TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penyebab Harga Telur Ayam di Sumsel Rp30 Ribu Per Kilo

Pemprov gandeng agen untuk jual telur di bawah harga pasaran

Ilustrasi telur ayam (pexels.com/Klaus Nielsen)

Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) berupaya menekan harga kenaikan telur sejak dua bulan terakhir hingga Rp30.000 per kilogram. Kenaikan ini disebabkan kenaikan harga pakan jagung yang mencapai Rp6.500, sehingga para peternak ayam petelur harus menjual produknya lebih mahal dari biasa.

"Karenanya harga telur ayam di tingkat peternak saja masih di kisaran Rp27.200 per kilogram. Pedagang telur ayam pun mau tidak mau harus menjual telur ayam Rp29.000 per kilogram," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi, Jumat (28/7/2023).

Baca Juga: 45 Brand Bisnis Warlaba Tawarkan Promo Menarik untuk Para Pengusaha 

Baca Juga: Layanan Homecare Lansia di Palembang, Tirta Medical Centre Beri Promo

1. Banyak hajatan memicu harga telur naik

Kadis DKPP Sumsel Ruzuan Efendi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Faktor lain selain pakan dalam kenaikan harga telur adalah hajatan. Ramainya masyarakat yang menggelar hajatan menjadikan permintaan telur meningkat, hingga harga telur bertahan di nilai tertinggi.

"Hajatan dari masyarakat yang pulang haji masih cukup banyak di Sumsel ini. Makin banyak permintaan, makin tinggi harganya," jelas dia.

2. Bantuan sosial berupa telur sebabkan harga naik

Ilustrasi menggoreng telur (vecteezy.com/ maxskyohm27626627)

Adanya program pemerintah berupa bantuan sosial untuk menekan stunting bagi masyarakat kurang mampu, juga masih berjalan saat ini dan memicu kenaikan harga telur.

"Bantuan untuk menekan stunting ini kan berupa telur ayam, juga mempengaruhi besaran permintaan," jelas dia.

Baca Juga: Realisasi Pajak Sumsel Hingga Juli 2023 Baru Mencapai 54 Persen

Berita Terkini Lainnya