El Nino 2023 Pengaruhi Penurunan Luas Lahan Panen di Sumsel 

Meski lahan sedikit tapi produksi beras Sumsel meningkat

Intinya Sih...

  • Luas lahan panen padi di Sumsel turun dari 513,37 Ha pada 2022 menjadi 502,16 Ha di 2023 akibat El Nino.
  • Meskipun luas panen lebih kecil, produksi padi di Sumsel tak terpengaruh dan malah mengalami peningkatan hasil panen rata-rata sebesar 5,5 ton per Ha.
  • Kementan menilai masih ada potensi pertanian yang bisa dimaksimalkan di Sumsel untuk meningkatkan produksi padi nasional, dengan membangunkan lahan tidur dan menerapkan strategi pertanian unggul.

Palembang, IDN Times - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatra Selatan (Sumsel) mencatat ada penurunan luas lahan panen pada 2023 kemarin. Jumlah luasan lahan panen tersebut mencapai 11,16 Hektare (Ha) atau menurun dari 513,37 Ha pada 2022 menjadi 502,16 Ha di 2023.

El Nino dinilai sempat menyebabkan kekeringan panjang di Sumsel sehingga memicu penurunan luahahan tersebut.

"Pada 2023 ada penurunan luas lahan panen di Sumsel. Penyebabnya karena El Nino," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikuktura Sumsel, Bambang Pramono, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga: Jumlah Unit Usaha Sektor Pertanian di Sumsel Turun 1,6 Persen

1. Produksi padi justru naik 5,5 ton per Ha

El Nino 2023 Pengaruhi Penurunan Luas Lahan Panen di Sumsel Tanaman padi siap panen di lahan pertanian milik Masriadi (IDN Times/Dhana Kencana)

Bambang menjelaskan, meski ada penurunan luas lahan panen tetapi produksi padi di Sumsel tak terpengaruh. Pihaknya justru mencatat ada kenaikan jumlah produktivitas padi pada 2023.

Rata-rata hasil panen padi naik di Sumsel mengalami peningkatan. Pada 2023, terjadi peningkatan hasil panen mencapai 5,5 ton per Ha atau naik dari tahun sebelumnya 5,4 Ha per Ha.

"Meskipun luas panen lebih kecil, tapi produksi naik dibanding 2022," jelas dia.

Baca Juga: Pertanian Sumsel Terancam, Generasi Millennial Mulai Tinggalkan Ladang

2. Pemda upayakan peningkatan luas lahan panen di 2024

El Nino 2023 Pengaruhi Penurunan Luas Lahan Panen di Sumsel Petani di Desa Kabar Lotim, baru mulai menanam padi minggu ke dua Januari (IDN Times / Ruhaili)

Bambang pun menarget pihaknya dapat meningkatkan luas panen padi sebesar 12, 39 persen atau seluas 62,204 Ha meningkat menjadi 564,63 Ha. Upaya ini akan dibarengi dengan memaksimalkan lahan dan produksi padi.

"Lokasi yang produksinya masih di bawah 5 ton akan dibantu, baik itu dengan memanfaatkan dana APBD maupun APBN," jelas dia.

3. Potensi lahan tidur dimaksimalkan di Sumsel

El Nino 2023 Pengaruhi Penurunan Luas Lahan Panen di Sumsel Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman (Dok: istimewa)

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat potensi pertanian di Sumsel masih bisa untuk dimaksimalkan. Andi menilai masih ada sekitar 470.000 Ha lahan yang bisa digunakan untuk mewujudkan lumbung pangan nasional.

Untuk itu, Kementan meminta pemda berupaya memaksimalkan lahan tidur yang ada untuk meningkatkan produksi dan lahan pertanian di Sumsel.

"Khususnya Kabupaten OKI menjadi tulang punggung Indonesia sektor pangan. Banyak lahan tidur, mari kita bangunkan lahan tidur," jelas Amran.

Potensi Sumsel untuk menjadi lumbung pangan nasional dinilai terbuka lebar. Adapun indeks penanaman (IP) ada sekitar 370.000 Ha, yang selama ini baru ditanam satu kali. Jumlah tanam itu dapat ditingkatkan menjadi dua kali pertahun.

"Artinya, ada 700 ribu hektare potensi yang bisa kita bangunkan dua kali, ini bisa menyumbang produksi nasional yang saat ini 1,5 juta ton, dan kalau ini kita garap setahun tiga kali maka bisa menyumbang 4 juta ton beras. Artinya impor hanya bisa diselesaikan dari Sumsel, yang jumlahnya 3,5 juta ton," ujar dia.

4. Pembanguan bertahap pertanian Sumsel

El Nino 2023 Pengaruhi Penurunan Luas Lahan Panen di Sumsel Ilustrasi lahan pertanian (IDN Times/Muhammad Nasir)

Menurutnya, langkah awal mewujudkan wilayah lumbung pangan nasional ada beberapa strategi yang bisa dilakukan seperti identifikasi lahan. Lalu, bantuan membantu pengiriman peralatan dan bibit benih unggul dan pupuk.

"Lalu kita gandengan tangan seluruh pihak yang terkait dengan pertanian untuk membangun pertanian yang unggul dan insyaa Allah 2-3 tahun bisa kembali swasembada seperti dulu," harap dia.

Baca Juga: Mengenal Tanaman Transgenik: Pengertian, Proses Produksi, dan Manfaat

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya