Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau Basah

Hari tanpa hujan di Sumsel bisa lebih pendek dari tahun lalu

Intinya Sih...

  • Musim kemarau di Sumsel tahun ini diprediksi lebih pendek dibandingkan tahun lalu, karena memasuki fase La Nina yang akan membuat musim kemarau lebih basah.
  • Kepala BPBD Sumsel menyatakan prediksi penurunan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun ini, namun tetap melakukan koordinasi lintas instansi untuk pencegahan.
  • BPBD Sumsel meminta pembuatan embung, kanal blok, dan parit gajah kepada Dinas Kehutanan dan perusahaan perkebunan untuk persiapan musim kemarau. Koordinasi dengan BNPB juga dilakukan untuk patroli udara dan pemadaman udara.

Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel) mengatakan jika musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya. Data tersebut didapatkan dari prakiraan BMKG, di mana musim kemarau tahun ini akan lebih basah dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) tidak terlalu panjang.

"Tahun kemarin musim kemarau panjang dipengaruhi El Nino, sedangkan untuk tahun ini memasuki fase La Nina dengan kemarau basah," ungkap Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, Jumat (28/6/2024).

Baca Juga: Pj Gubernur Sumsel Petakan Langkah Kolaborasi Penanganan Karhutla

1. Sampaikan pesan maklumat Kapolda ke perusahaan dan masyarakat

Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau BasahKebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Wilayah Ogan Ilir (Dok: Mangga Agni)

Iqbal menambahkan, meski prediksi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akan menurun pada tahun ini, pihaknya tetap akan berkoordinasi lintas intansi melibatlan unsur pemerintah dan swasta.

Pihaknya akan gencar sosialisasi mengenai upaya pencegahan karhutla. Pasalnya, cara-cara membuka lahan dengan cara dibakar dinilai kerap masih terjadi.

"Kita sudah menyampaikan untuk perusahaan memang ketentuan di UU dilarang membuka lahan dengan cara dibakar termasuk warga, dan terus kita sosialisasikan termasuk menyebarkan maklumat dari Kapolda Sumsel tentang larangan membakar lahan," jelas dia.

Baca Juga: Sumsel Pinjam 8 Helikopter BNPB untuk Penanganan Karhutla

2. Embung harus disiapkan untuk menangani karhutla

Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau BasahKebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Wilayah Ogan Ilir (Dok: Mangga Agni)

Pihak BPBD Sumsel pun meminta kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta perusahaan perkebunan di Sumsel membuat embung atau penampungan air. Hal itu ditujukan untuk digunakan saat musim kemarau tiba sehingga tim pemadaman dapat bergerak cepat menjangkau titik api.

"Selain embung kita juga menyampaikan kepada perusahaan untuk membuat kanal blok dan juga parit gajah," jelas dia.

3. Helikopter dan TMC diajukan ke pusat

Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau BasahKebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Wilayah Ogan Ilir (Dok: Mangga Agni)

Selain itu, untuk patroli udara dan pemadaman udara pihak BPBD telah berkoordinasi dengan BNPB untuk mengajukan peminjaman helikopter.

"Sementara untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sedang diajukan ke pusat," tutup dia.

Baca Juga: Sumsel Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla Hingga November 2024

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya