TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Naik Turun Tren Berbisnis Thrift Shop di Palembang 

Memulai thrift shop memang tak mudah dan butuh konsisten

Tren bisnis thrifting di Palembang (IDN Times/Dok. Pribadi)

Palembang, IDN Times - Bisnis di kalangan anak muda atau milenial saat ini makin berkembang. Terutama usaha thrift shop yang merupakan bisnis fesyen pakaian branded maupun bermerek namun bekas pakai. Biasanya pakaian itu berasal dari luar negeri. Terkadang konsumen bisa mendapatkan produk limited edition. Bahkan bisnis thrifting kian meluas hingga ke daerah-daerah.

"Dari hobi beli hingga tertarik berbisnis. Awalnya cuma beli satuan dari teman, sampai akhirnya fokus usaha sejak awal pandemik COVID-19," ujar pemilik Satuaja Thriftt Palembang, Abay, kepada IDN Times, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga: Atraksi Tong Setan Lompat Keluar Menghantam Penonton Anak-Anak

1. Pandemik sempat memengaruhi omzet bisnis thrifting

Ilustrasi partner bisnis/Catherineary.com

Saat memulai bisnis menjual pakaian bekas bermerek, pendapatannya sempat  hanya Rp80 ribu dari ratusan produk yang dijual. Merasakan suka dan duka selama berbisnis, kini dirinya telah menikmati omzet yang besar.

"Pernah satu hari cuma laku Rp80 ribu di offline dan tidak jualan online karena ada urusan lain. Sewaktu pandemik juga sempat sedikit yang terjual," kata pria bernama lengkap Hairul Akbar.

2. Thrifting di Palembang berpusat di Pasar 16 dan Pasar Perumnas

Tren bisnis thrifting di Palembang (IDN Times/Dok. Pribadi)

Menurut alumni Universitas Negeri Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang itu, sistem awal bisnis thrift shop dengan menjual barang satuan atau paket pakaian.

"Tapi kalau di Palembang, sentra pasar thrifting ada di Pasar 16 Blok A dan Pasar Perumnas Satelit Sako," timpalnya.

Selain itu, ada beberapa pakaian bekas bermerek dijual dalam konsep distro. Barang-barang-barang yang dipajang pun lebih selektif. 

"Kita juga memanfaatkan live di media sosial untuk menarik pasar dan konsumen," tambah dia.

3. Bisnis thrifting kebanyakan dijual lewat siaran langsung media sosial

Ilustrasi pemasaran bisnia (Pexels.com/Soumil Kumar)

Abay menyampaikan, sistem thrifting yang ia jalani lebih sering menjajakan barang lewat online melalui siaran langsung Instagram dan Facebook di akun satuaja.thriftt. Meski memulai usaha dengan kerja keras luar biasa, kini Abay sudah bisa mendapatkan omzet jutaan rupiah.

Bahkan ia pernah mengikuti penyelenggaraan event dengan pendapatan puluhan juta. "Event dua minggu hasil omzet kotor di angka Rp50 juta lebih," ungkap dia.

Baca Juga: ODGJ Mengamuk, Bawa Celurit Keliling Kampung dan Bacok Warga

Berita Terkini Lainnya