Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital 

Konten yang relevan adalah kunci menangkan audiens #IMS2020

Jakarta, IDN Times – Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo mengatakan bahwa dirinya memiliki pemikiran bahwa sistem digital adalah sebuah gambaran dari masa depan. Hal itu, menurut Winston, karena saat ini masyarakat sedang berada di era disrupsi. Era disrupsi adalah sebuah fenomena penggeseran aktivitas-aktivitas dunia nyata ke dunia maya.

“Kenapa kita berpikir seperti itu? Bukan berarti TV akan hilang ya. Saya nanti akan sharing perspektif adalah keinginan orang untuk konsumsi konten informasi tidak akan pernah berubah dari zaman dahulu, mulai dari koran, surat, TV free to air, cable television, Netflix, digital. Digital ada beberapa disrupsi. Mulai dari Google Search sampai ke zaman social media,” ujar Winston saat menjadi pembicara di acara Indonesia Millennial Summit oleh IDN Times di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta pada Sabtu (18/1).

1. Televisi masih menduduki posisi nomor satu dari segi pencapaian audiens

Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital IDN Times/Panji Galih Aksoro

Meski dalam fenomena era disrupsi identik dengan media sosial, Winston mengatakan televisi tetap menduduki posisi nomor satu saat ini dari segi audiens. Ia menjelaskan, audiens televisi berada di angka 60 sampai 65 persen, sedangkan dunia digital bari memasuki 22 persen.

Hal itu dapat terjadi karena televisi sudah akrab dengan berbagai macam kalangan masyarakat selama beberapa dekade. Hal itulah yang belum bisa ditandingi oleh media digital.

“Kita hidup di Jakarta ngomongnya digital-digital semua, tapi the real indonesian adalah orang yang bukan tinggal di Jakarta. Karena less than 5 percent orang tinggal di Jakarta dan 95 persen tinggal di luar Jakarta,” ujar Winston.

Walaupun demikian, Winston melihat bahwa pencapaian digital saat ini masih memiliki kesempatan untuk mengalami peningkatan. Hal itu berjalan lurus dengan adanya peningkatan fasilitas infrastruktur internet dan telekomunikasi, bahkan peningkatan angka upah minimum regional (UMR), jelasnya.  

2. Masih belum terlambat untuk perluas capaian sistem digital

Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital IDN Times/Reynaldy Wiranata

Winston mengatakan, saat ini, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperluas capaian sistem digital. Era disrupsi yang nyata masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Masih ada waktu untuk melakukan tindakan. Menurut Winston, masih ada sekat yang membentang di antara dunia non-digital dan digital.

“Jadi sekarang ini for me digital belum ngapa-ngapain. The real disruption masih akan terjadi beberapa tahun lagi, beberapa tahun dari sekarang. Ketika ada orang bilang 'wah ketinggalan saya', enggak, belum mulai disrupsi ini. Ini baru akan dimulai karena lumayan ada gap antara digital maupun non-digital,” tutur Winston.

“Tapi trigger point yang mengarah ke situ kita bisa lihat market yang kayak di US, China, dan India dan key driver-nya atau trigger point-nya mengarah ke angka yang sama. Bila di US 2016 for the first time digital advertising surpass TV adversiting, 2019 tahun lalu digital adveristing surpassing every other traditional advertising,” tambahnya.

3. Memperhatikan kebiasaan konsumen adalah hal yang penting

Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital Open House IDN Media HQ (IDN Times/Uni Lubis)

Memperhatikan hal-hal fundamental seperti kebiasaan dari konsumen, kata Winston, adalah salah satu hal yang paling penting. Dengan demikian, lanjutnya, tidak akan terlambat bagi sebuah perusahaan media untuk mengenali dan memahami aktivitas apa yang menggambarkan konsumennya.

“Jadi kita udah lihat masa depan ya itu pasti. Dan sekarang pertanyaannya, what we can do about it? Theres no such thing as too late. Yang perlu kita lakukan adalah ya ngobrol ke user, melihat fundamental mereka tuh ngapain, mereka konsumsi seperti apa ya kita ikutin behavior mereka,” kata Winston.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah, media jangan hanya berfokus pada aktifitas orang-orang di Jakarta. Sebab, ungkapnya, masih ada wilayah-wilayah lain yang menyimpan 95 persen konsumen media.

“Tetapi perlu di make sure jangan ikutin orang-orang di Jakarta. Sekali lagi, orang Jakarta ini minoritas, gak nyampe 5 persen.The biggest problem in the media nowadays for me personally adalah only less than 5 percent people live in Jakarta, however 95 percent in the most media adalah, termasuk mungkin IDN yang perlu terus improve adalah tentang Jakarta,” tuturnya.

Baca Juga: Winston Utomo di IMS 2019: Media Salah Satu Penentu Kekuatan Negara

4. Melalui hyperlocal, IDN Media berambisi sebarkan konten yang relevan bagi masyarakat di seluruh Indonesia

Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital IDN Times/Reynaldy Wiranata

Hal itulah yang membuat IDN Media memiliki sebuah strategi hyperlocal. Ini adalah sebuah ambisi IDN Media untuk mencapai seluruh konsumen informasi yang ada di Indonesia, bukan hanya di Kota Jakarta. Dengan adanya hyperlocal, konsumen di berbagai daerah juga akan mendapatkan informasi-informasi yang relevan dengan kehidupannya, jelas Winston.

“Makanya itu di 2019 kalau ditanya apa stratgei IDN, cuma satu: hyperlocal. Our goal is how can we create relevant content, seperti Pak Anin bilang content is the key driver to media consumption. The more interest in content, the more relevant the content, the more enggage the audience will be. Kita sudah menemukan key driver tersebut, konten,” ujar Winston.  

Selain konten yang relevan, pengemasan informasi yang menarik juga harus menjadi fokus. Bukan hanya IDN Media, Winston mengajak seluruh media company untuk melakukan hal yang sama demi terwujudnya efek relevansi informasi secara maksimal untuk negara dan masyarakat.

“Ya udah sekarang challenge-nya adalah gimana kita buat konten ini semenarik mungkn, serelevan mungkin untuk orang bukan hanya di Jakarta tapi mulai dari Aceh samapi Papua. Jadi, that's the real thing yang kita harus lakukan media bersama-bersama, gak bisa cuma 1-2 aja tapi semua harus bergerak bersama-bersama karena whatever we do actually the one beneficial adalah the country and the society,” tuturnya

5. Bertranformasi ke dalam aplikasi, IDN Media harapkan berbagai informasi akan sampai ke masyarakat

Winston Utomo: Menuju Puncak Era Disrupsi, PR Besar Media Digital community.idntimes.com

Winston menjelaskan, saat ini IDN Media sebagai perusahaan media mengalami perubahan tesis dalam penerapannya. Winston mengakui bahwa IDN Media dapat menjadi besar karena sistem multiplatform. Tetapi, mulai tahun 2020, IDN Media akan bertranformasi ke dalam aplikasi.

Dengan kerangka berpikir tersebut diambil karena melalui aplikasi, kata Winston, berbagai informasi yang diinginkan oleh masyarakat sebagai konsumen diharapkan dapat terpenuhi.

“Jadi kita benar-benar 90 percent of our engineers sekarang hanya ngerjain IDN App. All product team hanya ngerjain IDN App. Teman-teman mau masuk sini harus pakai IDN App. So sekarang kita gunakan pulling methodology. Dari sudah push kuat dapat audiens, sekarang kita pull mereka masuk ke aplikasi IDN,” tutur Winston.

“Dan kita berharap dengan IDN App ini any kind information they want to consume it will be on the application, seperti itu sih,” tambahnya.

Winston menyampaikan pemaparan tersebut dalam sesi The Future of Media and Communication di panggung Visionary Leaders Indonesia Millennial Summit 2020.

Acara akbar tahunan yang berlangsung pada 17-18 Januari 2020 itu mengusung tema "Shaping Indonesia's Future". IMS 2020 menghadirkan 131 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Terdapat empat stage yang menampilkan pembicara berpengalaman di bidangnya masing-masing. Mulai dari stage Visionary Leaders (VL), Future is Female, Talent Trifecta dan Hijrah. Sebanyak kurang lebih 6.500 orang menjadi peserta di acara ini, sebagian besar ialah millennial dan Gen Z di Indonesia.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: IMS 2020: Anindya Bakrie Buka Rahasia Peluang Millennial di Digital

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya