Hampir 1 Tahun Jabat Bupati Muaraenim, Karir Ahmad Yani Kandas di KPK

Kader Demokrat yang cerdas dan tak pernah diterpa isu miring

Palembang, IDN Times - Tanggal 18 September 2018 lalu, Alex Noerdin yang masih menjabat Gubernur Sumsel saat itu, melantik dan mengambil sumpah pasangan Bupati dan Wakil Bupati Muaraenim terpilih 2018-2023, Ahmad Yani dan Juarsah di Palembang Sport Convention Center (PSCC).

Ahmad Yani dan Juarsyah dilantik bersama pasangan bupati/wali kota dari enam daerah lain di Sumsel yang melaksanakan Pilkada Serentak 2018.

Nah, beberapa pekan lagi atau pada 18 September 2019, masa pengabdian Ahmad Yani memimpin Bumi Serasan Sekundang genap satu tahun. Sayangnya, belum menyentuh angka 1 tahun, Ketua DPC Partai Demokrat Muaraenim ini terjerat Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin, (2/9) malam kemarin.

Sehari kemudian, atau pada Selasa (3/9) malam, KPK meningkatkan stasus Ahmad Yani menjadi tersangka dalam kasus penerimaan suap fee proyek pembangunan jalan di Muaraenim, senilai senilai US$35.000.

Baca Juga: Naufal, Putra Bupati Muaraenim: Ayah ke Jakarta Hanya Sebagai Saksi

1. Ahmad Yani termasuk sosok yang sepi dari isu-isu miring

Hampir 1 Tahun Jabat Bupati Muaraenim, Karir Ahmad Yani Kandas di KPKIDN Times/istimewa

Sebenarnya, para kolega politik Ahmad Yani di Sumsel sempat terkejut dengan kejadian penangkapan tersebut. Karena, figur Ahmad Yani ini termasuk tipikal yang tidak terlalu banyak bicara dan santai. Kesehariannya Ahmad Yani selalu melayangkan senyum khasnya, saat disapa orang-orang di sekitarnya.

Makanya, Ahmad Yani sangat jarang bahkan tidak pernah diterpa isu-isu miring yang menjurus tentang karir politik dan keluarganya. Karena Ahmad Yani sendiri pandai menjaga hubungan politik dan lingkungannya.

"Saya sedih, sampai sekarang belum begitu cerah muka saya. Saya kaget, terkejut kehilangan teman. Keberadaan beliau belum terinfo ke saya, baik surat maupun telegram atau cara pemberitahuan yang lain belum," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru, Selasa (3/9) lalu.

Sebelum menjabat Bupati Muaraenim, Ahmad Yani tercatat sebagai Anggota DPRD Sumsel dari Fraksi Demokrat, periode 2009-2014 dan periode 2014-2019. Selama menjadi wakil rakyat Sumsel dari daerah pemilihan Muaraenim, Pali dan Prabumulih, Ahmad Yani bekerja layaknya pada anggota DPRD Sumsel lainnya. Bahkan, cukup akrab dengan sebagian besar pegawai dan staff honor kesekretariatan DPRD Sumsel. 

Makanya, ketika terdengar kabar tentang Ahmad Yani tertangkap KPK, suasana di lingkungan perkantoran DPRD Sumsel terus membincangkan tentang sosok Ahmad Yani. Mulai dari kantin Dharwa Wanita, media center, dan sejumlah ruangan lain. Mereka rata-rata masih tidak menyangka dan tidak percaya kalau seorang Ahmad Yani melakukan itu.

"Saya sudah tahu informasi itu dari kemarin, tapi saya hanya mau tahu berita yang pastinya seperti apa. Karena beberapa hari ini hanya informasi. Setelah membaca berita di media online dan koran, ya sangat terkejut sekali. Pak Yani itu orangnya slow, ramah karena selalu senyum tiap berpapasan dan sering ngobrol sama kami-kami ini," ujar Toni, staff honor di lingkungan DPRD Sumsel, Rabu (4/9).

Baca Juga: Ini Kronologi KPK Tangkap Bupati Muaraenim yang Terima Suap Rp500 Juta

2. Ahmad Yani dikenal cerdas, idealis, ramah dan paham aturan

Hampir 1 Tahun Jabat Bupati Muaraenim, Karir Ahmad Yani Kandas di KPKIDN Times/istimewa

Nah, sebelum Ahmad Yani menyelesaikan tugasnya sebagai Anggota DPRD Sumsel di tahun 2019, dia mencalonkan diri sebagai calon Bupati Muaraenim pada Pilkada serentak di Sumsel tahun 2018, berpasangan dengan Juarsah, dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Muaraenim, tentu pencalonan pasangan Ahmad Yani - Juarsah sebagai calon Bupati Muaraenim, diusung Partai Demokrat, PKB dan Partai Hanura.

Pada tahun 2018 itu juga, Ahmad Yani pun harus mengundurkan diri dari anggota DPRD Sumsel. Peruntungan politik Ahmad Yani terbilang bagus. Karena dari empat kandidat Bupati Muaraenim, pasangan Ahmad Yani-Juarsah terpilih dengan total perolehan suara 33,82 persen atau 67,552 suara dan menyingkirkan 3 pasangan calon (paslon) lainnya.

Menurut Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, Chairul S Matdiah, sosok Ahmad Yani merupakan teman yang ramah. Ahmad Yani juga termasuk kader Demokrat yang cerdas.

"Makanya, kita juga sangat terkejut atas kejadian ini. Karena kita semua tahu bahwa Ahmad Yani itu orangnya idealis, cerdas dan paham dengan semua aturan. Mungkin bukan hanya saya yang merasa prihatin, tapi semua orang yang mengenal Ahmad Yani pasti merasakan hal yang sama," kata, Wakil Ketua DPRD Sumsel itu.

Baca Juga: [BREAKING] KPK Tetapkan Bupati Muaraenim Ahmad Yani Tersangka Suap

3. Harta kekayaan Yani mencapai Rp4,7 miliar

Hampir 1 Tahun Jabat Bupati Muaraenim, Karir Ahmad Yani Kandas di KPKIDN Times/Rangga Erfizal

Data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diakses dari http://elhkpn.kpk.go.id, menampilkan jumlah kekayaan Ahmad Yani mencapai
Rp4.725.928.566.

Jumlah tersebut terakhir kali di-upadate saat Ahmad Yani maju menjadi calon bupati Muara Enim tahun 2018. Semua kekayaan tersebut mulai dari tanah, bangunan dan kendaraan, tersebar di 2 kabupaten dan 1 kota yakni Muaraenim, Banyuasin dan Palembang yang mencapai Rp2,5 miliar.

Sedangkan untuk kendaraan, Ahmad Yani memiliki sejumlah kendaraan dengan total Rp885 juta, dengan rincian Daihatsu Taft tahun 1983, Yoyota Agya tahun 2014, dan Nissan Grand Livina tahun 2012. Kemudian, Honda Brio Satya tahun 2016, Toyota Land Cruiser ‎tahun 1997, serta Mitsubishi Pajero tahun 2019 serta motor Vespa P150X tahun 1981.

Kemudian, harta bergerak lain yang terdaftar sejumlah Rp350 juta dan uang kas Rp1 miliar. Untuk seluruh harta kekayaan Ahmad Yani mencapai Rp4.905.000.000, Namun ditambah nilai hutang yang dimilikinya sekitar Rp179 juta, jadi seluruh harta kekayaan Ahmad Yani mencapai Rp4.725.928.566.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya