TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konsep Home Office Jadi Tren Perumahan dan Properti 2021

Geliat sektor properti sempat anjlok pertengahan 2020

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Sumsel, Endang Wasiati Wierono (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Sektor properti nasional sempat mengalami kemunduran ekonomi, bahkan transaksinya anjlok pada pertengahan 2020. Pada awal 2021, pelaku properti mulai berbenah dan berinovasi melakukan riset agar tren properti primary dan secondary kembali membaik.

Menurut Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Sumsel, Endang Wasiati Wierono, popularitas desain perumahan tahun 2021 dominan menyesuaikan kondisi pasca pandemik COVID-19 dengan mengedepankan kesan new normal.

"Desain populer new normal atau adaptasi kebiasaan baru menjadi rancangan inovasi developer saat ini. Nanti konsepnya akan banyak bertema Home Office," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (20/1/2020).

Baca Juga: Untung dan Rugi Investasi di Properti, Cek Dulu Sebelum Membeli Ya

1. Perumahan wajib memberi space outdoor

Ilustrasi perumahan. (Dok. Kementerian PUPR)

Perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ditektur Marketing and Merchandise PS Palembang ini menilai, sebuah kawasan perumahan yang sedang dalam proses pembangunan atau tahap perancangan sepatutnya sudah memberikan konsep ruang terbuka.

"Berikan space outdoor atau ruang publik, dan yang pasti di sebuah kawasan perumahan harus ada cuci tangan atau wastafel di halaman depan. Desain tepat tahun ini dengan pembuatan rumah tetapi konsepnya ngantor di rumah. Karena saat ini tren work from home masih terus bergerak," kata dia.

2. Properti di Sumsel anjlok mulai Mei-Juni 2020

Ilustrasi Perumahan (IDN Times/Arief Rahmat)

Endang menerangkan, pandemik COVID-19 menjadi pukulan berat bagi pelaku properti dan bisnis. Kendati demikian, bukan berarti industri properti tidak melakukan pembaruan dan stagnan di tempat. Justru keadaan yang sempat anjlok adalah motivasi untuk tetap bertahan di tengah kesulitan.

"Properti anjlok di bulan Mei sampai Juni 2020, awal Maret dan April kita masih ada transaksi. Tapi setelahnya ya turun sekali. Namun kita setelah itu ada perbaikan. Tentunya developer harus pandai memilih desain saat riset sehingga industri kita berkembang kembali," teragnya.

3. Geliat market properti mulai terlihat akhir 2020

Ilustrasi perumahan. (Dok. Kementerian PUPR)

Secara rata-rata meski pembelian properti di Sumsel merosot drastis. Namun per tahun 2020 paling rendah transaksi jual beli masih ada sebanyak 200 unit rumah dalam satu kawasan perumahan. Angka tersebut menunjukkan sektor properti tetap menggeliat walau rendah peminat.

"Dari akhir 2020 geliat market sudah ada optimisme dan trennya mulai naik. Meskipun pertengahan kita akui merosot sekali. Saya lihat 2021 lebih optimis ya, karena satu kita sudah ada vaksin, kemudian pemerintah juga mengeluarkan stimulus perpajakan," jelas dia.

Baca Juga: Longsor di Sumedang, Menteri PUPR: Ngeri Lihat Perumahan di Lereng

Berita Terkini Lainnya