Digitalisasi Sistem Pembayaran Menjadi Penunjang Ekonomi Daerah

Digitalisasi dan sistem pembayaran ciptakan ekonomi positif

Intinya Sih...

  • Digitalisasi ekonomi didorong oleh Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan perkembangan ekonomi daerah.
  • Penerapan kebijakan transformasi masif sistem pembayaran dan digitalisasi membutuhkan dukungan publikasi media massa dan koordinasi stakeholder.
  • Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi kian membaik sepanjang 2024 dengan peningkatan pengguna digitalisasi dan sistem pembayaran, terutama dari kalangan Gen Z dan Millenial.

Palembang, IDN Times - Kemajuan teknologi tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi negara. Perluasan digitalisasi memegang peran penting dalam peningkatan perkembangan ekonomi daerah. Bank Indonesia (BI) pun berupaya menerapkan keterkaitan tersebut dalam kebijakan tranformasi masif jangka pajang.

"Sistem pembayaran jadi sisi krusial ekonomi dan ini sudah terbukti saat 2019 lalu. Saat pandemik COVID-19, ekonomi turun bahkan secara global memburuk. Tetapi karena kita sudah menerapkan (kebijakan transformasi), ekonomi tetap tumbuh walau dalam kondisi tidak baik," ujar Kepala BI Perwakilan Sumsel, Ricky Perdana Gozali saat kegiatan Capacity Building di Bandung, Rabu (22/2/2024).

Baca Juga: BI Sumsel Minta Pemda Jaga Tiga Mesin Utama Ekonomi Menghindari Resesi

1. Stakeholder berperan dalam transformasi masif jangka panjang sistem pembayaran

Digitalisasi Sistem Pembayaran Menjadi Penunjang Ekonomi DaerahCapacity Building Bank Indonesia Sumsel di Bandung, Rabu (22/2/2024)

Penerapan kebijakan transformasi masif sistem pembayaran dan digitalisasi dapat berjalan dengan adanya dorongan dan bantuan publikasi media massa, serta peran penting komunikasi terhadap semua stakholder terkait, termasuk dukungan dari jurnalis.

"Semua stakeholder di negeri kita berperan dan komunikasi sangat penting untuk menjalankan kebijakan. Koordinasi pembangunan infrastruktur merupakan ujung tombak keberhasilan menyelesaikan fungsi dan tugas yang diemban," kata dia.

Baca Juga: Pasar Digital Hadir di Tiap Kecamatan, Warga Palembang Bayar Cashless

2. Kemajuan ekonomi daerah ditopang pelaku UMKM dan sektor pariwisata

Digitalisasi Sistem Pembayaran Menjadi Penunjang Ekonomi DaerahCapacity Building Bank Indonesia Sumsel di Bandung, Rabu (22/2/2024)

Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel M. Latif menambahkan, kesuksesan kemajuan ekonomi daerah ditopang dengan konsistensi kebijakan jangka panjang. Dalam hal ini, Bank Indonesia berperan mendorong hirilisasi sektor ekonomi.

"Dan saat ini sawit serta batu bara Sumsel jadi kuncinya," kata Latif.

Kemudian sokongan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) turut menjadi pondasi ekonomi untuk bertahan dalam situasi bisnis moneter, serta dan sektor pariwata daerah yang berkembang ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi positif.

"Pariwisata kalau berkembang semua sektor maju dan Sumsel berpotensi," jelas dia.

3. Bank Indonesia optimis 2024 ekonomi tumbuh positif

Digitalisasi Sistem Pembayaran Menjadi Penunjang Ekonomi DaerahCapacity Building Bank Indonesia Sumsel di Bandung, Rabu (22/2/2024)

Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi kian membaik sepanjang 2024. Namun tetap harus waspada agar indikator ekonomi positif. Yakni konsisten memerhatikan kenaikan harga atau inflasi terkendali serta mengantisipasi perkembangan moneter global.

"Eropa saat ini mulai keliatan krisis, dan jika ekonomi memburuk secara global, akan bergerak menembus ke nasional. Ditambah sisi ekonomi Israel dan Ukraina masih belum pulih," timpal dia.

4. Pengguna pembayaram non tunai mencapai 196 juta didominasi Gen Z dan millenial

Digitalisasi Sistem Pembayaran Menjadi Penunjang Ekonomi DaerahCapacity Building Bank Indonesia Sumsel di Bandung, Rabu (22/2/2024)

Berdasarkan data Bank Indonesia, sistem pembayaran non tunai dan metode QRIS saat ini kian diminati masyarakat. Kalangan pengguna transaksi cashlees dominan Millenial dan Gen Z.

Angka pengguna digitalisasi dan sistem pembayaran untuk e-commerce per Februari 2024 mencalapai 196 juta pengguna dengan rincian pengguna sosial media 167 juta dan 60 persen diantaranya pengguna aktif.

Sementara dari sisi investor pasar modal, Bank Indonesia mencatat 57,04 persen pemilik merupakan Gen Z dan Millenial. Saat ini kalangan muda sangat berpotensi dalam pertumbuhan ekonomi terutama potensi economic boom ekonomi nasional 2026-2027.

Baca Juga: 3 Daerah Sumsel Populer Bertransaksi Produk Digital di Tokopedia

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya