Alasan Pelaku Turut Bunuh Anak Korban karena Telepon Ayahnya
Intinya Sih...
- Pelaku pembunuhan, Suganda (31), dendam karena tidak dibayar sesuai perjanjian kerja dengan suami korban, Anung Kurniawan.
- Suganda merencanakan pembunuhan terhadap Anung, namun gagal dan justru membunuh istri dan anak perempuannya dengan pisau.
- Suganda ditangkap setelah satu hari pelarian di rumah keponakannya, karena dendam tidak dibayar sesuai kesepakatan kerja menebang pohon.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, membeberkan fakta terkait pembunuhan Wasila (41) dan Farah Atika Aliya (16) di rumahnya kawasan Macan Lindungan, Palembang.
Awalnya pelaku Suganda (31) hendak mendatangi Anung Kurniawan (41) yang merupakan suami korban. Pelaku mengaku dendam tak mendapat upah sesuai perjanjian.
Pelaku merencanakan pembunuhan untuk membuat perhitungan terhadap sang majikan. Namun, upaya itu gagal karena tak bertemu dengan Anung dan justru bertemu istrinya.
"Pelaku sempat cekcok dengan korban. Ia lantas mengunci pintu garasi rumah, mengejar korban Wasila dan menusuknya dengan pisau yang telah disiapkan pelaku," ungkap Harryo, Rabu (17/4/2024).
Baca Juga: Dendam Upah Dipotong, Motif Pelaku Bunuh Ibu Anak di Palembang
1. Anak korban dihabisi karena mengadu
Harryo menerangkan, pelaku usai membunuh Wasila menemukan anak perempuan korban yang menelepon ayahnya. Karena kesal, dirinya pun turut menghabisi Farah di dalam kamarnya menggunakan pisau.
"Dia langsung bunuh anak perempuannya, karena anak laki-laki menelepon suami korban," ungkap dia.
Baca Juga: Tersangka Pembunuhan Ibu Anak di Palembang Tertangkap di Rawa
2. Sempat ingin bunuh Anung namun batal
Harryo mengatakan, pelaku sempat gentar saat Anung kembali ke rumah usai mendapat telepon. Dirinya sempat bersembunyi sebelum akhirnya kabur keluar rumah lewat pintu dapur.
"Dia sempat ingin membunuh suami korban. Tetapi karena dia sudah takut dan langsung mengurungkan diri," jelas dia.
Harryo mengakui jika korban tak langsung pergi jauh usai membunuh. Dirinya sempat bersembunyi di rumah kosong tak jauh dari rumah korban. Dari sana, dirinya mengganti seluruh pakaian untuk menghindari kecurigaan masyarakat.
"Dia (pelaku) bersembunyi di sebuah rumah kosong dan menggantikan baju, baru kemudian kabur," beber dia.
3. Upah tak dibayar sesuai kesepakatan
Pelaku Suganda ditangkap aparat gabungan di rumah keponakannya di kawasan Sukarami, Palembang, satu hari setelah pembunuhan. Harryo tak menampik jika niat membunuh para korban lantaran dendam upah tak dibayar sesuai kesepakatan.
"Ini motif yang kami dapatkan. Pelaku dendam tidak digaji pada saat bekerja dengan korban," ungkap Harryo.
Selama ini, Suganda ikut bekerja dengan suami korban Anung Kurniawan untuk menebang dan membuat taman. Dirinya dijanjikan bayaran Rp150.000 per hari.
"Dia (pelaku) diajak bekerja borongan menebang pohon oleh korban, sekali ikut dikasih Rp150.000 ribu per hari. Namun pelaku hanya dikasih uang Rp1.500.000 juta oleh korban. Padahal perjanjiannya Rp3.000.000 juta dari total borongan menebang pohon," tutup dia.
Baca Juga: Suami Korban Pembunuhan di Palembang Berharap Pelaku Ditangkap