Potensi Awan Hujan Hilang, Penyemaian Garam di Langit Sumsel Distop
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengehentikan sementara waktu penyemaian garam di langit Sumatra Selatan. Sedianya, penyemaian garam itu bertujuan untuk menciptakan hujan.
Hal itu dilakukan karena tidak adanya potensi awan hujan dalam beberapa hari terakhir. BMKG bahkan memprediksi awan kumulonimbus hanya terpantau di wilayah Muratara.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto menegaskan, untuk dipenyemaian harus ada awan Kumolonimbus.
"Sejauh ini tidak ada dan dalam dua hari terakhir pesawat penyemaian sedang di servis. Besok baru datang lagi untuk beroperasi," kata dia, Kamis (27/8/2020).
Baca Juga: Prioritas Piala Dunia, Pemprov Sumsel Jamin Akomodasi Siap Jauh Hari
1. Potensi awan hujan mengecil di Sumsel
Ferdian menuturkan, penyemaian garam rencananya akan dilakukan selama 20 hari. Namun karena tidak adanya potensi awan hujan itu, pihaknya baru melaksanakan sepuluh hari, yakni pada 12-24 Agustus 2020.
Adapun total bahan semai selama sepuluh hari adalah 21.400 kilogram garam, dengan hasil hujan sekitar 142 juta meter kubik (m3).
"Dalam dua hari ini dan barusan prediksi BMKG juga mengatakan, potensi (awan hujan) itu mengecil, dengan puncak kemarau terjadi di September," jelas dia.
2. Beberapa wilayah mulai alami kekeringan karena kemarau
Menurut Ferdian, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sendiri merupakan salah satu cara mengatasi kekeringan saat musim kemarau tiba. Hanya saja, penyemaian garam di udara tidak selalu berhasil. Pihaknya mengaku tidak ingin mengklaim kuasa Tuhan dalam memancing hujan buatan itu.
"Kalau pantauan dari lapangan, kondisi air memang saat ini mengering dan memang cepat berkurangnya karena tidak ada hujan lagi," jelas dia.
3. Tim kesulitan padamkan api di dua wilayah
Sementara itu, di beberapa wilayah di Sumatra Selatan, saat ini tengah mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kondisi wilayah yang mulai kekeringan membuat api cepat membakar wilayah yang tersulut api.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ansori menuturkan, wilayah yang terbakar sejauh ini masih terus dilakukan pemadaman.
"Tim masih lakukan pemadaman di Banyuasin dan Ogan Ilir, mudah-mudahan bisa dikendalikan," jelas dia.
Baca Juga: Kebakaran, Api Lalap 53 Hektare Lahan di Dua Kabupaten
4. Asap tutupi jalan Tol Palembang Indralaya
Ansori menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berupaya memadamkan api yang mengakibatkan asap hitam mengepul menutupi jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra). Pihaknya belum dapat memprediksi berapa total luas lahan yang terbakar namun, untuk tanah yang terbakar merupakan tanah mineral.
"Saat ini api memang berada di dekat jalan tol, sehingga asapnya masuk ke dalam. Kita masih melakukan pemadaman, baik tim darat dan udara," tutup dia.