Tak Cuma Palembang, Omicron Juga Ditemukan di Banyuasin

Dinkes Sumsel menduga Omicron sudah menjadi transmisi lokal

Palembang, IDN Times - Mobilitas masyarakat Sumatra Selatan (Sumsel) yang tinggi memicu lonjakan kasus COVID-19. Dari data Litbangkes Jakarta dan RS Siloam Sriwijaya, kasus varian Omicron tersebar tidak hanya di Palembang, melainkan juga di Kabupaten Banyuasin. 

"Tercatat dari hasil pemeriksaan pada Januari lalu, ada lima kasus varian Omicron di Sumsel. Empat kasus berada di Palembang, satu di Banyuasin," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nurainy, Minggu (13/2/2022).

1. Mobilitas masyarakat mengalami peningkatan

Tak Cuma Palembang, Omicron Juga Ditemukan di Banyuasinilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Lesty menilai, varian baru ini memiliki daya tular yang sangat cepat. Pihaknya menduga Omicron sudah menjadi transmisi lokal, sehingga penyebarannya akan sulit dikontrol.

"Selain karena memiliki penduduk terbanyak di Sumsel, mobilitas warga Palembang juga meningkat terutama di akhir pekan. Banyak orang yang datang dari luar kota menuju ke Palembang," jelas dia.

Baca Juga: 70 Nakes di RSMH Palembang Positif COVID-19

2. Varian Omicron lama dideteksi

Tak Cuma Palembang, Omicron Juga Ditemukan di Banyuasinilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Hingga Sabtu (12/2/2022) kemarin, kasus COVID-19 di Sumsel mencapai 639 orang. Kasus ini meningkat drastis dibanding satu hari sebelumnya yang mencapai 453 kasus. Selain itu, lambatnya pemetaan Omicron di Sumsel disebabkan pemeriksaan sampel yang membutuhkan waktu sekitar dua minggu lebih.

"Dari SGTF dulu pemeriksaan untuk menetapkan probable, setelah probable Omicron dilanjutkan ke WGS, itu memerlukan waktu dua minggu," jelas dia.

3. Vaksin dosis dua di Sumsel masih terbilang rendah

Tak Cuma Palembang, Omicron Juga Ditemukan di BanyuasinGubernur Sumsel, Herman Deru. (Dok. Humas Pemprov Sumsel)

Untuk mencegah dampak buruk dari varian Omicron, Pemprov Sumsel berupaya mempercepat vaksinasi di Sumsel. Gubernur Herman Deru mengakui pelaksanaan vaksin dosis kedua masih sangat rendah dibandingkan dosis pertama yang sudah di atas 90 persen

"Faktor yang mempengaruhi lambatnya vaksin kedua karena interval waktu antara dosis satu dan dosis dua sekitar enam bulan," ungkap dia.

Selain itu, masih banyak warga yang abai dan kerap lupa mengenai vaksinasi tahap kedua. Kondisi ini perlu upaya untuk mengingatkan kembali pentingnya menyelesaikan vaksin.

"Banyak keluarga yang tidak mengingatkan anggota keluarganya untuk menjalani vaksinasi dosis kedua. Sembari vaksin berjalan, kita tetap harus waspada," ujar dia.

Situasi saat ini membuat Herman Deru berencana akan menerbitkan Instruksi Gubenur kepada Bupati dan Wali Kota (Wako) di Sumsel. Isinya untuk mempercepat vaksinasi kedua dengan prioritas adalah anak dan kaum lanjut usia.

Baca Juga: Tempat Tidur RS Rujukan COVID-19 Palembang yang Terisi Naik 12 Persen

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya