Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus

Kopi jadi gaya hidup Gen Z: "Gak Ngopi ,Gak Seru"

Intinya Sih...

  • Kopi menjadi gaya hidup Gen Z dan Millenials, dengan tempat ngopi yang menawarkan sensasi dan pemandangan menarik.
  • Kafe di Sungai Musi, Palembang menyediakan konsep 24 jam dengan cahaya lampu Jembatan Ampera sebagai daya tarik utama.

Palembang, IDN Times - Rada puyeng dan agak mual, sensasi yang disampaikan Cucihati ketika pertama kali mencoba menikmati minum kopi dan nongkrong di coffee shop apung di tepian sungai Musi, Palembang. Tempat ngopi yang dikenal dengan nama Kopi 16 Pro berada di Tepi Pasar 16 Ilir yang membelakangi sisi sungai terpanjang di Sumatra tersebut.

Uci panggilan akrab Cucihati merupakan salah seorang penikmat beragam jenis kopi. Tak hanya cita rasa, Uci juga selalu menikmati suasana di tempat ngopi yang ia kunjungi. Bermula dari penasaran, kini minum kopi jadi kebiasaannya sehari-hari.

"Gak ngopi, gak seru," kata dia kepada IDN Times.

Baca Juga: Resep Pindang Udang Khas Palembang yang Rasanya Autentik

1. Ngopi di bangunan apung bikin pusing namun menginspirasi ide kreatif

Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti ArusSensasi Minum Kopi di Pinggir Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Semilir angin ditemani pemandangan Jembatan Ampera menjadi salah satu keistimewaan menikmati kopi di Musi. Selain mengesankan, meminum secangkir kopi di sana juga memberikan insipirasi bagi mereka yang sedang mencari ide-ide kreatif.

Uci bercerita, walau perdana mencoba sedikit pusing karena lokasinya mengapung dan bergerak karena arus sungai, namun ia justru menemukan pikiran positif karena menghayati kondisi alam dan keindahan langit dari kedai pilihannya.

"Berasa tenang karena liat pemandangan di sini. Ikuti saja arusnya, nanti ketemu nyamannya (menikmati kopi di bangunan apung)," timpal dia.

2. Cahaya dari Jembatan Ampera bikin sensasi ngopi lebih asik saat malam hari

Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti ArusSensasi Minum Kopi di Pinggir Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kopi 16 Pro merupakan proyek coffe shop yang terwujud dari sekumpulan anak muda. Lima orang generasi millenial membangun Kopi 16 Pro berdasarkan survei gaya hidup dengan padu padan potensi alam di Palembang.

Palembang memiliki Sungai Musi yang jadi ikon kota, tetapi sejauh ini identitas Bumi Sriwijaya justru tak terlalu menonjol lewat kehadiran Sungai Musi. Padahal dari Sungai Musi, Palembang mampu menambah pendapatan ekonomi rakyat.

Hal tersebut menjadi bagian alasan kenapa tempat ini jadi salah satu lokasi favorit bagi anak muda dan hadir di Bumi Sriwijaya, sebab para pemilik ide pembangunan Kopi 16 Pro berharap Palembang makin eksis di wisata air dan menimbulkan kepedulian terhadap generasi muda.

Belum genap setahun hadir di Palembang, ternyata banyak generasi muda nan produktif antusias mencoba ngopi di sana. Rata-rata alasannya karena penasaran dengan sensasinya.

"Makan pempek di Pinggir Sungai Musi pernah, tapi kalau ngopi sekalian nongki, baru sekali ini. Pengen dari awal buka tapi baru kesampaian sekarang, ternyata asik juga apalagi kalau malem lihat lampu Jembatan Ampera," kata Sarah salah satu siswa SMA yang juga penikmat kopi.

3. Bangunan apung dilakukan dengan pemantapan struktur

Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti ArusSensasi Minum Kopi di Pinggir Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pembangunan kedai kopi ini tercipta lewat riset struktur yang dilakukan para pendirinya. Inspirasinya berawal dari melihat rumah apung di sekitar Sungai Musi kokoh meski telah belasan bahkan puluhan tahun berdiri.

Memastikan bangunan kedai apung aman dari arus sungai, pemilik pun melakukan perbandingan struktur dan mengurus perizinan ke pemerintah agar tempat usaha mereka tanpa hambatan dan berdiri dengan kondisi nyaman.

"Kita bikin dari nol, sudah izin urus pemerintahan. Pembangunan (bangunan apung) dibantu tukang dari Jalur (wilayah perairan) di Banyuasin," kata Rey salah satu owner Kopi 16 Pro Palembang.

Memilih tukang atau orang yang membantu bangunan rumah apung dari Jalur, Banyuasin, karena rumah di sana rata-rata dari bangunan apung dan wilayah tersebut memang menjadi daerah perairan terluas di Sumatra.

Bangunan apung ini sebelumnya dilakukan pemantapan struktur di bawah air. Hal itu agar bangunan tak bergeser, meski arus sungai cukup deras. Pemantapan struktur mulai dari memastikan kondisi papan serta drum kuat di dalam air.

"Jadi perakitan struktur bangunan seperti papan, besi dan atap dibuat di daerah 3 dan 4 ulu. setelah jadi baru dibawa ke lokasi pembangunan menggunakan ketek (perahu kecil)," timpalnya.

4. Lokasi bangunan apung melahirkan destinasi wisata baru

Sensasi Minum Kopi di Sungai Musi, Mengapung Mengikuti ArusSensasi Minum Kopi di Pinggir Sungai Musi, Mengapung Mengikuti Arus (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tak hanya mengklaim coffe shop-nya aman, Rey juga memilih lokasi pembangunan dengan sudut pandang paling simetris dan sejajar sampingan Jembatan Ampera sebagai ikon kota.

"Kita dapet viewnya dari sini karena memang yang ditonjolkan ya Jembatan Ampera)," ujar pria kelahiran 90-an itu.

Tak hanya mewujudkan wisata lewat Sungai Musi dan mengenalkan kopi asli Sumatra. Menjadi bukti jika sebenarnya lokasi wisata bisa tercipta dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada asal ada komitmen dan konsisten tinggi untuk melahirkan destinasi baru.

"Kopi ambil dari Semendo, Lahat. Memang rasanya gak diragukan. Kita ada roasting sendiri ada juga dari roasting di tempat lain," kata dia.

Buka 24 jam, Kopi 16 Pro memang makin ramai di waktu malam. Selain karena tidak panas, menikmati cahaya lampu dari Jembatan Ampera jadi sensasi berbeda. Hal menarik lain yang ditawarkan kedai kopi ini adalah kehadiran fotografer gratis bagi konsumen yang ingin mengabadikan momen minum kopi dekat Jembatan Ampera.

"Di sini gak hanya kopi, ada jug camilan lain. Harga mulai 18 ribuan. Makanan di sini memang targetnya untuk jadi pendamping kopi. Tapi ada juga minuman non kopi untuk anak-anak. Sekarang pengunjung lebih banyak memang Gen Z," jelasnya.

Baca Juga: Resep Bolu Kojo khas Palembang yang Lembut

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya