Masyarakat Harus Tahu, Ini 5 Bahaya & Ancaman Cyber Security Indonesia

Kebocoran data dalam keamanan dunia maya (cyber security)

Palembang, IDN Times - Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Sekdiskominfo) Palembang, Hefran Mendayun menyatakan, masyarakat harus memahami apa saja ancaman yang rentan terjadi.

Karena, perlu dipahamami di balik cyber security atau keamaan di dunia siber, data yang dimiliki pengguna internet dapat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. terlebih, tidak sedikit di antaranya hanya mengetahui cara penggunaan internet tanpa tahu bakal ada bahaya di setiap data yang tersimpan di dunia maya.

"Sejak berbagai aplikasi diminati masyarakat Indonesia, maka makin banyak ancaman yang harus dihadapi pengguna. Apalagi di tahun 2019 dan 2020 mendatang, tampaknya teknologi kian digandrungi," katanya kepada IDN Times, Jumat (6/9).

1. Pahami bahwa data dalam cyber security dapat diretas

Masyarakat Harus Tahu, Ini 5 Bahaya & Ancaman Cyber Security IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Hefran mengungkapkan, dalam kasus kebocoran dan peretasan data dunia maya, biasanya sering ditunjukkan ke instansi, perusahaan dan perbankan. Histori sistem kerja pun bisa ditelusuri oleh oknum dengan tujuan tertentu.

"Ada yang namanya hacker, apabila positif manfaatnya luar biasa untuk pengembangan. Kalau tujuan jelek dapat menjadi ancaman," jelasnya.

Apalagi, saat ini mulai muncul sistem Internet of Things (IoT), yang mendorong peluang baru bagi bisnis dan industri. Ketika perangkat yang saling terhubung di mana-mana, maka penggunaan cloud akan banyak diterapkan untuk keberlangsungan bisnis.

"Namun, ini memunculkan risiko keamanan baru berupa denial of service attacks (DOS Attack) dan meningkatnya jumlah pelanggaran keamanan internet yang menyerang server," sambungnya.

2. Kebocoran data pribadi mudah ditelusuri melalui sosmed

Masyarakat Harus Tahu, Ini 5 Bahaya & Ancaman Cyber Security IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Kemudian, serangan perlindungan data pribadi secara global data dengan mudah diketahui, melalui kebocoran data pribadi. Seperti melalui akun-akun pengguna media sosial (medsos) seperti Instagram, Facebook dan Twitter.

"Dalam skala besar beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa serangan jenis ini mulai mengkhawatirkan," kata Hefran.

3. Pengguna internet harus memahami cara mengelola keamanan yang baik

Masyarakat Harus Tahu, Ini 5 Bahaya & Ancaman Cyber Security IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

User sendiri, terang Hefran, memahami bagaimana cara menyimpan data agar tidak mudah diretas. Misalnya mempelajari apa saja yang bisa diunggah di internet. Kemudian, harus tahu bahwa penggunaan password berpengaruh dengan tingkat keamanan, dari bagaimana mengelola user aktif.

"Berikutnya deteksi dan penambahan bitcoin. Karena bentuk kejahatan siber yang relatif baru tetapi semakin banyak terjadi. Penyerang memasang perangkat lunak pada sistem Teknologi Informasi (TI) perusahaan dan membajak prosesor untuk menghasilkan uang," urainya.

Baca Juga: RUU Keamanan dan Ketahanan Siber Resmi Jadi Usulan DPR

4. Menurut survey APJI penetrasi pengguna internet capai angka 51,8 persen

Masyarakat Harus Tahu, Ini 5 Bahaya & Ancaman Cyber Security IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Menurut survei, penetrasi pengguna internet di Indonesia, dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sudah mencapai 132,7 juta atau 51,8%. Dengan angka itu sudah sewajibnya keamanan dunia siber harus terus disosialisasikan.

"Terakhir keamanan layanan club, pasalnya semakin mudahnya orang-orang mendapatkan akses terhadap video maupun tutorial untuk meretas, berpotensi melahirkan hacker-hacker baru. Tren peningkatan ini harus menjadi perhatian pada tahun 2019 dan tentunya harus disertai dengan peningkatan sistem keamanan yang mumpuni pula," jelas Hefran.

Atas dasar itulah, diskominfo setiap provinsi dan kota terus melaksanakan roadshow Siber Security Startup yang diselenggarakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), "Karena ini langkah awal untuk mengidentifikasi kerentanan dan penilaian risiko ekonomi digital," tandasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya