Gunung Marapi Meletus Lagi Usai Turun Status

Aktivitas Gunung Marapi relatif stabil di dua pekan terakhir

Intinya Sih...

  • Gunung Marapi di Sumatra Barat meletus kembali, tinggi kolom abu erupsi tidak teramati
  • Status Gunung Marapi turun dari level III (siaga) menjadi level II (waspada), tingkat aktivitas cenderung menurun dan relatif stabil
  • Potensi bahaya tetap ada, termasuk aliran banjir lahar dan gas vulkanik beracun harus diwaspadai

Padang, IDN Times - Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) kembali meletus dan mengeluarkan api pijar, Selasa (2/7/2024). Meski terdengar dentuman keras, namun tinggi kolom abu erupsi yang terjadi pada pukul 01.33 WIB dini hari tidak teramati.

Menurut data rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamat GunungApi Marapi, erupsi kali ini terekam di Seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 milimeter dan durasi kurang lebih 55 detik.

Baca Juga: Korban Lahar Dingin Marapi: Jeritan Minta Tolong Terdengar Keras

1. Gunung Marapi sudah turun status

Gunung Marapi Meletus Lagi Usai Turun StatusIlustrasi aktivitas gunung (pinterest.com/padangkita.com)

Dalam keterangan resminya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa status Gunung Marapi yang terletak antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar sudah turun status dari level III (siaga) menjadi level II (waspada).

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, maka terhitung dari Senin kemarin pukul 15:00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari level III menjadi level II, dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi atau ancaman bahaya terkini," kata Muhammad Wafid, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (2/7/2024).

Baca Juga: Update Banjir Lahar Dingin Marapi: 37 Orang Meninggal Dunia

2. Periode erupsi sejak awal Desember 2023

Gunung Marapi Meletus Lagi Usai Turun StatusGrafik Til Timeter Stasiun Batuplano Gunung Marapi Sumbar. Doc. IDN Times

Muhammad Wafid menjelaskan, periode erupsi Gunung Marapi terakhir dimulai sejak terjadinya erupsi utama pada 3 Desember 2023 pukul 14:54 WIB, dan menghasilkan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak.

Erupsi ini kata Muhammad Wafid disertai dengan aliran Piroklasik ke arah barat laut dengan jarak luncur sejauh 3 kilometer dari puncak. Pasca erupsi utama, rangkaian erupsi secara tidak kontinyu masih berlanjut hingga 2024. Sampai evaluasi ini dibuat, letusan terakhir yang tercatat pada 28 Juni 2024.

"Sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi lalu dinaikkan saat itu, terhitung 9 Januari 2024 dari level II menjadi level III," ujar Muhammad Wafid.

Data pengamatan dalam satu minggu terakhir, secara visual Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Pun dengan asap kawah, juga teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi sekitar 100-300 meter di atas puncak.

"Terjadi dua kali aktivitas erupsi namun tinggi dan warna kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut atau awan," sebutnya.

3. Aktivitas Gunung Marapi cenderung turun

Gunung Marapi Meletus Lagi Usai Turun StatusPeta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi Sumbar. Doc. IDN Times

Berdasarkan evaluasi data-data yang ada, maka secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun dan relatif stabil terutama dalam dua minggu terakhir. Meski demikian, potensi terjadinya erupsi masih tetap ada sebagai pelepasan dari sisa energi untuk menuju kondisi kesetimbangan.

Jika tidak terjadi peningkatan pasokan magma kembali, maka erupsi yang dapat terjadi diperkirakan akan berskala kecil dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan berada di sekitar puncak Gunung Marapi, khususnya dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).

Untuk sebaran abu erupsi kata Muhammad Wafid, dapat terjadi sesuai dengan arah dan kecepatan angin. Namun demikian material erupsi yang jatuh dan sudah terendapkan di bagian puncak dan lereng Marapi, selama ini masih tetap berpotensi menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.

Oleh karena itu potensi bahaya dari aliran banjir lahar pada lembah, bantar aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Marapi harus tetap diwaspadai.

"Termasuk juga dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S tetap ada di area kawah dan puncak Marapi, juga harus diwaspadai," tutup Muhammad Wafid.

Baca Juga: Banjir Lahar Dingin Marapi Sumbar Terjang Sejumlah Wilayah

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya