Belum Berdampak, tapi 2.160 Ha Sawah Tadah Hujan di Sumsel Kekeringan

50% pertanian Sumsel ada di lahan rawa lebak pasang surut

Palembang, IDN Times -Sekitar 2.160,75 hektare lahan pertanian di sejumlah daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mengalami kekeringan. Namun, kekeringan yang disebabkan kemarau panjang tersebut, belum berdampak terlalu jauh terhadap pengelolaan pertanian.

"Memang sekitar 2.160,75 hektare lahan sawah ada yang kekeringan, akan tetapi masuk kategori ringan, belum sampai tingkat mengkhawatirkan," kata Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumsel, Tuti Murti, Minggu (1/8).

1. Sawah tadah hujan yang kering tersebar di 9 kabupaten/kota

Belum Berdampak, tapi 2.160 Ha Sawah Tadah Hujan di Sumsel KekeringanIDN Times/Rangga Erfizal

Tuti mengungkapkan, dari dua ribu hektare lebih lahan yang mengalami kekeringan tersebut, ada di Kabupeten Musi Rawas (Mura), Ogan Ilir (OI), OKU Timur, Pali, OKU, Muaraenim, Lahat, Banyuasin, Empat Lawang. Rata-rata, lahan pertanian yang mengalami kekeringan merupakan jenis sawah tadah hujan dan irigasi yang memerlukan curah hujan dan aliran air irigasi.

"Kalau untuk berapa jumlahnya, Musi Rawas 1.432 hektare, OKU Timur 208, Ogan Ilir 166 hektare, Lahat 146,5 hektare, Muara Enim 110,25, Banyuasin 10 hektare, OKU 7 hektare, Pali 80 hektare, Empat Lawang 1 hektare," ungkapnya.

Kekeringan tersebut, sambungnya, paling besar disebabkan oleh debit air berkurang drastis pada puncak kemarau seperti sekarang. Diprediksi ,kondisi kemarau akan mencapai puncaknya pada Oktober pertengahan mendatang.

"Kondisi iklim di Sumsel mulai memasuki kemarau sehingga membuat curah hujan berkurang, debit air sungai pun mengecil sehingga untuk wilayah-wilayah yang jauh dari sungai, airnya tidak mencukupi," sambung dia.

2. Antisipasi gagal panen, warga sudah diimbau tanam palawija jenis lain yang tetap tumbuh saat kemarau

Belum Berdampak, tapi 2.160 Ha Sawah Tadah Hujan di Sumsel KekeringanIDN Times/Rangga Erfizal

Tuti melanjutkan, untuk mengantisipasi meluasnya kekeringan, para petani sudah melakukan penanaman komoditas alternatif, yakni palawija yang dapat ditanami saat kemarau.

Selain itu, Balai Perlindungan Tanaman Pangan juga sudah melakukan penyedotan air di beberapa titik, untuk menyelamatkan beberapa komoditi pertanian yang hampir panen.

"Saat ini petani mulai menanam tanaman lain yang tidak membutuhkan air yang banyak. Melalui dinas-dinas sudah mengoordinasikan penyedotan air ataupun pembuatan sumur bor guna mencari persediaan air," ujar dia.

Pihaknya mengklaim, keringnya sawah tadah hujan ini tidak menjadi hal yang dirisaukan hingga menjadi ketakutan akan gagal panen. Karena, di beberapa wilayah lainnya, kondisi pertanian di Sumsel masih aman.

"Sumsel juga saat ini berharap dengan pengelolaan lahan rawa lebak guna mengantisipasi gagal panen. Sawah di Sumsel cukup banyak, walau mengalami kekeringan, tidak akan terdampak pada produksi padi. Karena hanya sebagian kecil dari total lahan sawah di Sumsel," Ungkap dia.

Baca Juga: Tahun 2021, Herman Deru Targetkan Sumsel Jadi Lumbung Pangan Nasional 

3. Lahan rawa lebak jadi penyokong di Musim kemarau

Belum Berdampak, tapi 2.160 Ha Sawah Tadah Hujan di Sumsel KekeringanIDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hotikultura Sumsel, Antoni Alam menuturkan, Sumsel sendiri memiliki lahan rawa lebak seluas 266.293 hektare. Nah, lahan yang akan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian itu, diharapkan dapat menyokong hasil pertanian Sumsel di Musim kemarau.

"Kondisi lahan rawa lebak saat kemarau tidak terlalu berdampak pada perubahan iklim. Beberapa wilayah lebak bahkan masih memasuki musim tanam IP300 dan pertumbuhannya juga masih normal. Ya artinya airnya masih ada, sehingga pertumbuhannya juga baik," tutur dia.

Antoni melanjutkan, secara umum kondisi kemarau pada wilayah rawa lebak masih termasuk kategori kemarau basah. Artinya hujan masih turun di sebagian besar wilayah, walau intensitasnya tidak terlalu besar.

"Lahan pertanian kita 50 persennya ada di lahan rawa lebak pasang surut, yang sumber airnya melimpah," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya