TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ongkir Bawang Merah dari Brebes ke Palembang Naik Rp1,5 Juta

Pemkot Palembang bikin pasar digital tekan inflasi daerah

Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Palembang, Raimon Lauri (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Inflasi atau kenaikan harga masih terjadi di Palembang. Dampak inflasi yang tinggi pada harga sembako, dipengaruhi kenaikan harga ongkos pengiriman barang.

"Kenaikan BBM berpengaruh terhadap ongkos kirim, sehingga harga pangan di sejumlah pasar tradisional ikut naik," ujar Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Palembang, Raimon Lauri, Senin (26/9/2022).

Baca Juga: ASN Palembang Diminta Tanam Cabai di Rumah Bantu Tekan Inflasi

Baca Juga: Garis Kemiskinan di Sumsel Naik Akibat Laju Inflasi Tinggi

1. Ongkos kirim bawang merah naik Rp1,5 juta

Pasar digital murah di Kecamatan Sako Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kenaikan ongkos kirim barang kebutuhan pokok sangat berdampak pada harga jual di tingkat distributor, kemudian juga terjadi di tingkat pedagang dengan menaikkan harga jual kepada pembeli.

"Contohnya ongkos kirim pasca kenaikan BBM mencapai Rp5,5 juta dari luar kota. Sedangkan sebelumnya hanya Rp4 juta. Biaya ini kita contohkan untuk pengiriman bawang merah dari Brebes ke Palembang," kata dia.

2. Pasar murah digital sebagai upaya menekan inflasi

Pasar digital murah di Kecamatan Sako Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang membuat pasar murah dengan sistem digital,  seperti yang diselenggarakan di Kecamatan Sako pada 26-27 September 2022.

"Pasar murah digital ini sekaligus menyosialisasikan Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD)," timpalnya.

3. Momen sosialisasi QRIS di pasar tradisional

Pasar digital murah di Kecamatan Sako Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sosialiasi ETPD sekaligus mewujudkan target Bank Indonesia (BI) yang mendorong transaksi non tunai (cashless) di sejumlah pasar tradisional Palembang, seperti menggunakan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

"Selain menjangkau digitalisasi dengan QRIS, pasar digital murah bertujuan untuk menstabilkan harga bahan pokok agar tidak naik signifikan," tambah Raimon.

Baca Juga: Penumpang Pesawat di Sumsel Turun 20 Persen Akibat Inflasi

Berita Terkini Lainnya