Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?

Herman Deru nilai masih wajar, target sebenarnya PON 2020

Palembang, IDN Times -Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X, Bengkulu, 3-9 November 2019, menjadi momen terpuruknya prestasi olahraga yang diraih kontingen Sumsel. Hanya meraih 7 medali emas, 14 perak dan 22 perunggu, Sumsel finish di peringkat 9 atau dua dari juru kunci Kepulauan Riau (Kepri).

Secara keseluruhan 43 keping medali itu didapat dari cabang olahraga (cabor) atletik 2 emas, 2 perak dan 6 perunggu; billiar 1 perak dan 1 perunggu; bola voli 1 perunggu; bulu tangkis 1 perak dan 1 perunggu; catur 1 perunggu; kempo 1 perak dan 1 perunggu; muaythai 1 perak dan 3 perunggu; panjat tebing 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu; renang 3 emas, 6 perak dan 6 perunggu; serta tinju 1 perunggu.

Capaian Sumsel pada Porwil X Bengkulu 2019 ini sangat jomplang dengan hasil Porwil sebelumnya, yang selalu masuk tiga besar. Padahal pada Porwil 2011 di Batam, Sumsel menyabet juara umum dengan 27 emas. Kemudian, pada Porwil 2015 di Bangka Belitung, Kontingen Sumsel berada di posisi runner up dengan perolehan 33 medali emas.

Perdebatan di kalangan pelaku olahraga di Sumsel pun terus merebak. Banyak pertanyaan yang mengarah bagaimana dengan asupan dana untuk duta olahraga Sumsel pada Porwil X Bengkulu.  

1. Penurunan dan peningkatan prestasi merupakan hal wajar

Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?Atlet atletik Sumsel Sri Maya Sari meraih emas pada nomor 400 meter putri, Porwil X Bengkulu/IDN Times/Istimewa

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru mengatakan, penurunan prestasi atlet Sumsel pada Porwil X Bengkulu merupakan hal biasa.

"Yang penting target dan kemenangan di PON (Papua) nanti. Karena Porwil ini bukan pertandingan yang sesungguhnya. Hanya sebagai wadah evaluasi, mana atlet yang kurang mampu cabor yang tidak menjanjikan harus dibenahi," jelasnya, Senin (11/11).

Menurut Herman Deru, peningkatan dan penurunan dari prestasi atlet itu merupakan hal wajar. Namanya pertandingan, ada kalah dan menang. "Seperti saya katakan, pertandingan sesungguhnya belum kita hadapi," ujar dia.

2. KONI Sumsel bertanggung jawab hancurnya prestasi di Porwil X Bengkulu

Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?Gubernur Sumsel Herman Deru, bersama ketua kontingen Porwil X Bengkulu sekaligus Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Atas hasil Porwil X Bengkulu ini, Plt Ketua Umum KONI Sumsel, Dhennie Zainal menyatakan, siap bertanggungjawab dengan apa yang terjadi pada Kontingen Sumsel. Pihaknya tak mau mencari kambing hitam atas merosotnya prestasi olahraga Sumsel.

"Kegagalan pada Porwil Bengkulu menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya sebagai pimpinan. Tidak ada yang disalahkan," kata Dhennie beberapa waktu lalu.

Dhennie mengungkapkan, pihaknya mengaku belum menemukan penyebab pasti mengapa Kontingen Sumsel tidak mampu menembus target. Padahal manajer masing-masing cabor sudah benar-benar all out.

"Kalau pada Porwil sebelumnya manajer itu hanya ikut saat pelepasan saja. Porwil tahun ini mereka (manajer cabor) bukan hanya melihat saja, namun sangat memperhatikan, tetapi sayang kita gagal," ungkap dia.

3. Ketua cabor diminta untuk mengevaluasi atlet

Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?Plt Ketua KONI Sumsel, Dhennie Zainal (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dhennie melanjutkan, dengan fasilitas yang diberikan pada pelatih dan atlet Sumsel oleh manajer cabor, pihaknya berharap, para ketua cabor tetap bisa mengevaluasi para atlet.

"Sekali lagi saya tidak tahu dimana salahnya, sementara kita KONI sifatnya sebagai pelayan. Sebagai koordinator, sebelum berangkat kita sudah menyampaikan bahwa atlet berprestasi yang harus kita perhatikan," ujar dia.

Baca Juga: Cabor Panjat Dinding Beri Emas Perdana Sumsel di Porwil Bengkulu

4. Seharusnya KONI Sumsel yang lebih memperhatikan atlet sebagai aset

Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?Ketua FPTI Sumsel Beni Hernedi (baju merah) saat melihat langsung atletnya di Porwil X Bengkulu/IDN Times/istimewa

Sementara, Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumsel, Beni Hernedi, punya pandangan yang berbeda. Menurut Beni, seandainya atlet panjat tebing Sumsel mengikuti agenda KONI Sumsel yang mengumpulkan atlet tiga hingga empat hari menjelang Porwil X Bengkulu, mungkin panjat tebing belum tentu mendapat medali.

"Saya kurang tahu cabor lain seperti apa. Tetapi bayangkan kalau pergi ke Porwil Bengkulu tanpa pemusatan latihan daerah (pelatda), mungkin banyak atlet yang bisa cedera. Artinya, pembinaan pemusatan latihan bagi atlet itu yang perlu difasilitasi. Bisa jadi pengprov cabor mampu mandiri, tetapi tidak sedikit pula yang tidak mampu," ujar dia.

Pertanyaannya, jelas Beni, siapa yang memfasilitasi?. Seharusnya semua pihak gotong - royong, tetapi yang memandunya pemerintah melalui KONI dengan menggandeng pihak - pihak yang peduli olahraga.

"Maklum bae, kalu tanpa dipandu atau support pemerintah pasti akan lambat, apalagi olahraga sebagai industri di Sumsel belum begitu kuat," jelas dia.

Baca Juga: Herman Deru Targetkan Kontingan Sumsel Juara Porwil X Bengkulu, Mampu?

5. Terima kasihlah dengan atlet dan pelatih yang sudah berjuang dengan militan

Hancur Lebur di Porwil X Bengkulu, Bagaimana Sumsel Menuju PON Papua?Atlet panjat tebing Sumsel peraih medali pada Porwil X Bengkulu/IDN Times/Istimewa

Sebagai pembanding, terang Beni, disela-sela Porwil X Bengkulu kemarin, dia sempat berdiskusi dengan sesama cabor panjat tebing dari Provinsi Jawa Timur (Jatim). Nah, cara Jatim menggodok atletnya, dengan cara melakukan pemusatan latihannya tiga tahun sebelum PON.

"Begitu selesai PON, atlet yang dapat medali bukan saja dikasih bonus, tetapi langsung masuk ke pelatda 3 tahun lamanya. KONI Jatim juga memberi kesempatan cabor usulan pelatda untuk atlet non medali, dengan terlebih dahulu harus lolos verifikasi badan pelatda yang dibentuk oleh KONI untuk penyaringan secara profesional," terang Wakil Bupati Muba itu.

Nah, kalau di Sumsel, keluh Beni, atlet peraih medali emas Asian Games saja, pihak KONI terkesan biasa-biasa saja. Bahkan, ketika cabor ingin mengadakan pelatda, seolah mau mengemis dan berharap ada yang mau membantu.

"Berterimakasih lah dengan atlet-atlet, pelatih pelatih, pengurus cabor yang militan, inilah kuncinya. Ditengah keterbatasan, mereka tetap mandiri latihan, sambil latihan sambil mikirke biayanyo. Belum lagi dio mikirke masa depan kehidupan pribadi," kata dia.

"Makanya kadang ada cabor yang tidak berdaya melepas atlet yang potensial bisa jadi di beli daerah lain. Tantangan olahraga Sumsel kedepan tidak ringan, tetapi kita yakin Pak Herman Deru (Gubernur Sumsel) pasti punya pemikiran yang sama dengan kita. Karena masih ada waktu untuk persiapan dan pembenahan," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya