Palembang Bakal Punya Taman Rawa, Area Konservasi Flora di JSC

Taman revegetasi hadir dengan 55 spesies langka di JSC

Intinya Sih...

  • Taman Keanekaragaman Hayati di JSC Palembang akan menjadi Taman Rawa pertama di Indonesia dengan 55 spesies pohon langka yang ditanam kembali.
  • Area seluas 5 hektar ini dibuat sebagai upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan untuk menyelamatkan spesies tumbuhan asli dan lokal Sumsel yang terancam punah.
  • Teknis revegetasi Taman Keanekaragaman Hayati direncanakan terbagi menjadi 87% area hijau, 3% area rendaman, dan 10% infrastruktur dengan total 55 spesies pohon langka.

Palembang, IDN Times - Palembang segera memiliki area wisata baru Taman Keanekaragaman Hayati di Kawasan Jakabaring Sport City (JSC). Taman seluas 5 hektar tersebut bakal jadi Taman Rawa pertama di Indonesia yang hadir dengan spesies langka pohon lokal yang ditanam kembali.

Kehadiran Taman Rawa pertama ini merupakan wujud pembangunan keberlanjutan dan komitmen PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju sinergi Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel).

Pembuatan Taman Rawa sebagai bentum revegetasi jenis tanaman yang hampir punah atau langka.

"Kami merasa sinergi itu sangat penting dalam menciptakan upaya kolektif guna mencapai tujuan kita bersama yakni mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan," ujar General Manager PT Kilang Pertamina internasional Refinery Unit III Plaju, Yulianto Triwibowo, melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (2/7/2024).

Baca Juga: Atlet Sumsel Gelar Pelatda di JSC Jelang PON XXI di Aceh

1. Taman Keanekaragaman Hayati merupakan area revegetasi pertama di lahan rawa

Palembang Bakal Punya Taman Rawa, Area Konservasi Flora di JSCTaman Keanekaragaman Hayati di Area Rawa Kawasan Jakabaring Sport City (JSC) yang bakal jadi lokasi konservasi flora dan rekreasi di Palembang (Dok. Pertamina Kilang Plaju)

Pembangunan Taman Rawa pertama ini juga bakal jadi lokasi konservasi flora langka berbasis tanah rawa di sekitar kompleks JSC Palembang, selai  untuk menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli dan lokal Sumsel yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kepunahan.

"Kita menjadikannya sebagai taman Rawa untuk pelestarian keanekaragaman hayati pertama di Indonesia," kata dia.

Teknis revegetasi di Taman Rawa, Taman Keanekaragaman Hayati, direncanakan terbagi menjadi 87 persen area hijau, 3 persen area rendaman, dan 10 persen infrastruktur dengan total 55 spesies pohon langka.

"Taman Keanekaragaman Hayati yang selanjutnya disebut Taman Kehati adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan, yang mempunyai fungsi konservasi in-situ atau ex-situ," jelas dia.

Baca Juga: 5 Fakta Edelweis, Lambang Abadi Cinta Sejati

2. Metode tanam di teknik gundukan atau busut

Palembang Bakal Punya Taman Rawa, Area Konservasi Flora di JSCTaman Keanekaragaman Hayati di Area Rawa Kawasan Jakabaring Sport City (JSC) yang bakal jadi lokasi konservasi flora dan rekreasi di Palembang (Dok. Pertamina Kilang Plaju)

Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju - PT Kilang Pertamina Internasional Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina, Siti Rachmi Indahsari, menyebut revegetasi taman rawa area akan diperluas hingga 20 hektar jika berhasil dijalankan.

"Metode penanaman dengan sistem gundukan yang menyesuaikan dengan tinggi genangan dan pasang surut genangan, istilahnya metode busut," kata dia.

Perawatan spesies tersebut dengan pemberian pupuk secara rutin dan untuk tahap awal berasal dari kompos blok dengan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya, merupakan bahan alami sehingga aman bagi lingkungan.

"Sistem pengelolaan dan perawatan secara multi pihak terutama Pertamina, DLHP, dan pengelola JSC sampai masa kerja sama 5 tahun, dan akan dilembagakan dengan SK dari Pj Gubernur," timpalnya

3. Dipenuhi spesies lokal yang terancam punah

Palembang Bakal Punya Taman Rawa, Area Konservasi Flora di JSCTaman Keanekaragaman Hayati di Area Rawa Kawasan Jakabaring Sport City (JSC) yang bakal jadi lokasi konservasi flora dan rekreasi di Palembang (Dok. Pertamina Kilang Plaju)

Lokasi pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati atau Kehati di JSC, dipilih karena bukan area yang dilindungi. Kemudian lokasi rawa menjadi tantangan bagi pengelola untun membangunnya dari nol atau dari lahan kosong.

"Tidak ada tanaman sebelumnya, ke depan diharapkan taman kehati ini bisa jadi wahana pelestarian sumber daya alam hayati, konservasi hayati, tempat kegiatan penelitian serta rekreasi," kata Rachmi.

Taman Kehati bakal dipenuhi spesies pohon status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian, seperti pohon Geronggang (Cratoxylum Arborescens), Meranti (Shorea), Tembesu (Fragea Fragrans), Belangeran (Shorea Balangeran), dan Ramin (Gonystylus Bancanus).

"Taman akan diisi 30 spesies tanaman utama yang terancam punah, dan 25 spesies tanaman pendukung," timpal dia.

4. Pj Gubernur Sumsel berharap bisa melestarikan pohon lokal yang sulit ditemukan

Palembang Bakal Punya Taman Rawa, Area Konservasi Flora di JSCTaman Keanekaragaman Hayati di Area Rawa Kawasan Jakabaring Sport City (JSC) yang bakal jadi lokasi konservasi flora dan rekreasi di Palembang (Dok. Pertamina Kilang Plaju)

Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi menambahkan, sistem revegetasi taman dalam keanekaragaman hayati merupakan cita-cita pemerintah sejak lama. Rencana pembangunan mulai dibahas pada 2021 dan baru terealisasi di 2024.

“Pembangunan taman ini dimulai dari revegetasi dan nanti bukan hanya untuk tujuan pariwisata, tapi lebih mengarah kepada tujuan penjagaan lingkungan, serta agenda pelestarian keanekaragaman hayati, ini merupakan langkah yang sangat baik,” kata dia usai menghadiri Groundbreaking Program Keanekaragaman Hayati di JSC Palembang.

Elen juga turut mengapresiasi keterlibatan dan dukungan penuh Kilang Pertamina Plaju yang mendorong serta mendukung penuh rencana revegetasi taman kehati.

“Terimakasih Pertamina telah mau bersama-sama membangun Sumsel, saya kira banyak sekali yang bisa kita canangkan,” timpalnya.

Baca Juga: Mengenal Lontar, Flora Identitas Sulawesi Selatan

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya