Ini Alasan PD Pasar Tak Setor PAD ke Pemkot Palembang

PD Pasar tak lagi minta modal dari Pemkot Palembang

Palembang, IDN Times - Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Palembang Jaya, Abdul Rizal menyatakan, pihaknya memang tidak memberikan setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Hal itu karena PD Pasar selama ini tidak pernah meminta penyertaan modal dari Pemkot Palembang.

"Beberapa tahun ini perusahaan tidak pernah minta penyertaan modal. Jadi wajar kami tidak pernah berikan PAD, berbeda dengan perusahaan lain seperti SP2J mereka menyumbang PAD Rp200 juta tahun ini, tapi mereka juga minta dengan pemkot Rp20 miliar. Terus PDAM juga minta dengan pemkot," kata dia, Rabu (11/12).

1. Penyertaan modal terakhir Pemkot Palembang ke PD pasar sekitar lima tahun lalu

Ini Alasan PD Pasar Tak Setor PAD ke Pemkot PalembangSituasi pasar 16 ilir Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Rizal melanjutkan, sudah beberapa tahun ini PD Pasar tidak pernah lagi minta tambahan dari PAD. Hanya ada penyertaan modal Rp10 miliar sekitar lima tahun yang lalu, dan masih ada di deposito. Sedangkan untuk tahun 2019 sendiri, pendapatan asli PD Pasar hanya sebesar Rp12 miliar.

"Itu juga habis untuk operasional saja, seperti gaji dan kegiatan penyusutan aset yang dilaporkan ke pihak BPK seperti laporan bangunan sekitar Rp8 miliar," ujar dia.

2. PD Pasar Palembang sudah memiliki aset senilai Rp146 miliar

Ini Alasan PD Pasar Tak Setor PAD ke Pemkot PalembangSituasi pasar 16 ilir Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Hingga tahun 2019 ini, jelas Rizal, PD Pasar Palembang sudah memiliki aset senilai Rp146 miliar, meliputi mobil transportasi. Kemudian, keuntungan pasar setiap bulan sekitar Rp600 juta, dan dari keuntungan tersebut harus dibayarkan sebagai laba.

"Sayangnya aset ini tidak membuat PD Pasar menjadi untung dan terus merugi. Itu karena harus melakukan penyusutan kepemilikan aset mobil, yang kemudian dijadikan sebagai penyertaan modal. Hal itu berakibat terhadap pengurangan laba. Jadi kita yang bayar laba itu," jelas dia.

Jadi pihaknya berencana akan melelang kendaraan yang tidak produktif untuk menambah modal atau aset yang dimiliki.

"Kalau tidak kita lakukan, maka kita akan terus nombok. Jadi lebih enak kita lelang dan beli mobil baru," sambung dia.

3. Dana PAD pasar dikelola untuk pembenahan internal

Ini Alasan PD Pasar Tak Setor PAD ke Pemkot PalembangSituasi pasar km 5 Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Rizal mengungkapkan, semua hasil yang didapat PD pasar, disalurkan kembali untuk melakukan pembenahan internal. Seperti penataan administrasi terkait pengelolaan pasar, baik swasta maupun pasar milik Pemkot Palembang yang dikelola pihak ketiga.

"Banyak pasar yang dikelola oleh koperasi, seperti Pasar Alang-Alang Lebar (AAL) yang dikelola oleh koperasi, yang diketahui milik mantan anggota DPRD, serta adanya koperasi yang dibangun, tapi tanahnya milik Pemkot Palembang, dengan sistem Build Operate Transfer (BOT) pada 20 tahun lalu, dan ini akan kita tata ulang termasuk administrasinya," ungkap dia.

Baca Juga: Kecolongan Jukir Liar, Target Retribusi Dishub Palembang Tak Tercapai

4. Empat pasar Palembang sudah gunakan sistem BOT

Ini Alasan PD Pasar Tak Setor PAD ke Pemkot PalembangSituasi pasar 16 ilir Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Rizal mengatakan, hingga saat ini sudah ada empat pasar yang dikelola dengan sistem BOT, yakni Pasar 16 Ilir, Pasar Kuto, Pasar Modern Plaju dan Pasar AAL.

Sementara ada 19 pasar tradisional, yang sudah balik nama dan baru empat yang mendapatkan sertifikat dari Pemkot. Melihat kondisi ini, pihaknya menargetkan pendapatan retribusi tahun ini bisa tercapai.

"Karena per Oktober kemarin capaiannya baru sekitar Rp8 miliar dari target Rp12 miliar. Hitungan saya, dalam dua bulan terakhir bisa dapat Rp1 miliar, jadi tinggal Rp3 miliar lagi," tandas dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini
http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya