Mengenal Karakteristik Gejala dan Letusan Gunung Marapi di Sumbar

Letusan Gunung Marapi rata-rata terjadi tiap empat tahun

Intinya Sih...

  • Gunung Marapi adalah gunung api paling aktif di Sumatra Barat dengan ketinggian 2.891 MDPL.
  • Letusan Gunung Marapi terjadi rata-rata setiap 4 tahun, disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili, dan lontaran material pijar hingga bom vulkanik.
  • Struktur Gunung Marapi terdiri dari enam sumber yaitu empat pusat dan dua samping gunung pusat yang menghasilkan aliran lava dan guguran lava.

Padang, IDN Times - Merujuk dokumen rencana kontingensi dan standar operasional prosedur bencana gunung api yang diterbitkan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat pada 2016, Gunung Marapi terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar dengan ketinggian 2.891 MDPL.

Di antara tujuh gunung yang berada dalam wilayah administrasi Sumbar yakni Singgalang, Tandikat, Sago, Talamau, Pasaman, Talang dan Kerinci, Gunung Marapi termasuk dalam golongan gunung api yang paling aktif. Marapi punya lima kawah yakni Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan Bongso (D), dan kawah Verbeek atau Kapundan Tenga (D4).

Meski banyak pintu masuk, namun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menetapkan dua pintu masuk jalur pendakian yakni dari Batu Plano, Sungai Pua dan jalur Koto Baru. Kedua jalur masuk ini akan dipertemukan dengan satu jalur pendakian yang baru-baru ini diberi nama jalur pendakian Proklamator.

Baca Juga: Sempat Ditutup karena Marapi, Bandara Minangkabau Beroperasi Kembali

1. Karakteristik letusan Gunung Marapi

Mengenal Karakteristik Gejala dan Letusan Gunung Marapi di SumbarErupsi Marapi, Selasa (26/12/2023). IDN Times/Andri NH

Letusan Gunung Marapi memiliki -rata 4 tahun. Kegiatannya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara kawah Tuo hingga kawah Bongsu. Sejak awal 1987 hingga kini, letusannya bersifat eksplosif dan sumbernya berpusat di kawah Verbeek.

Letusan-letusan itu disertai dengan suara gemuruh, abu, pasir, lapili, dan terkadang diikuti oleh lontaran material pijar hingga bom vulkanik. Berdasarkan peta geologi Gunung Marapi, produk Gunung Marapi adalah aliran lava, aliran piroklastik (awan panas) sebagai hasil dari guguran lava, serta batuan jatuhan piroklastik yang lebih dominan.

Baca Juga: Gunung Marapi Renggut Banyak Nyawa, Polisi Bakal Panggil BKSDA Sumbar 

2. Enam sumber

Mengenal Karakteristik Gejala dan Letusan Gunung Marapi di SumbarErupsi Marapi. IDN Times/Andri Nh

Secara stratigrafi, Gunung Marapi terdiri dari enam sumber yaitu empat pusat dan dua samping gunung pusat yang terdiri dari kawah Bancah menghasilkan jatuhan piroklastik, lava dan guguran lava, Kawah Tuo yang menghasilkan endapan jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan lava, kawah Kebun Bungo yang menghasilkan endapan jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan lava, kawah Bongsu yang menghasilkan jatuhan piroklastik. Untuk aliran lava samping yaitu Kerucut Sikumpar dan Maar Kayutanduk menghasilkan endapan Freatik.

Struktur yang dijumpai pada Gunung Marapi berupa Sesar Besar Sumatra (Sesar Semangko), Sesar Normal, Sesar Oblique serta gawir-gawir sesar yang membentuk perbukitan yang curam dan terjal. Menurut catatan sejarah, pertumbuhan gunung Marapi melalui beberapa tahapan, dimulai pembentukan tubuh Gunung Marapi tua yang dibangun oleh satuan batuan yang nya terpusat dari kawah Buncah.

Pada fase kedua titiknya berpindah serta membentuk Kerucut Sikumpar. Pada fase ketiga, pusat kembali ke titik semula serta menghasilkan lava dan jatuhan piroklastik. Pada fase keempat adalah pembentukan Kawah Tuo, ketika terjadi tiga kali dan satu di antaranya adalah besar. Pada fase kelima adalah pembentukan kompleks kawah Kebun Bungo yang terbentuk titik-titik kecil lainnya, yaitu kepundan A, B, dan C, hingga mengakibatkan pembentukan morfologi yang terbuka kearah barat daya.

Fase keenam ini terjadi perpindahan pusat yang membentuk Maar Kayu Tanduk. Fase Ketujuh adalah pembentukan kawah Bongsu dan kawah Verbeek saat kawah Verbeek berada di dalam Kawah Bongsu. Terakhir kembali lagi ke kawah Tuo dan Kawah Verbeek secara bergantian.

3. Pemantauan aktivitas dilakukan terus menerus

Mengenal Karakteristik Gejala dan Letusan Gunung Marapi di SumbarErupsi Marapi. IDN Times/Andri NH

Pemantauan aktivitas kegempaan di Gunung Marapi dilakukan secara terus menerus menggunakan seismograf, satu komponen bersistem pancar (RTS) model PS-2. Alat penangkap gempa bumi (Seismometer) dipasang secara permanen di lereng sebelah barat Gunung Marapi dengan ketinggian 1400 mdpl.

Sedangkan alat perekam Gempabumi (Rekorder) di pasang di Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Bukittinggi. Gempa yang terekam adalah Gempa VUlkanik Dangkal (VB), Gempa Vulkanik Dalam (VA), Gempa Tektonik Lokal (TL) dan
Gempa Tektonik Jauh (TJ).

Dalam usaha mitigasi bencana gunung api, dilakukan pemantauan visual dan kegempaan secara menerus yang berhubungan dengan gejala vulkanik Gunung Marapi. Pun dengan pengamatan visual, dipantau secara menerus dari Pos Pengamatan Gunung Marapi yang meliputi pengamatan tinggi, warna, tekanan asap abu letusan, dan arah penyebarannya. Hembusan asap kawah gunung Marapi berwarna putih sedang hingga tebal.

Baca Juga: Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar Terima Santunan Duka

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya