Kemarau Sumsel Tak Memengaruhi Produksi Pertanian di Lahan Rawa

Sumsel memiliki 399 lahan rawa produktif

Intinya Sih...

  • Sumsel memiliki keistimewaan dalam stabilitas hasil produksi pertanian di kondisi cuaca kemarau ekstrem
  • Lahan rawa di Sumsel terbagi dua jenis, yang masih bisa ditanami dan panen raya saat kemarau
  • Musim kemarau di Sumsel cukup tinggi, dengan curah hujan di bawah normal 50-100 mm per hari

Palembang, IDN Times - Sektor pertanian Sumatra Selatan (Sumsel) memiliki keistimewaan dalam stabilitas hasil produksi meski di kondisi cuaca kemarau ekstrem. Pemerintah menilai Sumsel mampu mempertahankan hasil panen komoditi unggul walau kemarau terjadi berkepanjangan.

"Sumsel agak berbeda dengan provinsi lain karena memiliki lahan rawa," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, Kamis (18/7/2024).

Baca Juga: Sektor Pertanian Sumsel Kesulitan Mendapat Modal dari Perbankan

1. Lahan rawa di Sumsel tetap produktif meski kemarau

Kemarau Sumsel Tak Memengaruhi Produksi Pertanian di Lahan RawaIlustrasi lahan rawa. (Pixabay.com/thomas871014)

Kekeringan ketika kondisi kemarau tak memengaruhi hasil produksi sektor pertanian karena lahan rawa di Sumsel terbagi dua jenis, yakni lahan rawa yang dapat dimanfaatkan untuk penanaman komoditas di lahan pasang surut dan lahan lebak.

"Sumsel memiliki lahan rawa yang masih bisa ditanami dan bisa panen raya saat kemarau," kata dia.

Baca Juga: Pertanian Sektor Tunggal Kenaikan Ekspor Sumsel di Februari 2024

2. Sumsel memiliki lahan pertanian 470 ribu hektar

Kemarau Sumsel Tak Memengaruhi Produksi Pertanian di Lahan RawaPetani membawa sabit yang ditaruh di bagian belakang. (Pixabay.com/fransoopatrick)

Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sumsel memiliki lahan pertanian seluas 470.602 hektar dengan lahan baku sawah 72,29 persen dan 339 lahan rawa.

"Lahan rawa ini ada dua jenis lahan pasang surut dan lahan lebak. Lahan lebak saat musim kemarau bisa sekali ditanami, apalagi lahan lebak ketika musim kemarau dia bisa ditanami," timpalnya.

3. Musim kemarau di Sumsel diprediksi BMKG berlangsung cukup tinggi

Kemarau Sumsel Tak Memengaruhi Produksi Pertanian di Lahan RawaDokumentasi Pribadi Tim KKNT IPB

Menurut Bambang dari analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, musim kemarau di Sumsel cukup tinggi. Curah hujan akan terjadi di bawah normal 50-100 mm per hari.

"Debit air hujan akan tidak cukup mengaliri sawah, namun kita sudah antisipasi masif dengan pompa air untuk tanaman sektor beras," jelas dia.

4. Lahan pertanian Sumsel bisa produksi penanaman dua kali

Kemarau Sumsel Tak Memengaruhi Produksi Pertanian di Lahan Rawailustrasi pertanian (unsplash.com/James Baltz)

Bambang menyebut musim kemarau di Sumsel bisa menjadi berkah tersendiri, karena jika di daerah lain lahan hanya bisa sekali penanaman. Kalau di Sumsel bisa dua kali yakni musim hujan dan musim kemarau.

"Tapi kita juga khawatir jika musim ini campuran el nino dan el nina. Jika el nina hujan cukup tinggi genangan cukup tinggi harus diwaspadai karena bisa merusak tanaman," katanya.

Baca Juga: Nilai Tukar Petani Sektor Perikanan di Sumsel Turun 0,75 Persen

Topik:

Berita Terkini Lainnya