TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ikan Sarden Pengaruhi Kenaikan Harga Sejumlah Barang di Sumsel

Walau inflasi pada September 2021 di Sumsel cuma 0,06 persen

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Palembang, IDN Times - Harga ikan sarden di Palembang ternyata memengaruhi kenaikan sejumlah harga barang atau inflasi di Sumatra Selatan (Sumsel), selain harga komoditas makanan dan sektor bisnis yang ikut memicu inflasi hingga 0,06 persen.

"September ini angka inflasi di Sumsel dominian dari komoditas ikan sarden, selain pengaruh harga daging ayam ras dan beras. Sedangkan inflasi sektor bisnis dari biaya sewa rumah dan bahan bakar," ujar Koordinator Fungsional Statistik Distribusi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Sukerik melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (5/10/2021).

1. Sumsel mengalami deflasi dalam tiga bulan terakhir

(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan pengamatan dari dua kota yang menjadi survei, Palembang dan Lubuk Linggau mendominasi inflasi tertinggi hingga 0,43 persen dan terendah di angka 0,01 persen.

"Perkembangan ekonomi di Sumsel selama tiga bulan mulai Juni, Juli, dan Agustus Sumsel mengalami deflasi dan September baru inflasi," kata dia.

2. Komoditas makanan sangat memengaruhi inflasi di Sumsel

Ilustrasi Inflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pertumbuhan inflasi yang terjadi pada September 2021 menunjukkan adanya pergerakan harga yang direspon positif oleh pasar. Sejak dua tahun terakhir, khususnya pada Agustus dan September, Sumsel biasanya mengalami deflasi.

"Penyebab deflasi di Sumsel adalah telur ayam ras, cabai merah, dan bawang merah. Dari data ini, artinya komoditas makanan sangat memengaruhi ekonomi wilayah," jelasnya.

3. NTP Sumsel naik 0,83 persen

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara untuk Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2021 tercatat sebesar 112,07, atau naik 0,83 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP ini dipengaruhi oleh Indeks Harga yang diterima petani.

"Yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,97 persen. Sedangkan rata-rata Indeks yang dibayarkan petani (Ib) hanya mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen," ujar dia.

Berita Terkini Lainnya