BI Sumsel Stok Rp7,3 Miliar Uang Pecahan Kecil Selama Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan (Sumsel) telah menyiapkan stok uang pecahan kecil untuk penukaran sebesar Rp7,3 miliar. Uang pecahan kecil itu disediakan untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat selama bulan Ramadan.
Kepala Perwakilan BI Sumsel Hari Widodo mengatakan, persiapan stok penukaran uang sudah siap sejak beberapa pekan lalu. "Memastikan agar penukaran uang publik aman sebelum lebaran," katanya, Jumat (8/5).
Baca Juga: BI Prediksi Ekonomi Sumsel Tahun 2020 Turun Jadi 3,4 Persen
1. Jumlah stok penukaran uang tahun ini sama seperti 2019 lalu
Hari menambahkan, jumlah total pecahan uang kecil tahun ini sama dengan Ramadan tahun 2019. Hal tersebut, lantaran kebutuhan masyarakat masih relatif stabil.
"Menjaga juga agar peredaran uang tetap aman, kami pastikan higienitas (kebersihan dari kuman) dengan mengkaratina uang setoran perbankan selama 14 hari," tambah dia.
2. BI upayakan penukaran uang dengan cetakan baru
Selain itu, BI Sumsel turut memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam keadaan layak edar. Bahkan pihaknya memprioritaskan uang penukaran di masyarakat dengan hasil cetakan baru.
"Ya kan tradisi jelang lebaran juga bagi-bagi uang baru, jadi kita upayakan uang yang nanti ditukar dari cetakan baru," ujar Hari.
3. Penukaran uang hanya dilakukan di loket bank
Hari menerangkan, adanya pandemik COVID-19 membuat bank sentral meniadakan layanan mobil kas keliling untuk penukaran uang pecahan kecil. "Semua penukaran hanya dilakukan di loket bank, demi menghindari kerumunan," terang dia.
Sejauh ini, kata Hari, bank sentral sudah menginformasikan perihal penukaran uang ke seluruh perbankan di Sumsel.
"Mereka akan melayani kebutuhan masyarakat dengan tetap menerapkan physical distanting," singkatnya.
4. BI Sumsel terapkan interaksi jaga jarak
Hari melanjutkan, walau sektor perbankan merupakan bidang yang tetap diperkenankan beroperasi normal, meski di tengah pandemik COVID-19. Pihaknya, menegaskan dalam tiap layanan tetap harus mengedepankan protokol kesehatan.
"Menjaga interaksi dengan penerapan jaga jarak kita perhatikan saat penukaran uang. Tapi prediksi, tahun ini mungkin minat masyarakat menukar uang menurun akibat wabah yang terjadi," jelasnya.
Apalagi saat ini, situasi dan kondisi mempengaruhi adanya kebijakan larangan mudik, dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah Indonesia.
Baca Juga: Soal PSBB Palembang, Pemkot Masih Tunggu Jawaban Kemenkes