3 Negara Tunda Impor Ikan Sumsel, Nelayan Ganti Tangkapan untuk Lokal

Tiga perusahaan eksportir masih tutup

Palembang, IDN Times - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatra Selatan (DKP Sumsel), Widada Sukrisna mengatakan, produk ekspor perikanan tangkap di Sumsel terkendala sejak pandemik COVID-19, bahkan hingga memasuki periode Oktobe 2020.

"Kendala ekspor Sumsel dari produk perikanan tangkap, terkendala penundaan ekspor dari berbagai negara," ungkap dia, Minggu (11/10/2020).

1. Nelayan pilih ikan yang diminati pasar lokal

3 Negara Tunda Impor Ikan Sumsel, Nelayan Ganti Tangkapan untuk Lokalhttps://www.pexels.com/@mali maeder

Selama ini produk ekspor Sumsel dari sektor perikanan berasal dari tangkapan nelayan yang mencari ikan yang diminati luar negeri seperti ikan Kerapu, ikan Kakap, ikan Sebelah, dan ikan Kue.

Namun dengan kendala tersebut, para nelayan Sumsel mengalihkan tangkapan ke ikan-ikan lain yang bisa diserap dan disukai masyarakat dalam negeri.

"Sebagian ada yang dijual di dalam negeri. Nelayan juga mengurangi untuk mencari ikan yang berorientasi ekspor. Jadi mencari ikan yang bisa diserap oleh masyarakat kita saja," jelas dia.

Baca Juga: Ekspor Pertanian Naik di Saat Pandemik Ganggu Kinerja Ekspor Nasional

2. Tiga negara penampung ikan Sumsel masih menutup diri

3 Negara Tunda Impor Ikan Sumsel, Nelayan Ganti Tangkapan untuk Lokalperikanan air tawar dalam keramba di Danau Batur (IDN Times/Ayu Afria)

Kondisi ini menyebabkan tiga perusahaan eksportir ikan yang biasa membawa tangkapannya ke Tiongkok, Malaysia, dan Singapura, menghentikan ekspor sementara waktu.

"Nelayan sebenarnya mendapat nilai ekonomis yang lebih tinggi kalau menjual ke eksportir. Hanya saja karena saat ini sedang ditutup, jadi terpaksa hanya mengandalkan pasar dalam negeri," jelas dia.

3. Harga bahan bakar fluktuatif juga menjadi kendala

3 Negara Tunda Impor Ikan Sumsel, Nelayan Ganti Tangkapan untuk LokalPelabuhan Paotere, Makassar, Sulsel, Jumat (27/4/2012). (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

Selain kendala produk yang tidak diekspor, hambatan lain dari sektor perikanan tangkap yakni tingginya harga bahan bakar. Menurutnya, harga bahan bakar untuk kapal antar daerah di Sumsel memiliki selisih yang cukup jauh.

"Selisihnya bisa Rp20-25 ribu. Seperti harga di Sungai Lumpur dan kawasan nelayan lainnya. Tetapi harga itu terus bergerak fluktuatif setiap hari," jelas dia.

4. Konsumsi ikan Sumsel 29 ribu ton per bulan

3 Negara Tunda Impor Ikan Sumsel, Nelayan Ganti Tangkapan untuk Lokalunsplash.com/HoanVo

Dari total jumlah produksi ikan, baik hasil tangkap maupun budidaya, dalam sebulan bisa mencapai 79 ribu ton. Sekitar 29 ribu ton lari ke pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Sumsel dan daerah lain.

Rata-rata hasil produksi ikan tangkapan maupun budidaya mencapai 79 ribu ton. Untuk konsumsi ikan masyarakat per bulannya mencapai 29 ribu ton. "Hasil produksi tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan di dalam Sumsel saja tapi juga daerah lain," tutup dia. 

Baca Juga: 3 Resep Ala Susi Pudjiastuti, Dari Pindang Ikan Hingga Keong Sawah

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya