TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngabuburit Emak-emak di Palembang, Barang Bekas Jadi Harta Karun

Mereka membuat prakarya sambil menunggu waktu berbuka puasa

Karya handycraft handmade komunitas Sumsel Crafters (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Menunggu waktu buka puasa, atau dikenal dengan istilah ngabuburit, dapat diselingi dengan mengerjakan aktivitas positif. Membuat kerajinan tangan atau handycraft misalnya. Hal inilah yang dilakukan oleh emak-emak di Palembang.

Beranggotakan para perempuan kreatif, Komunitas Sumsel Crafter di Palembang ini menciptakan karya luar biasa dari barang-barang bekas yang tak terpakai. Bahkan hasil handmade mereka menjadi bernilai dan menghasilkan pundi-pundi uang.

Baca Juga: Cerita Anak Muda Palembang, Buat Situs Permudah Informasi COVID-19

1. Komunitas Sumsel Crafter terbentuk dari grup Facebook

Karya handycraft handmade komunitas Sumsel Crafters (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketua Sumsel Crafter, Ria Bulan Suci mengatakan, saat ini ada 55 anggota yang tergabung dalam komunitas yang baru terbentuk pada 23 Mei 2019 lalu. Sumsel Crafter sudah cukup banyak berkarya dengan kreasi unik dan bermanfaat.

"Tidak cuma ibu-ibu, yang masih muda juga ikut Sumsel Crafter. Soalnya anggota kita rata-rata pengrajin Palembang yang punya usaha rumahan. Walau belum lama tergabung, tapi tiap bulan selalu menyempatkan kopdar bahas ide-ide baru," kata dia kepada IDN Times, Minggu (3/5).

Ria menceritakan, Sumsel Crafter awalnya terbentuk dengan tidak sengaja dari pertemuan di grup Facebook. Mereka saling berbagi ide dan komentar positif tentang kerajinan tangan.

"Pertama kita gak saling kenal, tapi sering sharing di kolom komentar grup crafter. Akhirnya karena hobi sama, langsung merencanakam kopdar dan tukaran kontak," ujarnya.

2. Bahan bekas jadi harta karun bagi Sumsel Crafter

Karya handycraft handmade komunitas Sumsel Crafters (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sejauh ini, hasil kreasi Komunitas Sumsel Crafter sudah banyak dijual di pasaran. Beberapa karya mereka pun sudah masuk mal dan pameran-pameran di Palembang.

Menurut Ria, sasaran utama penjualan hasil karya Sumsel Crafter ditujukan untuk peralatan aksesori rumah tangga dengan model rustic, yang dalam satu hari pembuatan karya bisa menciptakan puluhan handycraft.

"Mengolah bahan bekas, yang mungkin kalau orang liat sampah, kita jadikan harta karun. Dari bahan dasar tutup botol, benang kiloan, kain bekas jahit, sedotan, dan banyak lagi bisa kita olah atau recycle jadi karya baru," jelasnya.

3. Satu karya handmade dijual seharga Rp10-Rp500 ribu

Karya handycraft handmade komunitas Sumsel Crafters (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ria menuturkan, beberapa kreasi Sumsel Crafter sudah mahir membuata kado mahar, wadah tisu, vas bunga, hiasan pintu kamar, tempat alat make up, gantungan tirai jendela, bingkai jam, dan banyak lagi.

"Per karya mulai dijual seharga Rp10 ribu hingga Rp500 ribu. Sistem pemasarannya dengan cara online lewat Pinterest. Karena handmade jadi barang kami limited edition," tuturnya.

Selama berkarya, kata Ria, hal tersulit adalah mendapatkan bahan utama handmade. Permasalahan lain adalah memunculkan ide. "Kalau bahan cari sendiri, kadang dikasih, kadang juga beli kain sisa. Tapi paling ribet kalau sudah kehabisan akal untuk karya baru," tambah dia.

Baca Juga: 10 Aksi #LulusJalurCorona Anak SMA Angkatan 2020, Bikin Ngakak!

Berita Terkini Lainnya