Menapaki Masjid Ceng Ho Palembang, Bangunan Kebudayaan Etnis Tionghoa

Masjid Ceng Ho sarana syiar keturunan Tiongkok yang mualaf

Intinya Sih...

  • Masjid Ceng Ho Palembang adalah bangunan akulturasi budaya, dibangun dalam tiga tahun oleh PITI Sumsel dari bantuan Pemprov Sumsel.
  • Warna cat merah dan aksara Mandarin di sekeliling masjid membuat kemegahan bernuansa Tionghoa sangat lekat dengan kontruksi bangunan tersebut.
  • Meski berarsitektur Tionghoa, masjid ini memiliki pajangan kaligrafi sebagai ikon budaya Arab Saudi dan menjadi bukti peradaban Tionghoa Islam di Bumi Sriwijaya.

Palembang, IDN Times - Butuh waktu tiga tahun untuk mendirikan Masjid Ceng Ho Palembang, tempat ibadah umat muslim yang berada di kawasan 15 Ulu sejak 2003 silam. Masjid Ceng Ho Palembang atau Masjid Al-Islam Muhammad merupakan bangunan akulturasi budaya.

Warna cat dominan merah berbalut aksara Mandarin di sekeliling Masjid Ceng Ho Palembang membuat kemegahan bernuansa Tionghoa sangat lekat dengan kontruksi bangunan tersebut. Identitas budaya Tiongkok pun begitu kental terasa ketika pertama kali menapak ke Masjid Ceng Ho Palembang. Pandangan mata langsung tertuju pada arsitektur unik di sana.

Baca Juga: Sejarah Kampung Kapitan Awal Wilayah Kekuasaan Etnis Tionghoa

1. Masjid Ceng Ho Palembang didirikan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia

Menapaki Masjid Ceng Ho Palembang, Bangunan Kebudayaan Etnis TionghoaMasjid Ceng Ho Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sewaktu berjalan menuju pintu gerbang Masjid Ceng Ho Palembang, pengunjung langsung bisa melihat tulisan Mandarin dengan ciri khas warna kuning emas berlatar belakang papan merah.

"Masjid Ceng Ho merupakan rumah ibadah umat muslim yang didirikan PITI Sumsel dari bantuan Pemprov Sumsel," ujar Merry pengurus masjid.

Setelah masuk ke dalam Masjid Cheng Ho Palembang, ornamen Tionghoa kian dominan terlihat. Pancang-pancang dan pembatas tiang yang terletak pada pintu utama menunjukkan kesan seperti berada di kerajaan Tiongkok.

Baca Juga: Pempek Bukti Eksistensi Perantau Etnis Tionghoa di Palembang

2. Warna Majid Ceng Ho Palembang memiliki arti

Menapaki Masjid Ceng Ho Palembang, Bangunan Kebudayaan Etnis TionghoaMasjid Ceng Ho Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Arsitektur Tionghoa di daun pintu masuk Masjid Ceng Ho juga makin menambah kecantikan interiornya. Selain cat merah, polesan warna hijau dan kuning kian memperkaya estetik ruangan.

"Warna masjid memiliki arti masing-masing. Merah menonjol karena budaya Chinese dan berani, hijau menandakan Islam, serta kuning menggambarkan Kerajaan Sriwijaya," jelasnya.

Meski suasana negara Tirai Bambu mendominasi desain masjid, kesan religi tetap terasa. Terbukti terdapat sejumlah pajangan kaligrafi di dinding sebagai ikon budaya Arab Saudi.

"Sebenarnya kalau desain inspirasi dari bangunan di Pulau Jawa, karena di sana sudah ada Masjid Cheng Ho," timpalnya.

3. Masjid Ceng Ho Palembang diresmikan pada 2006

Menapaki Masjid Ceng Ho Palembang, Bangunan Kebudayaan Etnis TionghoaMasjid Ceng Ho Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Keberadaan Masjid Cheng Ho di Palembang menjadi bukti nyata peradaban Tionghoa Islam di Bumi Sriwijaya, dan sejarah keturunan etnis Tiongkok melakukan syiar agama.

"Nama Cheng Ho ditetapkan karena meneruskan syiar Islam Panglima Cheng Ho dan perjalanannya dari Tiongkok masuk Indonesia," jelasnya.

Kehadiran masjid ini sejak 2006 tak terlepas dari perjuangan ikatan kekeluargaan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia di Sumatra Selatan (PITI Sumsel).

"Pembangunannya sekitar Rp3 miliar dari ide awal mendirikan muncul pertama kali di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, lewat dorongan Ketua PITI Sumsel yang saat itu menjabat," terang Abok pengurus masjid lainnya.

Kini keberadaan Masjid Cheng Ho diharapkan bisa menjadi syiar Islam bagi mualaf dan masyarakat di Palembang. Termasuk sarana penyampaian jika Islam di Tiongkok adalah agama leluhur, bukan agama baru.

4. Masjid Cheng Ho Palembang berdiri di tanah seluas 4.990 m2

Menapaki Masjid Ceng Ho Palembang, Bangunan Kebudayaan Etnis TionghoaMasjid Ceng Ho Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Masjid Cheng Ho berdiri di tanah seluas 4.990 meter persegi dari hibah Pemprov Sumsel ketika Gubernur Sumsel dipimpin Syarial Oesman. Pemakaian perdana masjid pada 22 Agustus 2008, saat Ketua PITI Sumsel dijabat Muhammad Afandi yang kini sudah tutup usia.

Kala itu, Ketua Masjid Cheng Ho Palembang masih di bawah tanggung jawab Ekik Salim. Dalam perjalanan pembangunan masjid di Bumi Sriwjaya, pendiri terinspirasi kemegahan Masjid Cheng Ho di Surabaya, Jawa Timur.

Masjid Cheng Ho kokoh berdiri di antara dua menara. Menara tersebut bermakna 'Hablum Minallah dan Hablum Minannas'. Memiliki lantai dasar berukuran 4x4 meter, atap Masjid Cheng Ho memiliki lima tingkat setinggi 17 meter.

"Artinya berarti salat 5 waktu dengan 17 rakaat dalam sehari," jelas dia.

Baca Juga: Kisah Pemuda Palembang Jatuh Bangun Bikin Bisnis Kedai Kopi

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya