Kenaikan Harga Cabai yang Tinggi Berpotensi Picu Inflasi di Sumsel

Harga cabai kini menjadi Rp100.000 per kilogram di pasaran

Palembang, IDN Times - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan (BI Sumsel), Ricky Perdana Gozali, mengingatkan pemerintah daerah terkait kenaikan harga cabai dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga yang tinggi hingga menjadi Rp100.000 per kilogram dapat berdampak pada inflasi di Sumsel.

"Cabai menjadi komoditas yang harus diwaspadai, karena polanya selalu sama mengalami inflasi pada November dan Desember. Sebab dari 2020 hingga 2022 pada November dan Desember terjadi inflasi yang cukup signifikan akibat cabai," ungkap Ricky, Kamis (9/11/2023).

Baca Juga: Harga Cabai Tembus 100 Ribu, Pedagang Palembang Mulai Gusar

1. Kenaikan harga cabai sebagai momok

Kenaikan Harga Cabai yang Tinggi Berpotensi Picu Inflasi di Sumselilustrasi cabai (vecteezy.com/Rian Maulana)

Ricky menjelaskan kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah keriting akibat kondisi cuaca. Namun kenaikan harga keduanya dikhawatirkan menjadi momok inflasi yang terjadi setiap tahun.

"Jika musim kering dan musim hujan, panen cabai akan berpengaruh," jelas dia.

Baca Juga: Harga Cabai Tinggi, Jokowi Minta Pj Gubernur Sumsel Cari Solusi

2. Pemda dan OPD diminta cegah inflasi

Kenaikan Harga Cabai yang Tinggi Berpotensi Picu Inflasi di SumselIlustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kondisi inflasi ini dikhawatirkan makin tak terkendali saat akhir tahun mendekati Natal dan tahun baru. Pihaknya mengajak pemerintah daerah dan OPD terkait untuk melakukan antisipasi bersama.

"Kami meminta agar OPD di 17 kabupaten dan kota se-Sumsel untuk melakukan berbagai kebijakan dan strategi, dalam memastikan pasokan tetap aman sehingga harga cabai bisa ditekan," jelas dia.

3. Pemda Sumsel siapkan biaya tak terduga untuk tekan harga cabai

Kenaikan Harga Cabai yang Tinggi Berpotensi Picu Inflasi di Sumselilustrasi mencuci cabai (vecteezy.com/seksanwangjaisuk565138)

Senada dikatakan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni. Ia menyebutkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menjadikan kenaikan harga cabai sebagai atensi dengan pengendslian secara terpadu.

"Memang momen Nataru cenderung terjadi kenaikan inflasi, karenanya kami mengimbau agar daerah di 17 kabupaten dan kota bisa mempersiapkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk menekan inflasi ini," jelas dia.

Fatoni menyebut masyarakat bisa berpartisipasi dalam menekan inflasi dengan menanam cabai di pekarangan rumah. Setiap keluarga bisa menghasilkan cabai sendiri dan tidak bergantung pada pasokan cabai di pasaran.

"Cabai naik karena pasokan kurang. Dan yang bisa kita lakukan adalah menambah pasokan, tentu bekerja sama daerah di luar Sumsel yang menjadi daerah penghasil," tutup dia.

Baca Juga: Harga Cabai Tinggi, Jokowi Minta Pj Gubernur Sumsel Cari Solusi

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya