Ikan Keramba Warga Banyak Mati, Diskan OKI Sebut Faktor Panas Ektrim

Sungai Komering surut, beberapa parameter air down

Intinya Sih...

  • Warga pemilik keramba ikan di OKI mengeluhkan matinya banyak ikan toman dalam keramba akibat surutnya Sungai Komering
  • Dinas Perikanan menyebut cuaca ekstrem dan kemarau menjadi penyebab kematian ikan, karena suhu air tidak stabil dan kebutuhan oksigen menurun
  • Petugas laboratorium menyarankan pemilik keramba agar memperhatikan kualitas air, memindahkan keramba ke tempat yang lebih dalam, atau beralih ke budidaya ikan di kolam

Ogan Komering Ilir, IDN Times --Sejumlah warga pemilik keramba ikan di Kelurahan Kayuagung Asli Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengeluhkan banyak ikan dalam kerambah mati mendadak.

Salah satu pemilik keramba yakni Udin (44), mengatakan, ikan jenis toman dibudidayakannya banyak mati. Tentu saja hal ini menimbulkan kerugian bagi ia dan peternak ikan lainnya.

"Saya tidak tahu karena apa matinya ikan-ikan ini, mungkin faktor air dan anehnya dulu tidak seperti ini. Air Sungai Komering memang surut sudah hampir hampir satu bulanan ini," ujarnya. 

Baca Juga: Viral Siswi SMP di Gelumbang Dirundung Teman Sekelas, Alami Memar

1. Jumlah ikan yang mati terus bertambah, terpaksa dijual murah

Ikan Keramba Warga Banyak Mati, Diskan OKI Sebut Faktor Panas Ektrimilustrasi ikan (pexels.com/Oziel Gómez)

Udin menambahkan, dalam satu hari, jumlah ikan toman yang mati di dalam kerambah terus bertambah. Mulai dari 5 ekor hingga 10 ekor, bahkan pernah lebih dari itu. 

"Ikan yang sudah mati terpaksa harus dibuang. Karena matinya ikan-ikan yang dipelihara jelas membuat rugi. Kalaupun dijual dengan harga murah, pastinya tidak balik modal," jelasnya.

2. Panas ekstrem musim kemarau turut berpengaruh pada perairan

Ikan Keramba Warga Banyak Mati, Diskan OKI Sebut Faktor Panas Ektrimilustrasi musim kemarau (pexels.com/Pixabay)

Menanggapi hal ini, Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten OKI langsung mengecek air sungai Komering. Petugas Laboratorium Hama Penyakit Ikan Diskan OKI, Ahmad Husin Sulaiman menyebutkan, pengaruh cuaca ekstrem menyebabkan kematian sejumlah ikan di dalam keramba milik masyarakat. 

Apalagi pada bulan ini, karena iklim tidak bersahabat atau panas ekstrem musim kemarau turut berpengaruh pada perairan. 

"Musim kemarau air menjadi surut, kekeruhan, suhu tidak stabil sehingga memicu terjadinya kasus kematian ikan. Jadi berbagai jenis ikan mati mendadak, yaitu seperti, toman, patin, termasuk nila sangat rentan di suhu," ujarnya, Sabtu (26/7/2024).

3. Kualitas air berpengaruh, ada beberapa parameter down

Ikan Keramba Warga Banyak Mati, Diskan OKI Sebut Faktor Panas EktrimIlustrasi cuaca panas (Pexels.com/Pixabay)

Ahmad menjelaskan, suhu memang berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen di perairan. Sehingga membuat ikan dalam keramba mati.

Mengenai kematian mendadak ikan di sejumlah kerambah seperti tahun-tahun sebelumnya, petugas laboratorium bersama petugas laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) OKI telah beberapa kali mengecek kualitas air dan turun ke lapangan.

"Pengecekan keramba milik masyarakat mulai dari ulu Kayuagung yaitu Kelurahan Jua-Jua sampai ke Srigeni, berapa titik kita sampling. Memang pada saat itu, juga pernah terjadi di kasus yang sama kematian ikan patin dan toman," paparnya. 

Dari hasil sampling dilakukan memang dari analisa kualitas air terjadi ada beberapa parameter yang down. Dalam artian di bawah ambang batas toleran hidupnya ikan. Alhasil, ikan mati mendadak. 

"Jadi oleh karena itu, kita menyarankan pemilik kerambah terutama yang tinggal di kawasan Kayuagung, usahakan kerambah diperhatikan setiap hari untuk pembesaran ikan," bebernya.

4. Budidaya ikan dalam sungai dinilai sangat labil karena cuaca

Ikan Keramba Warga Banyak Mati, Diskan OKI Sebut Faktor Panas EktrimBudidaya ikan dalam kerambah di sungai Komering. (IDN Times/istimewa)

Lalu ketika surut air, keramba semisal digeser perlaham ke tengah yang banyak airnya dan usahakan ikan jangan sampai stres. Upaya ini dapat mencegah ikan-ikan mati mendadak. 

"Jadi ikan-ikan itu harus berada di air yang banyak atau dalam. Sehingga cari posisi kerambah agar berada di air yang dalam. Dengan begitu, suhu keperluan airnya stabil untuk ikan yang dipelihara dalam kerambah," ucapnya.

Apalagi Kabupaten OKI yang disebut wilayah ilir. Ilir adalah tempat berkumpulnya sampah, limbah, kualitas air jelek. Sehingga ikan-ikan rentan bisa mati mendadak. 

Menurut Ahmad, peliharaan ikan-ikan dalam keramba, ke depan apabila mempunyai tekad, usaha pembesaran ikan lumayan menjanjikan. Untuk itu, didorong beralih ke budidaya ikan di dalam kolam atau di daratan.

"Baik itu kolam semen, kolam tanah, ataupun kolam terpal. Karena risiko budidaya ikan dalam sungai memang sangat labil, baik kualitas airnya atau kondisi ikannya. Kadang pagi ikan sehat tiba-tiba malam mati," ujarnya.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya