Gawat! Hanya Empat hari, 78 Hektare Lahan di Sumsel Hangus Terbakar

BMKG memprediksi kemarau tahun ini hingga akhir Oktober

Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, selama empat hari atau dari tanggal 1 hingga 4 Agustus 2019 ini, ada sekitar 78 hektare lahan yang tersebar di Sumsel hangus terbakar.

Wilayah di Kabupaten Ogan Ilir (OI) menjadi daerah paling parah dalam kasus kebakaran hutan tahun 2019, yakni dengan total kebakaran 121,15 hektare.

"Hingga saat ini lahan yang terbakar pada 2019 ini mencapai 257,9 hektare dan tersebar di enam wilayah di Sumsel. Paling banyak kebakaran lahan terjadi di Ogan Ilir," ujar Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah, Senin (5/8).

1. Ogan Ilir terparah, enam kabupaten lain ikut sumbang kebakaran lahan

Gawat! Hanya Empat hari, 78 Hektare Lahan di Sumsel Hangus TerbakarDoc. BNPB

Iriansyah menerangkan, selain wilayah Ogan Ilir, ada enam wilayah lain yang terbakar sejak darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ditetapkan pada Maret 2019 lalu. Kebakaran di Kabupaten Banyuasin 6 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 57,75 hektare, Lubuklinggau 0,5 hektare, Musi Banyuasin (Muba) 4 hektare, dan Ogan Komering Ilir (OKI) 68,5 hektare.

Selama Juli dan Agustus, sambungnya, telah terjadi peningkatan data hotspot yang cukup signifikan terpantau pada aplikasi Lapan Fire. Ini juga ditandai dengan adanya peningkatan kejadian kebakaran, khususnya di wilayah Ogan Ilir, yang merupakan lahan rawa-rawa yang mulai kering seiring masuknya puncak musim kemarau.

"Untuk lahan gambut seperti di OKI dan Musi Banyuasin saat ini masih relatif aman, walau kondisi permukaan air pada lahan gambut sudah mulai menyusut drastis," terang dia.

2. Banyak faktor yang membuat sulitnya proses pemadaman

Gawat! Hanya Empat hari, 78 Hektare Lahan di Sumsel Hangus TerbakarDok.IDN Times/Istimewa

Luas dan tersebarnya lokasi lahan yang terbakar yang sulit dijangkau, ujar Iriansyah, menjadi kendala mereka untuk mempercepat pemadaman. Selain itu, kebakaran juga banyak terjadi pada malam hari, sehingga satgas Karhutla harus bersusah payah memadamkan api.

"Pemadaman ini juga terkendala kondisi cuaca yang panas dan tiupan angin kencang, terbatasnya sumber air dan tangki suplai air. Bahkan, masih adanya kebiasaan masyarakat membuka lahan “sonor” secara diam-diam," jelas dia.

3. Sebanyak 1.512 personel satkgas karhutla Sumsel di sebar ke 90 desa

Gawat! Hanya Empat hari, 78 Hektare Lahan di Sumsel Hangus TerbakarDok.IDN Times/Istimewa

Iriansyah melanjutkan, kekuatan satgas karhutla sebanyak 1.512 personel, di sebar ke 90 desa yang sangat rawan karhutla. Jumlah personel tersebut, berbanding terbalik dengan total keseluruhan desa rawan sebanyak 324 desa.

"Sebenarnya ada banyak desa, namun tim di sebar untuk menempati pos-pos tempat paling rawan karhutla di 90 desa. Kita sudah menyiagakan petugas gabungan dari TNI, Polri, masyarakat, serta juga BPBD kabupaten dan kota ini sejak awal Juli," ujar dia.

Baca Juga: Karhutla Lagi, Lahan Gambut Seluas 23,5 Ha di Sumsel Terbakar

BMKG peringatkan BPBD Soal kemarau panjang

Gawat! Hanya Empat hari, 78 Hektare Lahan di Sumsel Hangus TerbakarIDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Kepala Stasiun BMKG Kelas I Kenten Palembang, Nuga Putrantijo mengatakan, bahwa puncak musim kemarau tahun ini diprediksi berjalan panjang hingga akhir Oktober. Beberapa wilayah di Sumsel juga bahkan mulai mengalami kekeringan dan kehilangan curah hujan yang hampir satu bulan.

Atas dasar itu, pihaknya terus menyampaikan kepada BPBD perkembangan terbaru mengenai perkembangan cuaca. 

"Beberapa wilayah mulai kekeringan, bahkan pada 31 Juli lalu beberapa wilayah sudah tidak mengalami hujan, seperti di Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, yang sudah 33 hari. Beberapa wilayah di Lahat sudah mendekati 30 hari, sebagian wilayah Sumsel sudah 10 hari tidak hujan. Kita minta BPBD mewaspadai puncak musim kemarau," tandasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya