Disebut Fiktif, Gubernur Sumsel: Kita Percaya Kerajaan Sriwijaya Ada 

Statement Ridwan Saidi tak seharusnya dibahas

Palembang, IDN Times -Gubernur Sumsel, Herman Deru menilai, munculnya pernyataan dari Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, mengenai Kerajaan Sriwijaya fiktif, jangan terlalu dibahas, walau argumen tersebut sedikit menyimpang.  

"Saya minta statement demikian tidak seharusnya kita bahas, karena kita percaya Kerajaan Sriwijaya ada, petilasannya banyak. Itu mungkin pendapat dirinya pribadi, jadi sah-sah saja," ujarnya, disela-sela menemani Menteri Pertanian, Rabu (28/8).

1. Deru lebih percaya kajian ahli

Disebut Fiktif, Gubernur Sumsel: Kita Percaya Kerajaan Sriwijaya Ada IDN Times/Rangga Erfizal

Herman Deru mengatakan, semua hal tentang Kerajaan Sriwijaya itu bukan hanya sebatas statement dari berbagai pihak. Karena, dia lebih percaya pada pendapat para ahli dalam melihat sejarah Kerajaan Bahari Sriwijaya.

"Pendapat satu orang yang kontra juga lama kelamaan akan meredam dengan sendirinya, karena tidak didasari keilmuan yang jelas. Karena yang mengatakan adanya Kerajaan Sriwijaya itu para ahli, tidak seketika saja tetapi melalui penelitian," tegas dia.

2. Peninggalan Sriwijaya jelas sudah diteliti

Disebut Fiktif, Gubernur Sumsel: Kita Percaya Kerajaan Sriwijaya Ada IDN Times/Rangga Erfizal

Jika ditelusuri lebih jauh, Herman Deru meyakini, petilasan dan peninggalan kerajaan yang dipercaya berada di tepian Sungai Musi tersebut akan menunjukkan bukti yang jelas.

"Bahkan sampai peninggalan sejarahnya sudah ditelusuri oleh para ahli, bukan satu dua orang saja, lalu peninggalan megalitnya, serta arkeolog sudah turun," jelas dia.

3. Balai Arkeologi sudah cari bukti keberadaan Sriwijaya

Disebut Fiktif, Gubernur Sumsel: Kita Percaya Kerajaan Sriwijaya Ada IDN Times/Feny Maulia Agustin

Sementara, Balai Arkeologi Sumsel, Retno Purwati menjelaskan, duduk permasalahan mengenai Kerajaan Sriwijaya pertama kali ditemukan oleh sejarawan asal Prancis, George Coedes pada 1918. Saat itu, nama Sriwijaya muncul setelah ditemukannya prasasti kota kapur.

Nama Sriwijaya tersebut masih dianggap mulanya oleh para peneliti sebagai nama dari seorang raja. Namun, setelah di kaji lebih mendalam ditemukan prasasti lainnya yang lebih memastikan kebesaran nama Sriwijaya.

"Belum arcanya, belum situs-situsnya yang kemudian kami lakukan carbon dating atau C-14 itu hasilnya hampir 7 semua, itukan bukti-bukti (kerajaan Sriwijaya) langsung," jelas Retno.

4. Kalau Kerajaan Sriwijaya fiktif, mengapa jadi rebutan

Disebut Fiktif, Gubernur Sumsel: Kita Percaya Kerajaan Sriwijaya Ada IDN Times/Feny Maulia Agustin

Retno melanjutkan, nama besar Sriwijaya itu sampai hari ini masih diperebutkan oleh beberapa negara dan daerah di Indonesia lantaran namanya yang masyur.

"Bahkan sampai sekarang ibu kotanya Sriwijaya jadi rebutan, ada yang bilang di Palembang, Jambi, Pekanbaru, Medan, Malaysia bahkan Thailand. Kalau fiktif kenapa sampe direbutkan begitu," ujar dia.

Belum lagi, ada beberapa penulis yang mendalami semu hal tentang Kerajaan Sriwijaya, hingga menerbitkan buku dan artikel mengenai Kerajaan Sriwijaya lebih mendalam. "Kalau fiktif, untuk apa penulis Jepang sampai menulis buku sampai dua kali," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya