Awal Tahun, Kasus DBD di Muba Melonjak Hingga 122 Kasus

Banjir mempercepat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak

Intinya Sih...

  • Kasus DBD di Musi Banyuasin mencapai 122 pada awal 2024, hampir meningkat 100% dari tahun sebelumnya.
  • Penyebab peningkatan kasus DBD adalah El Nino dan genangan air akibat banjir yang mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
  • Pihak Dinkes Muba mengimbau masyarakat menerapkan PHBS, pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus, dan membawa anggota keluarga yang demam lebih dari 2 hari ke fasyankes terdekat.

Musi Banyuasin, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menyentuh angka yang mengejutkan pada awal 2024. Dari data yang diperoleh dari Dinkes Muba, tercatat sudah ada 122 kasus DBD pada awal Januari 2024. 

Peningkatan kasus DBD pada awal tahun disebabkan oleh El Nino. Ditambah sebagian besar wilayah Muba terdampak banjir, sehingga genangan air mengakibatkan nyamuk cepat berkembang biak.

Baca Juga: Kasus DBD di OKU Meningkat, Ada 69 Kasus dan 1 Orang Meninggal 

1. Data didapat dari laporan sejumlah Puskesmas

Awal Tahun, Kasus DBD di Muba Melonjak Hingga 122 KasusGoogle

Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Muba, Maya Ratna Ekowati SKM mengatakan, 122 kasus DBD tersebut merupakan data langsung dari sejumlah Puskemas yang ada di Kabupaten Muba. 

"Adapun Puskesmas Balai Agung 18 kasus, Karya Maju 28 kasus, Mekar Jaya 2 kasus Babat Toman 11 kasus, Sumber Harum 16 kasus, Sungai Lilin 8 kasus, Lumpatan 10 kasus, Sukajaya 6 kasus, Tebing Bulang 6 kasus, dan Sido Rahayu 3 kasus," ujar Maya, Rabu (25/1/2024).

Baca Juga: 2 Warga Muratara Sumsel Dilaporkan Meninggal Dunia karena DBD

2. DBD tahun lalu hanya 146 kasus

Awal Tahun, Kasus DBD di Muba Melonjak Hingga 122 KasusPinterest

Lanjutnya, Puskesmas Tanjung Kerang 3 kasus, Peninggalan 4 kasus, Tanah Abang 2 kasus, Jirak 2 kasus, Sukadami 1 kasus, Ngulak 1 kasus, Bayung Lencir 1 kasus, dan Puskesmas Teluk Kijing 1 kasus.

"Kalau untuk 2023 selama satu tahun hanya terdapat 146 kasus, dan awal Januari 2023 hanya terdapat 37 kasus. Artinya peningkatan yang terjadi sudah hampir mencapai 100 persen," jelasnya.

3. Fogging dilakukan jika suatu tempat telah terdapat kasus DBD

Awal Tahun, Kasus DBD di Muba Melonjak Hingga 122 KasusIlustrasi fogging untuk mengantisipasi wabah DBD. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Melihat tingginya kasus DBD pihaknya mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tampungan air alami di barang bekas atau wadah yang bisa menampung air hujan di sekeliling tempat untuk dibersihkan.

"Kita mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan DBD dan mencegahnya dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus dan memantau jentik di rumah masing-masing. Dan segera membawa anggota keluarga jika demam lebih dari 2 hari ke fasyankes terdekat untuk penanganan," ungkapnya.

Pihaknya sendiri bakal melakukan Fogging jika pada suatu tempat tersebut telah terdapat kasus DBD.

"Untuk Fogging ini, kami sudah ada SOP dari Kementerian Kesehatan, hanya dilakukan jika ada kasus positif lebih dari 1 dan banyak jentik di sekitar rumah penderita. Kalau dilakukan tidak sesuai SOP, nanti terjadi resistensi nyamuk atau nyamuk yang kebal terhadap insektisida yang kita pakai untuk fogging," tutupnya.

Baca Juga: Kasus DBD di Palembang Menurun Saat Kemarau, Kok Bisa?

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya