Pengrajin Ketupat di Palembang Banting Harga Saat Pandemik
Nuriati menjual anyaman ketupat seharga Rp3 ribu per ikat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Tak lengkap rasanya saat lebaran tanpa sajian ketupat. Panganan khas nusantara selalu menemani tiap momen hari raya di atas meja. Beras yang dimasak dengan anyaman daun nipah atau pandan itu sering disantap setelah salat Id.
Meski jadi tradisi masyarakat waktu lebaran, kebiasaan makan ketupat sejak tahun lalu terasa kurang meriah. Pandemik COVID-19 ternyata turut memengaruhi euforia lebaran yang tak begitu berlangsung semarak.
Bahkan hal tersebut turut dirasakan pengrajin anyaman ketupat di Palembang. Puluhan tahun membuat ketupat dari daun nipah, bagi Nuriati pandemik virus corona membuat penghasilannya menjual ketupat turun drastis.
Baca Juga: Kue Nastar Jadi Buruan Warga Palembang Jelang Lebaran
1. Jual ketupat Rp3 ribu per ikat
Perempuan berusia 65 tahun tersebut sudah menganyam daun nipah menjadi ketupat dari tahun 1980-an. Ia bercerita, dahulu ketupat menjadi menu yang selalu dinanti saat lebaran, bahkan menjadi makanan favorit sebelum takbir berkumandang.
"Dari tahun kemarin karena pandemik, jual ketupat ini kami banting harga biar laku. Biasanya Rp10 ribu per renteng, sekarang laku dengan harga Rp3 ribu," ujar warga Jalan H Faqih Usman, Lorong Sdg Yucing, Kelurahan 3/4 Ulu.
Baca Juga: Varian Corona Asal India Sudah Masuk Sumsel Sejak Januari 2021