Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis Tionghoa

Kampung Kapitan dibangun Mayor Tjoa Kie Tjuan pada abad 17

Intinya Sih...

  • Kampung Kapitan di Palembang, cagar budaya peranakan Tionghoa
  • Sejarah sebagai markas pelayar Cina dan perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya
  • Rumah kayu dua tingkat berdiri sejak abad ke-17, memiliki fungsi yang berbeda-beda

Palembang, IDN Times - Kampung Kapitan Palembang yang berada di kawasan 7 Ulu merupakan salah satu lokasi sejarah peranakan etnis Tionghoa di Bumi Sriwijaya. Kini rumah kayu dua tingkat tersebut sudah menjadi Cagar Budaya.

Keberadaan Kampung Kapitan di tepian Sungai Musi Palembang jadi wilayah strategis bagi perantau Tionghoa. Sebab dahulu kala, mereka menetap di sana untuk beristirahat atau jadi markas pelayar asal Tiongkok.

"Sejarahnya, Kampung Kapitan ini dijadikan markas dan tempat peristirahatan para pelayar dari Cina. Mereka melakukan bisnis perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya," ujar Hulubalang Kampung Kapitan Palembang, Karim.

Baca Juga: Pempek Bukti Eksistensi Perantau Etnis Tionghoa di Palembang

1. Kampung Kapitan ramai dikunjungi saat Imlek dan Cap Go Meh

Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis TionghoaKampung Kapitan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kampung Kapitan di Jalan KH Azhari Palembang dibangun sekitar tahun 1644 dan dihuni etnis Tionghoa. Makanya, Kampung Kapitan hanya dipenuhi pengunjung ketika kedatangan momen Imlek dan hari baik bagi suku Tionghoa.

"Karena dari awal pemiliknya adalah etnis Tiongkok, maka hingga sekarang lokasi ini ramai dikunjungi waktu Imlek, Cap Go Meh, dan waktu sembahyang keturunan Tionghoa," jelas dia.

Baca Juga: Menengok Kampung Kapitan, Peninggalan Peranakan Tionghoa di Palembang

2. Kampung Kapitan didirikan Mayor Tjoa Kie Tjuan

Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis TionghoaKampung Kapitan Palembang (IDN Times/Rangga Efrizal)

Berdiri sejak awal abad ke-17, rumah tersebut pertama kali dibangun seorang Mayor bernama Tjoa Kie Tjuan yang diteruskan oleh keturunannya. Sampai sekarang bangunan ini masih berdiri kokoh di Kecamatan Seberang Ulu 1.

"Dulu di sini jadi wilayah perdagangan. Belanda mempercayakan kepada seorang Mayor atau Kapitan untuk menjaga jalur laut (Sungai) lewat perdagangan dan menarik pajak," kata keturunan Tjoa Kie Tjuan ke-14, Mulyadi.

Ketika keturunan kedua Tjoa Kie Tjuan, Tjoa Ham Ling, diangkat menjadi Kapitan atau Kapten selanjutnya, secara cepat lokasi itu dikenal sebagai Kampung Kapitan dan menjadi titik orang Tionghoa bersinggah untuk berdagang.

Baca Juga: Masuknya Islam dan Asimilasi Kerajaan Maritim Sriwijaya

3. Permukiman pertama etnis Tionghoa di Palembang

Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis TionghoaKambang Iwak Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang yang terkenal sebagai pusat perdagangan di wilayah selatan membuat Kampung Kapitan sering dikunjungi perantau Tiongkok dari Dinasti Ming. Mereka mendirikan kongsi dagang di wilayah tersebut.

"Orang-orang Tionghoa dari Dinasti Ming lalu dilanjutkan Dinasti Qing memiliki hubungan dagang yang erat di Palembang. Tidak salah jika dikatakan kawasan 7 Ulu yang terletak di Sungai Musi sebagai wilayah jalur perdagangan, dan mereka menetap pertama di sana," timpalnya.

4. Kampung Kapitan berdampingan dengan permukiman warga lokal

Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis TionghoaKampung Kapitan Palembang (Instagram/pariwisata.palembang)

Kampung Kapitan Palembang memiliki luas total 1 hektare (ha) yang tetap kokoh selama 300 tahun. Lingkungan Kampung Kapitan terbagi tiga rumah dengan fungsi yang berbeda-beda. Pertama rumah khusus tempat ibadah, rumah penyimpanan abu, dan terakhir rumah untuk tempat tinggal.

Tiap rumah berjenis limas dan memiliki panjang 59 meter dengan lebar sekitar 25 meter. Masing-masing rumah memiliki empat kamar besar dan dua kamar kecil. Warna dominan interior rumah tersebut didominasi merah yang dipercaya sebagai lambang keberuntungan. 

Sekarang garis keturunan Tjoa Kie Tjuan sudah banyak merantau dan lokasi tersebut sudah berdampingan dengan permukiman warga Palembang. Kampung Kapitan saat ini menjadi kawasan destinasi wisata sejarah unggulan di Bumi Sriwijaya.

Baca Juga: Begini Sejarah Minggu Menjadi Hari Libur Nasional di Indonesia

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya