Caleg PKB Muba Bantah Bawa Massa yang Menganiaya Komisioner Bawaslu 

Junsak mengklaim dirinya tak membawa massa yang mengamuk

Intinya Sih...

  • Junsak Hasanudin dilibatkan dalam insiden pengeroyokan terhadap komisioner Bawaslu Muba dan Panwascam Keluang.
  • Junsak menegaskan tidak berada di tempat kejadian dan mempertanyakan kelambatan pemeriksaan oleh Rico Roberto.
  • Ada dugaan intervensi dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Rico, menyebabkan ketegangan antara Junsak dan pihak Bawaslu Muba.

Musi Banyuasin, IDN Times - Insiden pengeroyokan terhadap seorang komsioner Badan Pengawasl Pemilu Kabupaten Musi Banyuasin (Bawaslu Muba) dan Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Keluang, menyeret nama Junsak Hasanudin sebagai caleg yang memprotes laporan pelanggaran pemilu.

Caleg DPRD dari PKB Dapil 9 tersebut merupakan pelapor dalam kasus penggelembungan suara. Namun massa pendukungnya justru mengamuk hingga menganiaya komisioner Bawaslu Muba dan Panwascam Keluang.

Baca Juga: Komisioner Bawaslu dan Panwascam Muba Diserang Simpatisan Caleg

1. Pemeriksaan sempat molor karena menunggu Bawaslu datang

Caleg PKB Muba Bantah Bawa Massa yang Menganiaya Komisioner Bawaslu (Kondisi usai penyerangan Panwascam Keluang dan Komisioner Bawaslu Muba) IDN Times/istimewa

Saat dikonfirmasi, Junsak menegaskan dirinya tidak berada di tempat (kantor Panwascam) sebelum kejadian. Junsak menyebutkan tidak tahu-menahu soal massa yang menyeruduk masuk saat dirinya dipanggil dan dimintai keterangan sebagai pelapor.

"Saat itu mendapat panggilan kedua, termasuk Erik dan Didik sebagai saksi PPK. Saya dipanggil sebagai pelapor," ujarnya.

Pemeriksaan dijadwalkan pukul 10.00 WIB, namun saat dirinya datang ke kantor Panwasam, Junsak mempertanyakan pemeriksaan yang molor.

"Sampai pukul 12.00 WIB datanglah Rico Roberto dan stafnya ke Panwascam. Setelah mereka datang, Erik dipanggil untuk memberikan keterangan," ungkapnya.

Baca Juga: Honorer Pemkab Muba Ikut Cicip THR Rp500 Ribu per Orang

2. Junsak akui sempat menggerbak meja

Caleg PKB Muba Bantah Bawa Massa yang Menganiaya Komisioner Bawaslu (Kondisi usai penyerangan Panwascam Keluang dan Komisioner Bawaslu Muba) IDN Times/istimewa

Setelah Eric keluar, dirinya lantas menanyakan siapa saja yang memproses di dalam. Ia mendapat jawaban dari komisioner Bawaslu Muba.

"Setelah itu saya dipanggil sebagai pelapor. Saya ditanya apa tujuannya dipanggil, lalu saya jawab terkait laporan pada 29 Februari di Sekayu. Sekarang sudah dilimpahkan ke kecamatan," jelasnya.

Pihak Bawalsu Muba pun membenarkan jika laporan sudah dilimpahkan ke Kecamatan. Junsak memprotes dan mempertanyakan laporannya baru bisa diproses setelah kedatangan pihak dari Bawaslu Muba.

"Seharusnya kalau memang orang Sekayu yang proses, panggil kami ke Sekayu. Ini seolah-olah saling lempar. Makanya saya sempat naik pitam dan menggebrak meja," ungkapnya.

3. Junsak mengaku datang ke Panwascam tidak membawa rombongan

Menurut Junsak, ada dugaan intervensi dalam pemeriksaan sebab awalnya Rico hanya menyebutkan mereka cuma melakukan monitoring. Namun Junsak menilai waktu sudah tertunda, apalagi yang mencatat seluruh kegiatan adalah staf Rico, bukan Panwascam.

"Dari awal kejadian sudah ribut. Namun terkait massa, saya tidak tahu sama sekali. Karena setelah dari Betung, saya langsung menuju Keluang tidak membawa rombongan," belanya.

Diketahui sebelumnya, komisioner Bawaslu Muba bernama Rico Roberto diserang massa saat melakukan monitoring dan pengawasan terhadap agenda-agenda yang dilakukan oleh Panwascam Keluang, Senin (25/3/2024).

Rico mengalami cedera pada bagian kepala dan dada hingga mendapatkan perawatan. Korban pun melaporkan peristiwa penganiayaan dan ancamam pembunuhan terhadapnya tersebut ke Polres Muba.

Baca Juga: Kuota CPNS dan PPPK Muba Terbanyak Hingga 8.205 Formasi

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya