Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Palembang Hanya Terjadi di Pengecer

Pengecer sebut agen dan pangkalan bermain demi keuntungan

Palembang, IDN Times - Pemutusan subsidi untuk gas elpiji 3 Kilogram (Kg) yang sudah direncanakan pemerintah pada pertengahan tahun ini, ternyata terus berdampak di Kota Palembang.

Pantauan IDN Times di sejumlah pengecer di Kota Pempek ini, kenaikan harga untuk gas tabung melon itu beragam dan tidak merata. Untuk sampai di tangan konsumen, penjualan gas elpiji 3 kg ini melalui proses dari agen, pangkalan dan pengecer.

"Beli dari pangkalan, lewat distribusi agen. Pangkalan ngasih ke warung sudah tidak sesuai dengan harga yang ditentukan pemerintah. Otomatis kami jual lebih mahal lagi untuk ambil keuntungan. Biasanya dari satu gas 3 kg kami ambil kelebihan Rp3.000-Rp5.000," ujar pengecer gas elpiji 3 kg di Palembang, berinisial DL, Senin (20/1).

1. Sudah jadi rahasia umum harga jual gas 3 Kg tidak ikuti aturan pemerintah

Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Palembang Hanya Terjadi di PengecerPenjualan gas elpiji 3 kg di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

DL mengungkapkan, tingginya harga yang dijual pengecer ke konsumen atau warga, karena dipengaruhi banyaknya kelompok agen dan pangkalan yang bermain dengan keuntungan, dan kondisi itu sudah menjadi rahasia umum yang kurang diperhatikan pemerintah.

"Subsidi program pemerintah sudah benar, tapi pasti masih ada yang mengambil keuntungan untuk kebutuhan, bukan rahasia lagi. Agen dan pangkalan kan ada surat resmi dari Pertamina untuk jual harga sesuai aturan. Kalau melanggar, urusannya bahaya toko bisa ditutup atau kena sidak, kadang ada pengecekan dari BPK, yang penting bisa bermain cantik," ungkap dia.

2. Alasan pengecer menjual gas elpiji 3 Kg dengan harga tinggi sebagai uji coba di pasaran

Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Palembang Hanya Terjadi di PengecerDistribusi gas elpiji 3 kg di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

DL melanjutkan, kenaikan harga gas elpiji 3 kg ini bisa terjadi kapan saja, dan alasan mereka memberi harga tinggi sebagai bahan uji coba di pasaran. "Siapa pun penjual mau untung, harga tinggi ke konsumen hak pedagang. Tergantung pembeli mau atau tidak beli di warung kami, kalau jual hanya ke warga miskin susah dapet keuntungan," ujar dia.

Apalagi, dia menilai dari awal distribusi gas elpiji 3 kg ini sudah salah. Mestinya kalau memang benar-benar ingin ikut aturan pemerintah, gas elpiji 3 Kg tidak boleh di jual di warung.

"Mengapa agen masih mau mendistribusikan ke warung-warung kecil, tandanya pengen untung," sambung dia.

3. Pihak agen akui kenaikan harga jual gas elpiji 3 Kg sudah terjadi di sejumlah tempat

Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Palembang Hanya Terjadi di PengecerPenjualan gas elpiji 3 kg di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara, Novita, agen gas elpiji 3 Kg di Jalan Perindustrian II Palembang menuturkan, harga jual gas akan naik pada bulan Mei mendatang. "Baca berita juga katanya pertengahan naik, bulan lima mungkin. Kalau sudah diresmikan pemerintah, kami baru naik. Sekarang masih jual Rp20.000," tutur dia.

Novita mengatakan, kenaikan harga gas elspiji 3 Kg ini sendiri memang sudah terjadi di sebagian tempat, yang kemungkinan dilakukan oleh pengecer bukan agen.

"Agen tidak berani pasti menaikan harga. Kalau ketahuan harga jual tidak sesuai perjanjian, dampaknya bisa di putus jadi agen," kata dia.

Baca Juga: Subsidi Belum Dicabut, Harga Elpiji 3 Kg di Palembang Sudah Rp32.000

4. Awal 2020 distribusi gas elpiji 3 Kg banjir di pasaran

Kenaikan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Palembang Hanya Terjadi di PengecerDistribusi gas elpiji 3 kg di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Novita menerangkan, awal tahun ini 2020 ini menjadi keberuntungan bagi agen, karena pengiriman gas elpiji 3 Kg yang sebelumnya biasa terlambat, sekarang lebih lancar. 

"Pernah macet, kita tidak terima gas elpiji sampai telat dua minggu hingga sebulan dan pembeli banyak yang nyari karena langka. Tapi mulai awal tahun ini tidak ada lagi permasalahan kelangkaan gas," tandas dia.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya