TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Saran BI pada Pemprov Sumsel untuk Turunkan Angka Kemiskinan

Selama ini Pemprov Sumsel lebih kejar sektor industri 

Suasana di Bank Indonesia Wilayah Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan (Sumsel), Hari Widodo menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel masih punya pekerjaan besar yang harus menjadi prioritas, yakni menurunkan angka kemiskinan. Walaupun, bahwa ekonomi Sumsel menunjukkan kinerja yang baik. 

"Perkonomian Sumsel tumbuh dengan baik, pada triwulan ketiga di angka 5,67 persen, yang artinya di atas nasional yg tumbuh 5,02 persen. Inflasi juga rendah dan stabil, yang secara tahunan tercatat sebesar 2,06 persen. Nah yang menjadi catatan adalah prioritas untuk menurunkan kemiskinan, agar pertumbuhan lebih berkualitas," ujar dia kepada IDN Times, Senin (6/1)

1. Pertumbuhan ekonomi Sumsel terbantu lewat kucuran KUR

Suasana transaksi di Bank Indonesia Wilayah Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Hari mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga terbantu lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikucurkan perbankan. Hanya saja, penyalurannya tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan regulasi, seperti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Sumsel masih ada room dalam ekspansi kredit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya kredit untuk UMKM, berpotensi mengurangi angka kemiskinan melalui kewirausahaan, terutama untuk level mikro," ungkap dia.

Baca Juga: Bank Indonesia Wilayah Sumsel Musnahkan 6.900 Lembar Temuan Uang Palsu

2. Selama ini Sumsel lebih membidik pertumbuhan ekonomi pada sektor industri

Suasana di Bank Indonesia Wilayah Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Hari menerangkan, dari data OJK, selama ini Sumsel lebih banyak membidik ekonomi di sektor industri karet, kelapa sawit, dan batu bara. Padahal, penyaluran kredit berpeluang besar dalam memberikan kontribusi ekonomi daerah.

Pada pertengahan semester 2019 saja, penyaluran kredit dari kelompok kredit rumah tangga tembus hingga 60 persen, dengan pergerakan kredit rumah tangga tumbuh di angka 4,27 persen dibandingkan kredit korporasi yang tumbuh sebesar 4,21 persen.

"Itulah mengapa penyaluran dana melalui KUR ke daerah penting untuk terus disosialisasikan. Sekarang para pemangku kepentingan sudah melakukan hal tersebut. Karena usaha rumah tangga punya potensi untuk peningkatan ekonomi. Namun, penyaluran kredit juga perlu memperhatikan kelancaran pembayarannya,"  terang dia.

Berita Terkini Lainnya