga ayam hidup bahkan hanya Rp14 ribu per ekor.

Menurut Ruzuan, turunnya harga ayam juga berpengaruh dari keterlambatan penjualan stok ayam ras (broliler) yang masih hidup atau livebird pada momen libur lebaran dan kini berimbas pada harga jual.

"Harga ayam ras hidup hanya 14 ribu per kg atau turun sekitar 4 ribu dari yang sebelumnya 18 ribu per kg," katanya.

2. Pemerintah lakukan rapat koordinasi identifikasi harga unggas nasional

Pasar tradisional di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dia menyampaikan, turunnya harga ayam tak hanya terjadi di Sumsel terutama Palembang. Kondisi serupa juga terjadi di berbagai daerah. Ia mengatakan, saat ini pemerintah masig melaksanakan rapat koordinasi perunggasan nasional yang mengidentifikasi sejumlah penyebab terjadinya penurunan harga ayam hidup.

"Bisa jadi juga karena daya beli masyarakat menurun, tetapi produksi day old chick final stock (DOC FS) terus meningkat dan tidak diikuti upaya pengendalian," jelas Ruzuan.

3. Biaya transportasi dari peternak dan agen ke pedagang berbeda

Pasar tradisional di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kabid Stabilisasi dan Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Palembang, Elsa Noviani, menjelaskan, harga jual ayam di pasaran berbeda-beda. Perbedaan ini katanya, karena pedagang juga berbeda mendapatkan harga juak ayam hidup dari peternak.

"Bisa saja terjadi (harga jual berbeda). Hal ini dipengaruhi banyak faktor. Seperti pengambilan dari agen atau kandang berbeda, lokasi jarak pasar yang memerlukan biaya distribusi atau angkutan," katanya.

Selain itu lanjut Elsa, biaya operasional pedagang seperti biaya transportasi dan penyimpanan juga memengaruhi harga jual ke masyarakat. Kondisi inilah kata dia, yang menyebabkan harga ayam di pasar berbeda dan berpengaruh terhadap daya beli.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Martin Tobing
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us