Gubernur Sumsel : Tidak Semua Modernisasi Cocok untuk Indonesia

Hari UMKM Internasional 2019

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menyatakan,  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di pedesaan dan daerah-daerah di wilayah Sumsel lainnya, harus dibangun dan didukung agar bisa bersaing di era modernisasi.

"Pelaku UMKM tidak hanya ada di perkotaan saja. Kesempatan berkembang UMKM di desa juga punya peluang yang besar," kata Herman Deru, saat menghadiri Pembukaan Hari UMKM Internasional 2019 diselenggarakan International Council For Small Business Indonesia (ICBS) Wilayah Sumsel, di Hotel Grand Inna Daira Palembang, Selasa (2/7).

Baca Juga: Jaga Stamina Jamaah, Gubernur Sumsel Minta Utamakan Menu Bergizi

1. UMKM di pedesaan harus banyak di support

Gubernur Sumsel : Tidak Semua Modernisasi Cocok untuk IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Herman Deru melanjutkan, meski masih banyak permasalahan yang menghadang perkembangan UMKM di daerah, pihaknya tetap memberi support  yang tinggi.

"Memang masalahnya jangkauan sinyal listrik dan infrastruktur. Tapi kita harus mengeksplorasi berfikir bersama majunya UMKM. Salah satu cara kita memperbaiki transportasi daerah," ujarnya.

"Walau penerapan UMKM dilakukan secara digital dan modern, sebaiknya jangan sampai mengabaikan kalangan kecil. Misal buruh tani jadi terabaikan, karena adanya modernisasi alat combine pembenihan di sawah untuk memproduksi beras. Jatuhnya mengurangi pekerjaan ribuan tenaga kerja. Makanya, tidak semua modernisasi cocok untuk Indonesia," sambungnya.

2. Angkat kapasitas dan kualitas produk UMKM agar dikenal internasional

Gubernur Sumsel : Tidak Semua Modernisasi Cocok untuk IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Ketua ICBS Wilayah Sumsel, J. Riyanthony mengatakan, adanya ICBS dalam UMKM ini untuk membangun jaringan, dan mengupayakan hal-hal konkrit dalam mengatasi permasalahan, termasuk permodalan dan akses fasilitas.

"Para pelaku UMKM ini, agar bisa dipasarkan secara internasional, harus mengangkat  kapasitas dan kualitas produk. Kemudian, kredibilitas UMKM bisa dijual ke pasar global. Dengan memulai edukasi pelatihan sesuai peminat kerajinan," katanya.

"Membangun dengan sistem kemitraan bukan saja dari CSR. Maka kepada seluruh perusahaan, sebaiknya menggerakkan power instansi vertikal dan BUMN, dan sama-sama arahkan ke kota dan desa," tukasnya.

3. Kawasan Dekranasda jadi pusat galeri

Gubernur Sumsel : Tidak Semua Modernisasi Cocok untuk IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Menurut J. Riyanthony, di Sumsel sendiri saat ini sudah lebih dari 100.000 UMKM yang terdaftar. Untuk membangun UMKM di Sumsel, yakni dengan program melibatkan industri membuat kawasan terpadu seperti pusat galeri.

"Contoh di Pasuruan, terlaksana dengan bantuan CSR yang melibatkan 40 orang UMKM. Nanti di sini (Sumsel) ada program yang sudah disetujui pemprov untuk menggarap penataan dekranasda Jakabaring menjadi pusat galeri. Akan dibuat wisata keluarga budaya dan kuliner. Sudah dalam tahap penyelesaian dengan konsep," katanya.

"Untuk pelaksanaan lebih lanjut nanti ada revitalisasi Dekranasda pada 10 Juli, dengan temu UMKM dan pemberian penghargaan dekranasda menuju UMKM internasional kepada seluruh UMKM Sumsel yang ikut," ungkapnya.

4. Mulai dengan kualitas pembenahan hasil produk UMKM

Gubernur Sumsel : Tidak Semua Modernisasi Cocok untuk IndonesiaIDN Times/Feny Maulia Agustin

Disinggung mengenai, tanggapan UMKM yang kerap dipandang sebelah mata. Riyanthony mengatakan permasalahan utamanya adalah hasil produksi yang tidak sesuai ekspetasi konsumen.

"Gini saat proses penilaian seleksi produknya baik, tapi saat dipasarkan diperjualkan produknya malah mengurangi kualitas dan mengejar harga murah. Pelaku yang lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas. Hal ini yang menjadi pengaruh UMKM kadang mungkin dinilai sebelah mata. Tapi keseluruhan pandangan tersebut tidak ada keluhan sampai saat ini," tandasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya