Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di Palembang

Pemkot Palembang klaim sudah maksimal cegah banjir

Intinya Sih...

  • Pemkot Palembang klaim sudah maksimal cegah banjir dengan membangun pompa air dan rekonstruksi saluran air di kawasan Sekip Bendung.
  • Pemkot mencegah kepadatan kendaraan di jalan agar tak macet dengan menurunkan anggota Dinas Perhubungan (Dishub) ke lapangan.
  • Pemkot juga menyiapkan tim khusus penanganan banjir dan genangan air di sejumlah lokasi rawan, serta bekerja sama dengan Balai Jalan Nasional untuk pengerukan saluran air.

Palembang, IDN Times - Kendaraan yang menumpuk dan genangan air seakan menjadi momen biasa saat hujan mengguyur Palembang. Kondisi ini seakan terlihat lazim bagi masyarakat maupun pemerintah daerah.

Banjir setinggi mata kaki hingga betis pun sudah sering terjadi di Bumi Sriwijaya. Hal tersebut dianggap lumrah, karena masyarakat yang kebanjiran hanya bisa menerima keadaan.

Padahal sebenarnya kondisi ini dapat diatasi dengan beberapa cara dan upaya, seperti pembenahan drainase atau saluran air, serta mengurangi volume sampah di Palembang.

Baca Juga: Air Sungai Musi Pasang, Warga Palembang Khawatir Mulai Banjir 

1. Pemkot Palembang sebut fenomena alam yang membuat banjir tak teratasi

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Namun banjir terjadi kerap disebut hanya karena kondisi alam. Pemerintah setempat menilai genangan air yang tinggi dan menyebabkan kemacetan merupakan bencana.

Mereka meyakini jika ada dua penyebab kebanjiran, yang pertama karena alam kemudian faktor ulah masyarakat yang tak dapat bekerja sama dengan pemerintah.

"Sejumlah wilayah (titik banjir) terpengaruh pasang surut sungai dan adanya fenomena yang tidak dapat dikendalikan manusia," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Irigasi, dan Banjir Dinas PUPR Palembang Marlina Sylvia, Jumat (16/2/2024)

Baca Juga: Air di Hulu dan Hilir Meninggi, Lima Sungai Sumsel Berstatus Siaga 1

2. Warga Palembang butuh waktu berjam-jam menunggu banjir surut

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Lokasi rawan banjir di Palembang terjadi pada sejumlah kawasan padat. Bahkan jalan protokol pun sering banjir dan membuat masyarakat sulit melintas akibat volume air tinggi dan genangan sulit surut akibat manfaat drainase tak maksimal.

Menurut Yazid warga Kamboja Palembang, saat hujan dan banjir terjadi, dirinya sering sekali kebingungan mencari jalan pulang terbaik. Sebab semua rute lintasan menuju ke rumah dikepung air volume tinggi. Belum lagi, kemacetan membuat waktu pulang molor karena jalanan padat.

"Susah kemana-mana, terkepung pulang gak bisa. Jalan macet, banjir tinggi sampai betis ditambah bawak motor takut mati di jalan. Jadi harus nunggu air surut sampai berjam-jam," katanya

3. Warga Palembang terjebak tak bisa pulang akibat banjir

Pengalaman Yazid baru-baru ini, dia menghabiskan waktu 3,5 jam di jalan karena terjebak banjir. Seharusnya ia sudah tiba di rumah dari kantor pukul 17.30 WIB. Namun akibat volume air tinggi, Yazid terpaksa menunggu banjir surut hingga jam 9 malaman agar bisa kembali ke rumah.

"Kemarin (15/2/2024) nunggu di Sekip mau pulang lewat Lorong Hanan, terjebak. Memang dari pulang kantor dari Bambang Utoyo sudah hujan deres, dikira gak bakal banjir tinggi, ternyata sebetis. Motor sampai mati gak mau jalan, akhirnya lama nunggu depan mini market," jelas dia.

Hujan memang terjadi cukup lama, Kamis (15/2/2024) kemarin. Sekitar 2 jam lebih Palembang diguyur hujan secara merata. Sejak pukul 16:00 WIB intensitas hujan sangat deras dan membuat wilayah rawan banjir di Kota Pempek terkepung, salah satunya di Kawasan Sekip.

Baca Juga: Lurah dan Camat Palembang Diminta Tanggung Jawab Cegah Banjir di TPS

4. Pemkot Palembang sebut pompa air dapat mendorong banjir cepat tergenang

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Beberapa titik rawan banjir di Ibukota Sumsel sering terjadi di sekitaran Simpang 5 DPRD Provinsi seputaran Jalan Pom X, Jalan Veteran, Simpang Polda, wilayah Lemabang, Sekojo, Sekip, Plaju, Seberang Ulu dan masih banyak lagi.

Debit air tinggi akibat Sungai Musi meluap turut membuat jalan utama tergenang, seperti di jalan protokol depan Kantor Gubernur Sumsel dengan ketinggian air kira-kira menutupi setengah ban mobil jenis Utilitas Sport atau SUV.

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota Palembang mengklaim sudah optimal melakukan pencegahan banjir dengan membangun pompa air atau pompanisasi dengan rekontruksi saluran air di Kawasan Sekip Bendung.

"Anggota Dinas PUPR Palembang sudah bergerak menangani genangan air dan kita upayakan saat debit air tinggi air bisa cepet mengalir dan banjir di Jalan usai," kata Pj Wako Palembang Ratu Dewa.

5. Pemkot Palembang bentuk tim siaga penanganan banjir

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tak hanya berupaya mengatasi banjir dengan optimalisasi pompa air di titik rawan, Pemkot juga mencegah kepadatan kendaraan di jalan agar tak macet dengan menurunkan anggota Dinas Perhubungan (Dishub) ke lapangan.

"Setiap banjir, kami segera menurunkan tim untuk membantu mengatasi kemacetan yang terjadi akibat genangan air yang menyebabkan banjir," timpalnya.

Selain itu, Pemkot Palembang telah menyiapkan tim khusus penanganan banjir dan genangan air di sejumlah lokasi rawan. Tim tersebut disiagakan setiap hari agar air yang tergenang dapat segera disedot oleh pompa air.

"Terdapat enam lokasi paling rawan banjir yang fokus dijaga tim," tambah Dewa.

Baca Juga: Korban Terdampak Banjir di Palembang Dijanjikan Beras Gratis

6. Pemkot Palembang bentuk petugas untuk sedot genangan air saat banjir

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Setiap titik rawan banjir akan dijaga tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang. Tim itu sudah dibekali peralatan selang serta beberapa alat lainnya untuk menyedot genangan air yang terjadi hujan deras.

"Mereka akan langsung memompa air banjir, kami juga melibatkan beberapa dinas agar saat terjadinya hujan tidak ada genangan air di jalanan raya dan tidak menimbulkan kemacetan," jelas dia.

Dewa mengaku pada saat musim hujan volume air di Sungai Musi pasti mengalami kenaikan sehingga banjir cepat terjadi. Penyebab banjir paling sering karena Palembang mendapat kiriman air dari kabupaten lain

"Seperti tahun kemarin, kenaikan volume air Sungai Musi dari kiriman banjir Lahat," timpal dia.

7. Penumpukan sampah jadi penyebab utama banjir di Palembang

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain Pemkot konsisten menyiagakan tim untuk mencegah banjir, warga Palembang dan masyarakat juga diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke saluran drainase dan ke jalan.

"Sampah jadi penyebab utama juga rawan banjir, mari sama-sama menjaga lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan," jelas dia.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kota dalam sehari masyarakat dengan jumlah penduduk 1,6 jiwa di Palembang, sampah yang dihasilkan bisa mencapai 0,7 kilogram untuk satu orang dan jumlah rata-rata sampah harian bisa di angka 1.181 kilogram.

8. Pengerukan drainase cara Pemkot Palembang cegah banjir

Banjir dan Macet Langganan saat Hujan Turun Di PalembangBanjir dan Macet Jadi Langganan saat Hujan Turun Di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara menurut Kepala Dinas PUPR Palembang Ahmad Bastari Yuzak, Pemkot sudah menyiapkan 500 pekerja untuk melakukan pengerukan saluran air atau saluran drainase agar ketika banjir, debit air yang tinggi segera surut.

"Pengerukan sendimen di drainase, got, selokan, dan aliran anak sungai, sebagai upaya pencegahan genangan air," jelasnya.

Pemkot juga bekerjasama dengan Balai Jalan Nasional untuk memaksimalkan pengerukan saluran air, terutama di jalan-jalan protokol, salah satunya di Kawasa Kapten A Rivai.

"Yang lebih maksimal lagi jika dikerjakan Balai Jalan Nasional. Saluran jalan provinsi dikerjakan Dinas PUBM provinsi, misalnya Jalan Kapten A Rivai, saluran anak sungai di perbatasan. Termasuk sungai lainnya dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)," jelas dia.

Baca Juga: Warga Muratara Melahirkan di Atas Perahu Saat Banjir

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya