Lebihi Nasional, Kasus Kematian COVID-19 Sumsel Tembus 5,4 Persen

Pergub protokol harus segera diberlakukan

Palembang, IDN Times - Dalam Empat bulan terakhir, kasus kematian akibat pandemik COVID-19 di Sumsel terus bertambahnya pasien positif di Bumi Sriwijaya. Hingga Jumat (21/8/2020), tercatat sudah 4.037 orang dinyatakan positif COVID-19.

Dalam catatan kasus kematian Satuan Tugas COVID-19 Sumsel, pada bulan Mei angka kematian ada 34 kasus. Lalu di bulan Juni 90 kasus, Juli meningkat 162 kasus dan Agustus 218 kasus. Catatan itu membuat angka kematian di Sumsel melebihi rata-rata nasional, yaitu 4,3 persen.

"Angka kematian Sumsel memang sejauh ini cukup tinggi, di angka 5,4 persen. Tetapi dibanding provinsi lain Sumsel ada peringkat ke delapan," ungkap Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel, Yusri, Sabtu (22/8/2020).

1. Penyakit penyerta memperparah kondisi pasien COVID-19

Lebihi Nasional, Kasus Kematian COVID-19 Sumsel Tembus 5,4 PersenPetugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda saat mengangkat pasien meninggal probabel COVID-19 dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie (Dok.BPBD Samarinda/Istimewa)

Kenaikan jumlah pasien meninggal dunia itu disebabkan oleh terlambatnya pasien positif melakukan pengobatan. Yusri menilai mereka yang meninggal rata-rata memiliki komorbit atau penyakit penyerta, dan orang-orang lanjut usia. Kondisi itulah yang memperparah keadaan sang pasien.

"Mereka yang meninggal karena terlambat menyadari COVID-19 dan berobat. Rata-rata memang yang meninggal membawa penyakit penyerta datang dengan penyakit klinis berat," ungkap dia.

2. Diabetes dan hipertensi penyakit terbesar pasien COVID-19 di Sumsel

Lebihi Nasional, Kasus Kematian COVID-19 Sumsel Tembus 5,4 PersenJubir gugus tugas percepatan penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yusri menjelaskan, mereka yang meninggal kebanyakan membawa penyakit lamanya yakni diabetes melitus (DM) dan hipertensi. Pasien COVID-19 dengan dua penyakit itu kerap sulit tertolong, apalagi jika mereka terlambat berobat.

"Makanya kita minta mereka yang merasa sakit untuk segera berobat sehingga tidak lambat ditangani," beber dia.

3. Pasien meninggal telat berobat karena takut stigma

Lebihi Nasional, Kasus Kematian COVID-19 Sumsel Tembus 5,4 PersenFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Dr. Iche Andriyani Liberty, M.kes (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Sementara itu, pakar Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri) Iche Andriany Liberty membenarkan, kasus kematian COVID-19 di Sumsel kebanyakan karena terlambat ditangani. Masyarakat baru memeriksakan diri ketika kondisi tubuh sudah semakin parah.

Kondisi itu diperparah dengan adanya stigma bagi masyarakat yang positif, yang kerap dibebankan kepada penderita COVID-19. Sehingga efek stigma menimbulkan ketakutan untuk memeriksakan diri.

"Untuk itu, diharapkan dengan dikeluarkan pergub protokol kesehatan ini semua pihak dapat berperan menghilangkan stigma tersebut," jelas dia.

4. Pergub masih menunggu untuk diberlakukan

Lebihi Nasional, Kasus Kematian COVID-19 Sumsel Tembus 5,4 PersenGubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sebelumnya, Pergub Protokol kesehatan sudah ditandatangani oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai payung hukum langkah penanganan COVID-19 di Sumsel. Salah satu poinnya mengatur mengenai penggunaan masker, menjaga jarak dan menjalankan kebersihan. Mereka yang melanggar akan didenda Rp100.000 hingga Rp500.000.

Hanya saja Gubernur Sumsel Herman Deru, masih menahan berlakunya pergub tersebut lantaran pekan kedua Agustus, perkembangan COVID-19 di Sumsel menurun. Dia mengatakan, pergub adalah upaya terakhir jika kondisi positif COVID-19 di Sumsel kembali meningkat dan masyarakat mulai cuek dengan kondisi pandemik.

"Saya lihat dulu kasus ini kalau terjadi fluktuasi lagi atau kemasabodohan, maka akan segera saya berlakukan. Karena Pergubnya sudah selesai tinggal dikeluarkan. Saya harap pergub jadi langkah terakhir," tutup Deru.

Baca Juga: Palembang Zona Merah Lagi, Ini Permintaan Harnojoyo kepada Warga 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya