Dalami Kematian Tahanan, Polda Sumsel Periksa 11 Sipir Rutan Pakjo

Polisi menunggu hasil autopsi korban

Palembang, IDN Times - Kasus kematian tahanan titipan kejaksaan di Rutan Klas 1 Palembang bernama Irohim (22) terus didalami polisi. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 15 saksi.

Dari jumlah tersebut, 11 orang diantaranya adalah sipir rutan dan empat tenaga medis yang menangani korban.

"Saat ini penyidik masih menunggu hasil autopsi jenazah korban sebagai barang bukti," ungkap Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto, Selasa (20/8/2024).

Baca Juga: Tahanan Rutan Pakjo Meninggal, Kematian Kedua dalam Sepekan

Baca Juga: Tahanan Pakjo Sempat Minta Uang untuk Pindah Sel dan Merasa Terancam

1. Polisi mendalami keterangan pihak keluarga

Dalami Kematian Tahanan, Polda Sumsel Periksa 11 Sipir Rutan PakjoTahanan rutan pakjo Irohim (22) yang menghembuskan napas terakhir usai dilarikan ke RS (Dok: istimewa)

Sunarto menerangkan, hasil penyelidikan sejauh ini belum bisa menyatakan ada kekerasan di dalam rutan. Sedangkan dari pernyataan pihak keluarga di tubuh korban banyak ditemukan tanda bekas kekerasan.
"Saat ini kami mendalami keterangan dari keluarga korban," jelas dia. 

2. Polisi juga mendalami percakapan terakhir korban

Dalami Kematian Tahanan, Polda Sumsel Periksa 11 Sipir Rutan PakjoIlustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Sunarto menjelaskan, pemeriksaan keterangan keluarga penting. Pihak keluarga mengklaim punya bukti percakapan terakhir sebelum korban meregang nyawa. Dalam percakapan itu, korban sempat meminta dikirimkan uang untuk pindah kamar.

"Terutama terkait percakapan terakhir korban yang meminta uang untuk pindah kamar tahanan," jelas dia.

Baca Juga: Terdakwa Kasus Narkoba Meninggal di Rutan Pakjo Palembang

3. Pernyataan Keluarga jika korban terancam

Dalami Kematian Tahanan, Polda Sumsel Periksa 11 Sipir Rutan PakjoRusnawati (67) Orang tua tahanan yang meninggal di dalam Rutan Pakjo Palembang (Dok; istimewa)

Diberitakan sebelumnya, Rusnawati (67) selaku orangtua korban menduga Irohim mendapat kekerasan di dalam Rutan Pakjo Palembang. 

Pasalnya, sepekan sebelum dilarikan ke RS, Irohim sempat menelepon kakaknya untuk dikirimi uang Rp350 ribu untuk keperluan pindah kamar. Kepada keluarga, korban mengaku membutuhkan uang tersebut karena nyawanya terancam.

"Karena (Irohim) sudah satu atau dua minggu tinggal di rutan," ungkap Rusnawati, Selasa (13/8/2024).

Saat menelepon, menurut Rusnawati, korban mengaku terancam sambil menangis. "Secepat itu, kakaknya pun mengirimkan uang yang diminta almarhum sebesar Rp 350.000 melalui aplikasi dana," jelas dia.

Rusnawati pun mengaku kaget saat pertama kali mendapat kabar anak bungsunya tersebut telah menghembuskan napas terakhir. Pihak keluarga pun mengatakan, banyak hal janggal yang ditemukan di tubub korban seperti luka memar di tubuh dan kepala korban.

"Yang tidak habis pikir, untuk apa mengirim uang, jika anak saya pulang tidak bernyawa seperti ini? Luka itu kami temukan saat memandikan jenazah. Luka-luka tersebut membuat kami tidak terima atas kematian korban," jelas dia.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya