Ponpes Tempat Santri Dianiaya Sebut Korban Terbakar Racun Nyamuk

Ponpes membantah tuduhan sesama santri membakar korban

Palembang, IDN Times - Pondok Pesantren (Ponpes) Tadabur Al-Qur'an Bunda Paulin Palembang membantah adanya kasus pembakaran oleh sesama santri di tempat tersebut. Korban berinisial RAR diklaim mengalami luka bakar di bagian tangan dan kaki karena terkena racun nyamuk bakar, bukan seperti cerita yang viral di media sosial (Medsos).

"Kejadian itu belum tentu benar, tapi sudah diviralkan. Kami juga masih melakukan penyelidikan internal. Hal inilah yang kami sayangkan, sudah viral sebelum mencari tahu kebenarannya, ini sudah pencemaran nama baik," ungkap Pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan Ponpes Tadabur Al-Qur'an Bunda Paulin, Jumat (20/10/2023).

Baca Juga: Seorang Santri Ponpes di Palembang Dibakar Teman Saat Tidur 

1. Polisi masih lakukan penyelidikan

Ponpes Tempat Santri Dianiaya Sebut Korban Terbakar Racun NyamukIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurutnya, pihak kepolisian telah menyelidiki dugaan pembakaran. Hanya saja, pihak ponpes meyakini tidak mungkin ada rekan yang berani membakar sesama santri.

"Polisi sudah ke sini untuk menyelidikinya, dan sudah diketahui kalau tangannya itu terbakar kena api racun nyamuk yang dipakai saat RAR tidur. Ada bekas bakar racun nyamuk. Kalau dibakar santri lain, tidak mungkin langsung melepuh seperti itu," jelas dia.

2. Teman satu kamar korban sudah diinterogasi

Ponpes Tempat Santri Dianiaya Sebut Korban Terbakar Racun Nyamukilustrasi investigasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk pemeriksaan internal, pihak ponpes telah menginterogasi para santri yang tidur bersama korban. Mereka ditanya mengenai kronologis kejadian dan memastikan tidak ada yang melakukan seperti yang dituduhkan.

"Kami tanya santri satu per satu, jawabannya sama semua, tidak melakukan pembakaran RAR," jelas dia.

3. Kecewa pihak keluarga korban lakukan kekerasan

Ponpes Tempat Santri Dianiaya Sebut Korban Terbakar Racun Nyamukilustrasi investigasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Usai kejadian, korban RAR diketahui kabur karena tak kuat menahan sakit setelah luka bakar di kaki dan tangannya. Pihak yayasan sempat menasihati korban agar tidak pulang dan mengobati lukanya. Hanya saja, RAR memilih pulang ke rumahnya tanpa membawa barang-barang.

"RAR memilih minggat dari Ponpes," jelas dia.

Paulin mengatakan, sempat terjadi ketegangan antara pihak keluarga dengan santri tertuduh terkait dugaan pembakaran.

"Salah satu keluarga RAR sudah menampar santri yang dituduh, sehingga kami tidak terima dengan kekerasan tersebut," tutup dia.

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya