Wabah Gugur Daun di Klaim Penyebab Turunnya Produksi Karet Sumsel   

Wabah sudah menyebar ke seluruh kabupaten/kota

Palembang, IDN Times - Wabah gugur daun menyerang hampir seluruh tanaman karet di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), di klaim sebagai penyebab turunnya produksi karet hingga mencapai 40 persen.

Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan, saat ini wabah gugur daun pada triwulan I 2019 sudah seluas 400 hektare menjangkit wilayah perkebunan karet. Hal itu dikhawatirkan berdampak merosotnya hasil produksi perkebunan di Sumsel.

1. Sudah terjadi sejak 2017 hingga sekarang

Wabah Gugur Daun di Klaim Penyebab Turunnya Produksi Karet Sumsel   Dok.IDN Times/Istimewa

Rudi Arpian menjelaskan, penyakit yang sering menghinggapi tanaman sawit itu sudah terjadi sejak 2017 lalu, dengan total luas yang terdampak sebanyak 787.903 hektare.

Data dari Dinas Perkebunan Sumsel pada triwulan 1 2019, terdapat penurunan produksi mencapai 40 persen, yang hanya mencapai 583 ribu ton produksi sawit, jauh dibandingkan periode 2017-2019 yakni 971.479 ton.

"Rata-rata dalam 1 hektare, 30-50 persennya terserang gugur daun. Ini diakibatkan rata-rata oleh gulma yang ada di kebun karet tersebut sudah menjadi inang," ujar Rudi, Kamis (25/7).

2. Wabah sudah merata di seluruh kabupaten/kota

Wabah Gugur Daun di Klaim Penyebab Turunnya Produksi Karet Sumsel   Dok.IDN Times/Istimewa

Serangan terhadap karet oleh wabah tanaman tersebut, ungkap Rudi,  sudah merata di setiap kabupaten/kota di wilayah Sumsel. Untuk mengatasi fenomena itu, Dinas Perkebunan Sumsel memberikan bantuan pupuk di 4 ribu hektare wilayah.

"Saat ini produksi karet cuma 60 persen dari total keseluruhan perkebunan. Untuk salah satu cara pencegahannya dengan pemberian pupuk," ungkap dia.

3. Galakkan gerakan pembersihan gulma

Wabah Gugur Daun di Klaim Penyebab Turunnya Produksi Karet Sumsel   Dok.IDN Times/Istimewa

Nantinya, terang Rudi, Dinas Perkebunan Sumsel akan menggalakkan pengefektifan gerakan pembersihan gulma dan sanitasi lingkungan secara massal. "Inang akan kembali apabila kebun yang bersebelahan tidak dibersihkan," jelas dia.

Pembersihan lahan karet tersebut, dilakukan mulai dari pembersihan areal perkebunan karet. Diharapkan dengan itu dapat menekan resiko serangan hama. "Sosialisasi ini sudah dimulai di beberapa kota seperti Prabumulih, Muratara, dan beberapa Kota lainnya," terang dia.

Baca Juga: Pulau Bintan Produksi Karet Melimpah Hingga Ekspor ke Lima Negara

4. Pengendalian gulma jadi solusi gugur daun

Wabah Gugur Daun di Klaim Penyebab Turunnya Produksi Karet Sumsel   Dok.IDN Times/Istimewa

Dinas Perkebunan Sumsel melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), sudah melaksanakan sosialisasi tersebut. Pihaknya sudah memanggil kepala desa (kades) dan camat dalam membantu sosialisasi pengendalian Gulma.

"Pengendalian gulma dimulai dengan membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Kemudian, gulma dicabut dan dimasukkan ke lubang dan ditimbun dengan tanah supaya jadi kompos. Ini akan berjalan efektif dan berhasil bila dilakukan secara serentak. Kita imbau kepada seluruh masyarakat perkebunan karet untuk kegiatan ini," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya