17 Agustus di Griya Agung Tanpa Pembawa Baki, Pertama dalam Sejarah

Upacara terbatas di tengah pandemik COVID-19

Palembang, IDN Times - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia di Griya Agung, Palembang, mencatatkan sejarah pertama tanpa pembawa baki dan meniadakan detik-detik pembacaan naskah proklamasi.

Sesuai surat edaran Menteri Sekretaris Negara, upacara HUT RI tahun 2020 digelar terbatas karena kondisi pandemik COVID-19, dan memaksa petugas upacara tidak melakukan formasi pasukan 8, 17 dan 45. Begitu juga undangan yang ikut dibatasi.

Perbedaan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya adalah tanpa pasukan pendamping, membatasi jumlah peserta upacara 20 orang dari TNI-Polri dan hanya dihadiri Gubernur, Wakil Gubenur, Ketua DPRD, Kajati, Kapolda, Pangdam serta Kemenag.

1. Upacara digelar terbatas dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19

17 Agustus di Griya Agung Tanpa Pembawa Baki, Pertama dalam SejarahSituasi upacara bendera HUT RI ke-75 di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pantauan IDN Times di lapangan, upacara terjadwal pukul 07:00 WIB dengan tertib menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Petugas paskibraka yang berjumlah 50 orang terdiri dari 25 putra dan putri, disiplin memakai masker merah-putih berlambang burung garuda.

Kendati digelar terbatas, upacara HUT ke-75 RI di Griya Agung dibuka dengan kemeriahan atraksi 24 orang anggota marching band dari Kajesedam. Berlangsung dengan lebih singkat, upacara di Griya Agung terlaksana selama 10 menit.

Baca Juga: 4 Syarat Menjadi Paskibraka Sumsel, Tak Cuma Fisik yang Kuat!

2. Upacara HUT ke-75 RI berlangsung khidmat

17 Agustus di Griya Agung Tanpa Pembawa Baki, Pertama dalam SejarahSituasi upacara bendera HUT RI ke-75 di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, memimpin upacara selaku Insepketur di Griya Agung Palembang. Peringatan HUT ke-75 RI berjalan khidmat dengan suara teriakan "Siap Gerak" dan hentakan langkah kaki petugas Paskibraka berjalan, dari sisi kanan panggung Inspektur berdiri.

Menuju ke tiang bendera setinggi 17 meter, tiga orang pasukan pengibar bendera merah-putih melangkah pelan dan teratur. Dilaporkan oleh Komandan upacara dari anggota TNI, petugas pengibar membentangkan bendera pusaka diiringi suara terompet lagu Indonesia Raya.

3. Upacara di Griya Agung Palembang berlangsung selama 10 menit

17 Agustus di Griya Agung Tanpa Pembawa Baki, Pertama dalam SejarahSituasi upacara bendera HUT RI ke-75 di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dipimpin Danton bernama Muhammad Fajar Kurnia asal SMA Negeri Purwodadi Kabupaten Musi Rawas, petugas pengibar bendera Paskibraka tingkat Sumsel diwakili dari Ogan Komering Ulu (OKU), Lubuk Linggau dan Banyuasin.

Berlangsung tenang, pembacaan pancasila dilakukan bersama semua peserta dipimpin oleh Inspektur upacara dan dilanjutkan dengan membaca teks Undang-Undang Dasar 1945 oleh Ketua DPRD Sumsel, Anita Noeringhati.

Ditutup dengan pembacaan doa, upacara 17 Agustus 2020 mencatatkan sejarah pertama dengan waktu singkat selama 10 menit, tertib jaga jarak dua meter antar petugas paskibraka, dan berlangsung tanpa pembawa baki serta meniadakan detik-detik pembacaan naskah proklamasi.

Baca Juga: Intip Menu Makanan Paskibraka Sumsel, Tinggi Protein dan Gizi Seimbang

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya