Polisi Bantah Keributan Ormas di Palembang Terkait Kontestasi Pilkada

Polisi: 2 kelompok ormas ribut karena motif ekonomi

Intinya Sih...

  • Keributan antar ormas di Palembang tidak terkait politik, melainkan masalah pribadi dan ekonomi.
  • Permusuhan bermula dari perselisihan pembagian fee pekerjaan yang meruncing saat proses pengundian nomor urut paslon di KPU.
  • Bentrokan menyebabkan anggota polisi terluka, melibatkan dua kelompok ormas pendukung paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang.

Palembang, IDN Times - Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono menilai, kejadian keributan antar kelompok organisasi masyarakat (ormas) yang terjadi di luar gedung KPU Palembang tidak berhubungan dengan kontestasi politik. Dari hasil pemeriksaan polisi diketahui kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh permasalahan pribadi.

"Jadi insiden yang terjadi kemarin merupakan urusan pribadi. Tidak ada hubungannya dengan dukungan terhadap paslon," ungkap Harryo, Selasa (24/9/2024).

Baca Juga: Polisi Terluka Saat Ormas Pendukung Paslon di Bentrok Palembang

1. Polisi membantah keributan karena perbedaan pilihan dan ormas

Polisi Bantah Keributan Ormas di Palembang Terkait Kontestasi PilkadaKapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono (IDN Times/ Feny Maulia Agustin)

Sugihhartono menjelaskan, kejadian tersebut disebabkan oleh motif ekonomi, bermula ketika korban Jamak Udin (55) dan pelaku AR (45) memiliki pekerjaan bersama, namun punya masalah dalam pembagian fee yang belum kelar. Hal itu meruncing saat keduanya bertemu dalam proses pengundian yang terjadi di kantor KPU.

"Pekerjaannya tidak berhubungan dengan pemilu, tapi lebih ke pekerjaan berhubungan dengan ekonomi. Yang bersangkutan (korban dan pelaku) berada dalam satu kelompok ormas yang sama yang kebetulan secara internal juga ada perpecahan tetapi, kejadian itu juga tak dilatarbelakangi masalah internal organisasi," jelas dia.

2. Insiden bentrok terjadi di luar gedung KPU Palembang

Polisi Bantah Keributan Ormas di Palembang Terkait Kontestasi PilkadaMasa ormas pendukung paslon bentrok di KPU Palembang (Dok: istimewa)

Permasalahan pribadi antara korban dan pelaku memuncak saat proses tahapan pengundian dan penetapan nomor urut tengah berlangsung di KPU. Kedua kelompok terlibat keributan sehingga harus dilerai oleh anggota polisi.

"Kebetulan TKP berada di luar gedung KPU Palembang teapi berada di Jalan Utama menuju kantor KPU," jelas dia.

3. Satu polisi bertugas sebagai pengawal pribadi, terluka

Polisi Bantah Keributan Ormas di Palembang Terkait Kontestasi PilkadaMasa ormas pendukung paslon bentrok di KPU Palembang (Dok: istimewa)

Anggota polisi Aipda Trisno Widodo yang sedang bertugas sebagai pengawal pribadi salah satu paslon berusaha melerai kejadian. Dia terkena sabetan senjata tajam dari pelaku AR hingga terluka di bagian pinggang.

"Anggota kami berusaha melerai agar kejadian keributan tidak meluas. Anggota kami juga terkena sabetan karena ingin melerai. Sedangkan korban Jamak mendapat perawatan di RS, namun sudah bisa menjalani rawat jalan" jelas dia.

Dua kelompok pendukung paslon di Palembang bentrok dalam kegiatan pengundian nomor urut paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang, Senin sore, 23 September 2024.

Bentrokan tersebut diketahui terjadi di depan kantor KPU Palembang. Ormas yang bentrok adalah Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. GRIB Jaya pimpinan Jamak Udin dan DPC GRIB Jaya versi Soeheindra Tamzil.

Baca Juga: Ini Rayuan Janji Tiga Cakada Palembang Pilkada 2024

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya