Tunanetra di Palembang Antusias Jelang Pencoblosan di Pemilu 2024

Tunanetra di Palembang minta warga lainnya tidak golput

Intinya Sih...

  • Rahmat Syafei tetap antusias memilih pemimpin lima tahun mendatang meski usia senja, karena kewajiban sebagai warga negara.
  • Rahmat telah dua kali menggunakan fasilitas braille untuk memilih Capres, dan yakin bahwa tidak ada hasil pilihan yang sia-sia.
  • Rahmat menegaskan bahwa semua orang berhak dan memiliki kewajiban terhadap negara, sehingga harus memilih tanpa melihat kondisi apapun.

Palembang, IDN Times - Usia senja tak membuat antusias Rahmat Syafei luntur dalam memilih pemimpin lima tahun mendatang. "Karena kewajiban sebagai warga negara," ucap dia dengan lantang ketika IDN Times bertanya.

Meski indra penglihatannya yang terganggu, Rahmat yakin tak ada hasil pilihan yang sia-sia. Rahmat dengan keadaan tunanetra masih percaya jika mengikuti pesta demokrasi dan tidak menjadi golongan putih atau golput, merupakan cara terbaik memanfaatkan hak suara.

Baca Juga: Bawaslu Sumsel Endus Praktik Politik Uang Jelang Pencoblosan

1. Tunanetra Palembang mencoblos tanpa pendamping

Tunanetra di Palembang Antusias Jelang Pencoblosan di Pemilu 2024Panitia KPPS sedang memeriksa surat suara (ANTARA FOTO/Jojon)

Rahmat sudah dua kali berturut-turut memilih Calon Presiden (Capres) Indonesia dengan fasilitas braille atau sistem tulisan sentuh yang biasa digunakan penyandang tunanetra lainnya.

"Pada 2019 dan 2014 ikut nyoblos. Selama pengalaman memilih, kita disediakan braille, memilih sendiri di bilik suara tanpa pendamping," kata dia saat IDN Times berkunjung ke Panti Pijat Pertuni, Jalan Seruduk Putih Palembang, Selasa (13/2/2024).

Baca Juga: TPS Unik Bernuansa Valentine, Usai Mencoblos Diberi Cokelat

2. Mencoblos di Pemilu 2024 tidak menyurutkan semangat tunanetra

Tunanetra di Palembang Antusias Jelang Pencoblosan di Pemilu 2024Perkumpulan tuna netra di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Rahmat terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 Kawasan Poligon. Selama dua periode sebelumnya, Rahmat selalu mengikuti setiap informasi kandidat Presiden yang mencalonkan diri. Kata Rahmat, penting untuk mengetahui program dan riwayat Capres agar tak menyesal di kemudian hari.

"Semua orang berhak dan memiliki kewajiban terhadap negara, makanya kita harus memilih. Tidak melihat kondisi apapun. Kalau niat memilih tentu antusias menyambut pesta demokrasi," timpal dia.

3. Memilih merupakan bentuk sumbangsi dinamika politik Indonesia

Tunanetra di Palembang Antusias Jelang Pencoblosan di Pemilu 2024Perkumpulan tuna netra di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski usianya sudah 60 tahun, Rahmat tidak ragu untuk mencoblos pilihannya. Ia bercerita dengan penuh energi dan menyebut bakal menyayangkan sikap warga yang tak ikut serta dalam pesta demokrasi.

"Sebenarnya apa yang buatnya tidak mau milih dan golput? Memang pilihan ini hak, tetapi lebih baik memilih supaya kita paham dinamika politik negara," jelasnya.

Rahmat juga menyarankan bagi para pemilih baru agar lebih teliti saat pencoblosan. Menurut dia, momen pertama kali memilih bakal menjadi pengalaman yang selalu diingat. Apalagi hambatan bukan menjadi alasan untuk tak memilih.

Baca Juga: Cara Nyoblos Surat Suara Pemilu 2024, Pemula Gak Perlu Bingung

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya